yang lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat
bentuk tiga dimensi benda yang diamati. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja
preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan
transformator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan
pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus.
24
2.9 Uji Kekerasan Shore Test
Kekerasan Hardness merupakan salah satu sifat dari bahan untuk menahan perubahan
bentuk. Pengujian
kekerasan tidak
memberikan data atau skala yang akurat dalam pengukuran terutama pada logam dan material
buatan. Metode yang digunakan biasanya untuk mengukur kedalaman lekukan yang
ditinggalkan indentor.
25
Shore Scleroscope
Test bertujuan
mengukur kekerasan yang berkaitan dengan elastisitas bahan. Semakin keras sampel maka
semakin tinggi pantulannya. Uji shore diukur dengan alat yang disebut Durometer
Hardness.
26
Pengujian shore A bisa juga menggunakan Hardness Tester Zwick Shore A
Lampiran 3.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di
Laboratorium Biofisika Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam-Institut Pertanian Bogor, pada bulan Mei 2011 sampai Januari 2012. Pembuatan
sampel dilakukan di Laboratorium Biofisika Departmen Fisika FMIPA-IPB. Pengujian
struktur
dengan karakterisasi
X-Ray Diffraction
XRD dan pengamatan dengan mikroskop optik stereo dilakukan di
Laboratorium Badan Tenaga Nuklir Nasional Batan,
Serpong, Tangerang
Selatan. Pengujian struktur dengan Fourier Transform
Infrared Microscopy
dilakukan di
Laboratorium Analisis FTIR Departemen Fisika, FMIPA-IPB. Pengujian sifat kekerasan
dilakukan di Laboratorium Badan Tenaga Nuklir Nasional Batan, Pasar Jum’at, Lebak
Bulus, Jakarta Selatan.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini yaitu cangkang telur ayam
sebagai sumber kalsium, diamonium hidrogen fosfat NH
4 2
HPO
4
pro analis Merck, dan kitosan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas
Perikanan IPB. Bahan pendukung lain yang digunakan yaitu aquades, aquabides, dan asam
asetat.
Alat yang digunakan terdiri dari dua kelompok, peralatan yang digunakan untuk
pembuatan sampel dan pengujian sampel. Peralatan pembuatan sampel terdiri dari
magnetic stirrer , ultrasonic processor, hot
plate , neraca analitik, termometer digital,
furnace, inkubator, buret 100 mL, gelas kimia, mortar, pipette Mohr, vakum, dan kertas
saring whatman
40. Karakterisasi
menggunakan X-Ray Diffraction XRD, Fourier Transform Infrared Spectroscopy
FTIR, dan Mikroskop Optik Stereo. Uji Mekanik mengunakan Hardness Tester Zwick
Shore A
ISOR 868.
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Sintesis Hidroksiapatit
Proses ini diawali dengan kalsinasi cangkang telur untuk memperoleh senyawa
kalsium. Cangkang telur dibersihkan dari membran dan kotoran makro dengan
menggunakan aquades.
Selanjutnya, dikeringkan pada suhu ruang dan dikalsinasi
pada suhu 1000
o
C selama 5 jam dengan laju kenaikan suhu 5
o
Cmenit.
7
Senyawa Hidroksiapatit diperoleh dengan mereaksikan prekursor kalsium Ca dan
prekursor fosfat PO
4
. Prekursor Ca diperoleh dari hasil kalsinasi cangkang telur. Prekursor
PO
4
diperoleh dari senyawa NH
4 2
HPO
4
. Masing-masing prekursor dilarutkan dalam
aquabides.
7
Kedua prekursor direaksikan dengan metode presipitasi, yaitu dengan cara
meneteskan 200 ml larutan 0,18 M NH
4 2
HPO
4
ke dalam 200 ml suspensi 0,3 M Ca dari hasil kalsinasi cangkang telur.
Presipitasi dilakukan pada suhu 37
o
C larutan diaduk dengan magnetic stirrer dan hasilnya
diendapkan selama 24 jam pada suhu ruang. Presipitat disaring dengan kertas saring
dengan menggunakan bantuan vakum untuk mempercepat proses penyaringan. Kemudian
dikeringkan pada suhu 110
o
C selama 5 jam dan disintering pada suhu 900
o
C selama 5 jam, yang akan menghasilkan serbuk Hidroksiapatit
HAp.
7
3.3.2 Pembuatan Komposit HApkitosan
Pembuatan komposit HApkitosan dilakukan
metode kompaksi
dingin. Hidroksiapatit dicampurkan dalam aquabides
menggunakan ultrasonik processor selama 2 jam dengan amplitudo 40. Larutan kitosan
2 bv dibuat dengan melarutkan serbuk kitosan dalam asam asetat 3 vv dengan
menggunakan hot stirrer pada 300 rpm, 50
o
C selama 1 jam. Kemudian kedua larutan
dicampurkan dengan menggunakan hot stirrer pada 300 rpm, 50
o
C selama 1,5 jam. Selanjutnya sampel dikeringkan dalam
inkubator pada suhu 60
o
C selama 15 jam. Dalam
pembuatan HApkitosan,
dilakukan 6
variasi perbandingan
hidroksiapatit dan kitosan. Perbandingan komposisi hidroksiapatit HAp dan kitosan
C adalah 90:10, 80:20. 70:30, 60:40 dan 50:50. Kemudian sampel dibuat dalam bentuk
padatan dengan dikompaksi pada tekanan 4000 psi atau 27579 kPa.
3.3.3 Karakterisasi dengan XRD
Untuk mengetahui
fasa komposit
HApkitosan dilakukan
karakterisasi menggunakan difraksi sinar-X. Alat yang
digunakan adalah Shimadzu XRD 610, sumber target CuKα λ= 1.54056 Angstrom. Sebelum
dikarakterisasi sampel ditempelkan pada holder yang berukuran 2x2 cm
2
pada difraktometer. Pada pengamatan ini dilakukan
pengukuran difraksi sinar-X pada rentang 10- 70
o
dengan laju 0,01
o
per detik.
3.3.4 Karakterisasi dengan FTIR
Sampel yang sudah berbentuk pelet dipotong sedikit dan ditumbuk menjadi
serbuk. Kira-kira dua milligram sampel yang suda dihaluskan dicampur dengan 100 mg
KBr. Hasil pencampuran sampel dengan KBr dikompaksi menjadi pelet tipis. Pelet diuji
pada bilangan gelombang 400-4000 cm
-1
, KBr selalu disertakan pada setiap pengukuran
untuk menghilangkan serapan latar belakang
3.3.5 Karakterisasi dengan Mikroskop
Stereo
Pengamatan morfologi
sampel menggunakan mikroskop optik stereo. Sampel
diletakkan diatas meja preparat, kemudian sampel diamati dengan perbesaran 16 kali.
Dilakukan pengambilan gambar secara manual dengan kamera digital setelah
fokus didapatkan dengan baik. Dilakukan beberapa
kali pengulangan sampai mendapatkan gambar yang terbaik.
3.3.6 Pengukuran Kekerasan dengan
Shore A Test
Pengukuran tingkat kekerasan sampel menggunakan perangkat uji shore yaitu
Hardness Tester Zwick Shore A ISOR 868.
Sampel diletakkan diatas meja alas dengan permukaan yang rata. Alat uji kekerasan Zwick
Shore A diletakkan diatas sampel, kemudian
beban seberat 1 kg yang berfungsi sebagai indentor diletakkan diatas alat uji selama 12
detik. Selanjutnya sample diukur nilai kekerasannya.
Besar nilai
kekerasan ditentukan dari skala yang ditunjuk pada jarum
yang bergerak dalam alat tersebut. Nilai skala uji shore A berkisar antara 0-100.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Sintesis HAp
HAp merupakan material implan tulang yang bersifat bioaktif dan osteokonduktif
sehingga dapat merangsang pertumbuhan sel tulang baru di sekitar implan tulang.
7
Dalam pembuatan HAp diperlukan kalsium dan
fosfat. Dalam penelitian ini sumber kalsium diperoleh dari kalsium oksida CaO yang
berasal dari cangkang telur ayam. CaO didapat dari hasil kalsinasi cangkang telur pada suhu
1000
o
C selama 5 jam.
5
Adapun reaksi dari pembentukan CaO melalui proses kalsinasi
dapat dilihat pada persamaan di bawah ini: CaCO
3s
CaO
s
+ CO
2g
CaO dari hasil kalsinasi cangkang telur dicampurkan dengan fosfat dari NH
4 2
HPO
4
dalam proses presipitasi. Hasilnya diendapkan selam 24 jam dan dikeringkan pada suhu
110
o
C selama 5 jam dan disintering pada suhu 900
o
C selama 5 jam, yang akan menghasilkan serbuk Hidroksiapatit HAp.
Dalam penelitian ini, perbandingan konsentrasi kalsium dan fosfat adalah 1,67 dan
temperatur pada saat proses presipitasi 37
o
C sesuai dengan temperatur fisiologi tubuh.
Bedasarkan penelitian sebelumnya, untuk mendapatkan HAp murni konsentrasi yang
digunakan 0,3 M Ca dan 0,18 M P.
7
4.2 Komposit HApkitosan
HAp bersifat britlle mudah rusak sehingga HAp tidak dapat digunakan pada
implan tulang. Pada aplikasinya HAp murni digunakan sebagai bone filler pada tulang
dengan kerusakan kecil.
7
Pada implan tulang, perlu
ditambahkan polimer
untuk meningkatkan sifat mekanik. Dalam penelitian
ini, HAp dicampurkan dengan kitosan untuk membentuk komposit. Penambahan kitosan
diharapkan dapat mengurangi sifat britlle pada HAp sehingga menghasilkan komposit yang
tahan terhadap tekanan dan biodegradabel. Kitosan berperan sebagai tempat tumbuh
1 Psi = 6 894,76 Pa= 6,8948 kPa