42
Sejak dipimpin oleh Ibu Euis S. Djohan, kebijakan PT Taufan Fish Farm menetapkan sistem bagi hasil profit share antara Euis S. Djohan dengan
Gunawan Widjaya dengan persentasi 40:40 persen. Keuntungan sebesar 20 persen disisihkan PT Taufan Fish Farm untuk melakukan riset dan pengembangan usaha
ikan khususnya ikan hias. Arus kas keluar sebagian besar digunakan untuk melakukan pembelian
ikan dari para petani pemasok ikan, karena petani menginginkan sistem pembayaran secara cash and carry. Pembayaran cash and carry adalah sistem
pembayaran produk langsung saat produk berada ditangan konsumen.
5.4 Unit Bisnis
Terdapat beberapa unit bisnis yang ada pada PT Taufan Fish Farm, yaitu: 1. Supplier Ikan Hias
PT Taufan Fish Farm melakukan kegiatan bisnis sebagai supplier berbagai jenis ikan hias. Unit bisnis ini sudah berjalan dari awal perusahaan tersebut
berdiri. 2. Budidaya Ikan Hias
Budidaya ikan hias dan ikan konsumsi dijalankan PT Taufan Fish Farm di farm yang berlokasi di komplek Barangsiang Indah dan Maseng, sebagian ikan
hias juga dipelihara di unit Kedung Halang. Adapun jenis ikan hias dan ikan konsumsi yang dibudidayakan antara lain adalah ikan tetra, maanvis, platydoras,
ctenopoma, lobster, patin, konggo albino, kafiat bangkok, discus, perot chery, bala shark, pink tail, charasian, dan bawal.
3. Penjualan Sarana Produksi Perikanan Unit bisnis penjualan sarana produksi perikanan berlokasi di unit
Kedunghalang. Barang-barang sarana produksi perikanan didatangkan dari pemasok dan disimpan di dalam gudang penyimpanan. Barang-barang sarana
produksi perikanan yang dijual oleh PT Taufan Fish Farm dapat dilihat pada Tabel 10.
43
Tabel 10. Sarana Produksi yang dijual di PT Taufan Fish Farm Tahun 2010
No Jenis Barang
Satuan 1
Cacing Darah Beku Kilogram
2 Cacing Sutera
Gelas Takar 3
Kutu Air Beku Kilogram
4 Artemia
Kilogram 5
Pelet Kilogram
6 Pompa Air Akuarium
Unit 7
Lampu Neon Akuarium Unit
7 Mesin Pompa Udara
Unit 8
Obat-obatan Cair Botol
9 Obat-obatan Serbuk
Milligram 10 Styreo Foam Box
Unit 11 Akuarium
Unit 12 Busa
Meter 13 Selang
Meter 14 Bak Sortir
Unit 15 Serokan
Unit 16 Kantong Plastik
Pack 17 Karet Gelang
Pack
Sumber : PT Taufan Fish Farm 2010
5.4.1 Proses Budidaya Ikan Hias Air Tawar
PT Taufan Fish Farm merupakan salah satu pelopor usaha ikan hias air tawar. Kegiatan budidaya hanya melakukan proses pembenihan ikan hias air
tawar, dan melakukan pembesaran untuk indukan. Kegitan pembenihan dilakukan mulai dari telur menetas sampai ikan berukuran siap jual.
Untuk melakukan budidaya pembenihan ikan hias ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan antara lain: persiapan induk jantan dan betina, persiapan
akuarium, persiapan alat budidaya, pemberian pakan, pemberian obat dan kontrol kualitas air, penyortiran, pemanenan dan pengepakan.
1. Persiapan Induk Induk ikan hias yang akan dipijahkan terlebih dahulu dilakukan
pengecekan, meliputi kematangan gonad betina dan sperma jantan, induk yang dipijahkan adalah indukan yang memiliki kualitas bagus artinya ikan tidak cacat,
secara visual memiliki warna cerah, pergerakan lincah dan tidak terjangkit penyakit.
44
Menurut Darti dan Iwan 2006, pemilihan induk harus tepat supaya larva yang dihasilkan berkualitas dan bernilai jual tinggi. Ciri-ciri ikan jantan dan betina
dapat dilihat pada uraian berikut untuk masing-masing komoditas discus, lobster, dan maanvis.
a. Ciri-ciri Indukan Ikan Hias Discus
Proses pemilihan induk jantan dan betina sangat sulit ditentukan untuk ikan hias discus, karena hampir ciri-ciri jantan dan betina tidak dapat dibedakan
secara visual sehingga sering sekali terjadi kekeliruan dalam penentuan jenis kelamin ikan discus. PT Taufan Fish Farm sendiri melakukan penempatan ikan
dalam wadah berbeda dalam penentuan jenis kelamin ikan. Menurut Darti dan Iwan 2006, induk jantan dan betina yang baik harus tanpa cacat, sehat, tampak
aktif, bentuk proporsional, ukurannya terbesar di antara kelompok umurnya, mulutnya relatif besar, dan berumur lebih dari setahun.
b. Ciri-ciri Induk Ikan Hias Lobster
Pada tahapan pembenihan, seleksi induk menjadi bagian penting dalam pemijahan karena salah memilih indukan maka akan berakibat terhadap produksi
yang dihasilkan. Indukan yang baik adalah indukan yang memiliki kriteria tertentu untuk dapat dijiahkan, kriterian indukan ikan lobster diuraikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Ciri-ciri Induk Jantan dan Betina Ikan Hias Lobster di PT Taufan Fish
Farm Tahun 2010. No
Uraian Jantan
Betina 1
Umur produktif 6-8 bulan
6-8 bulan 2
Berat badan produktif 30 gr
30 gr 3
Panjang badan 18-20 cm
18-20 cm 4
Warna Lebih cerah
Lebih gelap 5
Alat kelamin Memiliki tonjolan di
dasar tangkai
kaki jalan kelima
Adanya lubang bulat yang terletak di dasar
kaki ketiga 6
Capit Besarnya
2-3 kali
buku ruas pertama Besarnya 1,5 kali buku
ruas pertama Sumber : PT Taufan Fish Farm 2010
45
c. Ciri-ciri Indukan Ikan Hias Maanvis
Ciri-ciri indukan ikan hias maanvis relatif lebih mudah dalam penentuan jenis kelaminnya karena induk jantan dan betina hanya dapat dibedakan sesudah
dewasa yaitu betina lebih gemuk dibanding jantan. Selain itu, kepala induk jantan lebih membulat dan gerigi pada sirip punggung lebih panjang dan kasar. Untuk
dapat dipijahkan, umur induk sebaiknya sekitar enam bulan. 2. Persiapan Akuarium
Tahapan persiapan akuarium meliputi pencucian akuarium, pengeringan akuarium, dan pengisian air. Pencucian akuarium bertujuan untuk membersihkan
kuman-kuman penyakit dan sisa kotoran yang menempel pada akuarium. Caranya dengan menggunakan busa spons dengan menggosok seluruk baian akuarium
kemudian dibilas dengan air bersih. Proses pengeringan akurium bertujuan untuk membunuh kuman penyakit
mati yang menjadi pathogen bagi ikan yang akan ditempatkan dalam akuarium. Jikan akuarium merupakan bekas ikan yang sakit maka dilakukan pengeringan
selama satu minggu dan jika ikan berasal dari sisa budidaya maka dilakukan pengeringan selama dua hari.
Pengisian air akuarium dilakukan dengan memasukkan selang air ke dalam akuarium dengan ketinggian 20cm dengan pH yang air normal yaitu pH berkisar
antara 6-7, air yang diisi merupakan hasil saringan air yang ditampung di bak berupa tendon, air tendon telah melalui beberapa treatment salah satunya dengan
pengendapan, dimana air didiamkan selama dua hari. 3. Persiapan Alat Budidaya
Alat untuk proses pemijahan untuk masing-masing ketiga jenis ikan discus, lobster, dan maanvis berbeda-beda. Secara umum ikan lobster
membutuhkan banyak alat untuk proses pemijahan maupun untuk siklus hidupnya. Berdasarkan kebiasaan hidup ikan lobster cenderung membutuhkan
suasana nyaman dan hidup menyendiri, oleh karena itu pada persiapan alat budidaya pihak PT Taufan Fish Farm membuat batu bata yang berlubang untuk
tempat tinggal lobster ataupun pipa paralon yang ukurannya disesuaikan dengan besarnya ukuran ikan hias lobster.
46
Ikan maanvis dalam proses pemijahan tidak membutuhkan alat tambahan dalam siklus hidupnya karena ikan maanvis cenderung mudah dalam proses
pemijahannya jika dibandingkan dengan discus dan lobster. Berbeda halnya dengan ikan discus, ikan discus adalah ikan yang tergolong parental care artinya
indukan yang sangat perduli dengan larvanya. Pada proses pemijahan ikan discus membutuhkan alat sekat berupa papan berlubang untuk memisahkan jantan dan
betina serta sebagai tempat telur yang nantinya akan dibuahi oleh jantan. Selain itu sekat berfungsi untuk memisahkan telur dari indukan karena jika tidak maka
indukan discus akan memakan telurnya. Hal ini terasa sulit diantisipasi, karena pihak PT Taufan Fish Farm tidak mengetahui secara pasti kapan larva dan
indukan dipisahkan, namum berdasarkan pemantauan pemijahan sebelumnya ikan discus dipisahkan secara perlahan dengan menggunakan papan sekat yang
berlubang sehingga indukan ikan hias discus dan larva discus dipisahkan secara semi alami untuk menghindari tingkat stress pada ikan.
4. Aklimatisasi Aklimatisasi dilakukan setalah larva menjadi ikan, tujuannya supaya ikan
yang akan dibudidaya dapat terlebih dahulu menyesuaikan suhu air di akuarium sebelum ikan dilepas dari wadah plastik. Tahapan dalam proses aklimatisasi
antara lain: Membuka kantong plastik dan mengurangi 25 persen air dari kantong plastik, kemudian memasukkan kembali air sebanyak yang dikeluarkan 25
persen dengan air yang berasal dari akuarium yang telah diisi, hal ini bertujuan supaya ikan tidak stress dengan lingkungan yang baru. Kantong plastik yang
berisi ikan hias tersebut dioksigen kembali dan kantongnya diikat dengan karet kemudian diletakkan kedalam akuarium yang dipersiapkan sebelumnya kemudian
ikan dituangkan ke dalam akuarium. Proses aklimatisasi dilakukan setiap pemindahan ikan dari akurium
pemijahan ke akuarium pemeliharaan, hal ini dilakukan untuk memastikan jika ikan yang akan dipindahkan tetap sehat dan mampu bertahan hidup dengan
lingkungan yang baru. 5. Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada PT Taufan Fish Farm dilakukan tiga kali sehari. Pakan yang diberikan antara lain artemia, cacing sutera dan pelet. Untuk ikan hias
47
yang masih kecil diberi pakan berupa kutu air sedangkan ikan hias yang berukuran besar diberi pakan berupa cacing sutera dan pelet.
Pakan pelet dan cacing sutera diberikan untuk ikan hias lobster dan maanvis. Pemberiaan pakan disesuaikan dengan cara hidup ikan serta kebiasaan
makan ikan. Berbeda halnya dengan ikan hias discus, pakan yang diberikan adalah pakan artemia karena ukuran artemia yang kecil dan sesuai dengan bukaan mulut
ikan discus, selain itu juga berfungsi untuk membuat warna ikan hias discus lebih cerah.
6. Pemberian Obat Pemberian obat dilakukan untuk penanggulangan penyakit yang
menyerang ikan hias. Penyakit yang biasanya menyerang ikan hias air tawar pada PT Taufan Fish Farm adalah penyakit bintik putih white spot dan penyakit
velvet. Obat yang diberikan berupa garam air tawar dan metilene blue sebagai tahap awal pencegahan penyakit menyerang ikan, namun jika ikan sudah
terjangkit penyakit maka ikan tersebut diisolasi dan diberi penanganan khusus. Untuk pemberian garam tawar dan metilene blue tidak hanya untuk ikan yang
sakit namun juga untuk ikan yang sehat hal ini bertujuan supaya setiap akuarium bebas dari benih penyakit.
7. Kontrol Kualitas Air Air yang digunakan harus diperhatikan kualitasnya, supaya air yang akan
digunakan selalu bersih dan tidak tercemar. Pengelolaan kualitas air pada media pemeliharaan yang kurang akan mengakibatkan ikan mudah terserang penyakit.
Salah satu treatmen kualitas air adalah dengan penyiponan air akuarium, penyiponan dilakukan dengan memasukkan selang berukuran 2 meter ke dalam
akuarium dan mengeluarkan kotoran yang ada di akuarium. Selain itu pH air juga tetap diperhatikan untuk mencegah kematian pada ikan.
8. Kontrol Kualitas Ikan Kontrol kualitas ikan dilakukan setiap hari dengan melakukan pengamatan
secara visual, ikan yang terjangkit penyakit bintik putih dapat terlihat jelas sedangkan ikan sakit yang disebabkan oleh virus terlihat dari ikan yang
pergerakannya lambat dan nafsu makan yang kurang dari sebelumnya.
48
Ikan yang terserang penyakit ditangani dengan memisahkan ikan yang sakit dengan ikan yang sehat yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penularan
penyakit. Selain itu peralatan budidaya juga dibedakan untuk ikan yang sakit dan sehat, hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya penyakit menyebar ke
seleuruh ikan yang dibudidaya. 9. Penyortiran
Penyortiran sangat penting untuk dilakukan pada budidaya ikan hias karena ikan yang dijual harus memiliki tubuh yang sempurna dan tidak cacat.
Selain itu, warna yang menarik juga menjadi faktor yang menentukan ikan menjadi mahal hal ini dilakukan pada saat penyortiran. Ikan yang tidak memenuhi
syarat untuk dijual akan dipisahkan dari ikan hias lainnya. 10. Pemanenan
Tahapan pemanenan yang dilakukan oleh PT Taufan Fish Farm adalah dengan mempersiapkan peralatan untuk panen, antara lain: baskom berukuran
besar sebanyak empat buah, baskom berukuran sedang yang telah banyak dilubangi bagian bawahnya sebanyak satu buah, baskom berukuran sedang
sebanyak satu buah, serok sebanyak satu buah, kain kasa satu buah, dan centong sebanyak satu buah.
Pemanenan dilakukan pada saat ikan akan dijual atau masuk ke dalam tahapan selanjutnya yaitu pendederan, ikan yang akan dijual maupun ke tahap
pendederan dimasukkan ke dalam kantong plastik yang berisi air dan oksigen, selanjutnya ikan dapat didistribusikan.
5.4.2 Teknis dan Teknologi Produksi
Secara garis besar budidaya ikan hias meliputi empat tahapan. Tahapan budidaya ikan hias dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Proses Budidaya Ikan Hias di PT Taufan Fish Farm
Sumber : PT Taufan Fish Farm 2010 Pendederan I
Pemijahan
Penetasan telur Pendederan II
Tahap I Tahap II
Tahap III Tahap IV
49
a. Pemijahan
Pemijahan dapat dikatakan sebagai proses perkawinan antara induk ikan hias jantan dan betina, pemijahan ikan hias masih dalam tahap pengembangan
artinya ikan yang dipijahkan masih secara alami tidak seperti pada ikan konsumsi yang dapat dipijahkan dengan bantuan manusia. Pada umumnya pemijahan ikan
hias dilakukan secara massal maupun berpasangan. Pemijahan massal umumnya dilakukan dengan menggunakan tiga induk betina dan dua induk jantan satu set,
sedangkan pemijahan secara berpasangan dilakukan dengan menggunakan satu induk jantan dan satu induk betina.
b. Penetasan Telur
Setelah melalui proses pemijahan maka akan dihasilkan telur-telur ikan. Telur-telur ikan tersebut kemudian dipisahkan dari induknya dan ditempatkan
ditempat yang berbeda di akuarium. Telur ikan hias menetas dalam kurun waktu tertentu biasanya empat sampai lima hari tergantung jenis ikan hias.
c. Pendederan I
Setelah telur menetas maka akan dihasilkan larva ikan, larva tersebut dipindahkan ke akuarium lain. Dalam satu akuarium dapat menampung sekitar
tiga ratus sampai lima ratus larva. Pemberian pakan berupa kutu air dilakukan pada saat larva berumur tiga hari dengan frekuensi dua sampai tiga kali sehari.
Pendederan I berlangsung sampai benih berumur satu bulan. d.
Pendederan II Benih berumur satu bulan dipindahkan ke akuarium lain disertai dengan
penyeragaman ukuran ikan. Pada umur satu bulan pada umumnya benih ikan telah mencapai ukuran small. Ikan yang telah mencapai ukuran small dipisahkan
dengan ikan yang belum mencapai ukuran small. Pemisahan dilakukan dengan cara penyortiran dan dikelompokkan menurut ukurannya. Jumlah benih ikan di
dalam akuarium dikurangi menjadi 150-200 ekor untuk menghindari jumlah benih ikan yang terlalu padat. Benih ikan diberi pakan berupa kutu air dan cacing sutera
secukupnya. Penyeragaman ukuran ikan kembali dilakukan pada saat ikan berumur dua
bulan. Pada umur dua bulan biasanya ikan telah mencapai ukuran medium, ikan- ikan tersebut dipindahkan ke dalam akuarium pembesaran. Pergantian air
50
dilakukan sebanyak 20-25 persen atau setiap dua hari sekali tergantung dari jenis ikan.
Pada umur dua bulan ikan dapat diberi pakan berupa cacing darah ataupun cacing sutera. Pemberian jenis pakan tergantung dari jenis ikan yang
dibudidayakan, karena setiap jenis ikan mempunyai jenis pakan yang berbeda- beda. Pemberian pakan dilakukan sebanyak tiga kali sehari yaitu pada pagi, siang
dan sore hari.
5.4.3 Pengadaan Bahan Baku
Bahan-bahan input produksi sangat dibutuhkan oleh PT Taufan Fish Farm untuk menjamin berlangsungnya usaha, adapun bahan-bahan input yang
dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12
. Bahan Input untuk Budidaya Ikan Hias di PT Taufan Fish Farm Tahun 2010
No Nama Bahan Input
Daerah Asal Pemasok 1
Cacing Sutera Bogor
2 Cacing Darah
Bandung, Jember 3
Obat-obatan Jakarta
4 Aquarium
Bogor 5
Peralatan Jakarta
6 Pelet
Jakarta 7
Oksigen Bogor
8 Ikan Hias
Bogor 9
Plastik Kemasan Jakarta
10 Karet Jakarta
Sumber : PT Taufan Fish Farm 2010
PT Taufan Fish Farm selalu memperhatikan kualitas input yang didatangkan keperusahaan. Hal ini dilakukan untuk menjamin kualitas ikan hias
yang diproduksi PT Taufan Fish Farm tetap berkualitas dan tetap dipercaya oleh para pelanggan. Selain itu untuk menjamin kualitas bahan-bahan input tetap
terjaga, PT Taufan Fish Farm mempercayakan bahan-bahan input yang berasal dari perusahaan pemasok yang sudah dikenal dengan baik oleh pihak PT Taufan
Fish Farm. Kerjasama dengan para perusahaan pemasok berjalan lama, akan tetapi
51
tidak ada perjanjian tertulis ataupun kontrak antara perusahaan pemasok dengan pihak PT Taufan Fish Farm.
5.5 Pemasaran Beberapa Jenis Ikan Hias