Uji Chi Square Pengolahan dan Analisis Data

H 1 : adanya perbedaan antara tingkat kepuasan pasien Askes dengan pasien Non Askes terhadap pelayanan di kelas I Mawar RS PMI Bogor. Kriteria pengujian: t hitung ≤ t tabel  tidak signifikan; Ho diterima, H 1 ditolak t hitung t tabel  signifikan; Ho ditolak, H 1 diterima

3.5.6 Uji Chi Square

Uji Chi Square merupakan salah satu uji statistik yang digunakan untuk menguji keselarasan, dimana pengujian dilakukan untuk memeriksa kebergantungan dan homogenitas dari suatu data. Pengujian ini menggunakan crosstab tabulasi silang yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Uji Chi Square ini akan mengamati secara lebih detail tentang ada atau tidaknya hubungan antara karakteristik responden Askes dan Non Askes dengan kinerja pelayanan. Rumus statistik Chi Square menurut Nazir 2009 adalah: 2 = � − � 2 � … 7 Keterangan: 2 = Chi Square � = Frekuensi hasil observasi � = Frekuensi yang diharapkan Hipotesis: H : Tidak ada hubungan antara karakteristik responden dengan kinerja pelayanan. H 1 : Ada hubungan antara karakteristik responden dengan kinerja pelayanan. Jika 2 hitung 2 tabel atau nilai nyata sig α = 5, maka H ditolak dan H 1 diterima. Sebaliknya jika nilai 2 hitung 2 tabel atau nilai nyata sig α = 5, maka H diterima dan H 1 ditolak. Uji Chi Square dalam penelitian ini digunakan sebanyak dua kali, yang pertama digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara karakteristik responden Askes dengan kinerja pelayanan. Kedua yaitu mengetahui apakah ada hubungan antara karakteristik responden non Askes dengan kinerja pelayanan. Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Umum RS PMI Bogor

Rumah Sakit PMI Bogor merupakan rumah sakit swasta di wilayah Kota Bogor yang dimiliki oleh Perhimpunan Palang Merah Indonesia. Pada awalnya RS PMI Bogor didirikan atas prakarsa kelompok sosial orang-orang Belanda di kota Bogor tahun 1931 dan pengelolannya diserahkan kepada NERKAI Nederlansch Rode Kruis Afdeling Van Indonesie. Antara tahun 1942-1945 rumah sakit dikuasai oleh Jepang, namun setelah Jepang kalah perang pengelolaan rumah sakit kembali ke tangan NERKAI. Setelah Indonesia merdeka, rumah sakit tersebut dihibahkan kepada Pengurus Palang Merah Indonesia Cabang Bogor dan diberi nama Rumah Sakit Kedung Halang. Pada tahun 1951 rumah sakit tersebut diserahkan kepada Markas Besar Palang Merah Indonesia dan berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Palang Merah Indonesia RSU PMI Bogor. Untuk mengelola RSU PMI Bogor dibentuk Yayasan Rumah Sakit Umum PMI Bogor pada tahun 1964, yang kemudian dibubarkan pada tahun 1966. Sejak diserahkan kepada Markas Besar Palang Merah Indonesia, RSU PMI Bogor ditunjuk sebagai sumah sakit umum yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit kepada masyarakat Bogor dan sekitarnya. Oleh karena itu, pada tahun 1965 RSU PMI Bogor bekerjasama dengan RS Cipto Mangunkusumo dalam bentuk bantuan tenaga medis dan paramedis dari RSCM di RSU PMI Bogor. Dalam memberikan pelayanan kepada pasien RSU PMI Bogor menyediakan ruang perawatan kelas III sal dan kelas II 2 tempat tidur per kamar. Seiring dengan perkembangan kegiatan di RSU PMI Bogor dan ijin tetap penyelenggaraan rumah sakit yang telah dimiliki sejak tahun 1992, RSU PMI Bogor menambah ruang perawatan kelas II, kelas I, dan kelas VIP. Pada tahun 1999 dibuka ruang perawatan Paviliun Melati, ruang perawatan Kelas I dan Kelas II Mawar, Paviliun Anggrek I dan II, Instalasi Bedah Sentral, dan Pusat Diagnostik.