Perilaku bergerak Perilaku makan Perilaku kawin

persaingan dan berkerjasama untuk mendapatkan makanan, tempat berlindung, dan pasangan untuk kawin Alikodra 2002. Suratmo 1979 menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku satwa disebut sebagai rangsangan. Aktifitas yang ditimbulkan oleh rangsangan disebut dengan respon. Setiap perilaku satwa memiliki rangsangan primer yaitu rangsangan yang dapat menimbulkan respon tanpa adanya pengalaman lebih dahulu Alikodra 2002.

2.4.1 Perilaku bergerak

Tokek merupakan satwa yang aktif di malam hari nocturnal Cogger dan Zweifel 2003. Nama tokek diambil dari suara khas yang dikeluarkan oleh tokek itu sendiri yang berbunyi tokek…tokek…tokek Susilo Rahmat 2010. Tokek memiliki kebiasaan menjilati mata bila kotoran menempel hingga bersih Cogger Zweifel 2003. Tokek akan melepaskan ekornya autotomi bila dalam keadaan terdesak, hal itu dilakukan untuk mengelabui musuhnya. Melepaskan ekornya juga merupakan salah satu cara tokek untuk berlari dengan cepat. Ekor akan tumbuh sekitar 3 minggu kemudian dan akan kembali seperti bentuk semula dalam waktu 4 bulan Susilo Rahmat 2010. Tokek akan mengalami proses ganti kulit setiap satu bulan sekali. Proses ganti kulit memerlukan energi yang cukup besar sehingga pada saat proses ini tokek banyak berdiam diri dan tidak aktif. Proses pergantian kulit diawali dengan berubahnya warna tubuh menjadi lebih keputihan dan lama-lama menjadi memudar. Dalam proses ini terdapat 2 bagian yaitu proses penglupasan kulit dan pergantian kulit. Proses penglupasan kulit terjadi selama 7-9 hari. Interval ganti kulit terjadi selama 3-6 minggu sekali pada tokek usia 2 tahun Susilo Rahmat 2010.

2.4.2 Perilaku makan

Tokek memangsa hewan yang ukuran tubuhnya lebih kecil. Sebagian besar tokek mencari makan di malam hari Cogger Zweifel 2003 dalam Endarwin 2006. Tokek juga memiliki kebiasaan memakan kulit yang dilepaskannya Halliday Adler 2000 dalam Endarwin 2006.

2.4.3 Perilaku kawin

Perilaku kawin merupakan hubungan yang dilakukan oleh satwaliar jantan dan betina dewasa Alikodra 2002. Tokek merupakan satwa yang memiliki jalinan hubungan erat dan permanen diantara jantan dan betinanya J. Craigh Venter Instistute 2009. Proses kopulasi tokek ditandai dengan posisi betina berada di bawah dan jantan berada di atas. Sebelum terjadi kopulasi biasanya kedua tokek atau cicak saling mengibaskan ekornya dan jantan lebih aktif mengelilingi betina. Proses kopulasi sangatlah singkat. Bila proses tersebut sudah terjadi biasanya betina akan selalu menghindar dan menjauh dari pejantan Susilo Rahmat 2010.

2.5 Penangkaran