17
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko dan Ketidakpastian
Ada banyak pendapat mengenai definisi risiko dan ketidakpastian yang dapat memperluas wawasan dalam memahami konsep risiko dan ketidakpastian.
Pada bagian ini akan dijelaskan teori risiko dan ketidakpastiaan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
Risiko risk menurut Robison dan Barry 1987 adalah peluang terjadinya suatu kejadian yang dapat diukur oleh pengambil keputusan dan pada umumnya
pengambil keputusan mengalami suatu kerugian. Risiko erat kaitannya dengan ketidakpastian, tetapi kedua hal tersebut memiliki makna yang berbeda.
Ketidakpastian uncertainty adalah suatu kejadian yang tidak dapat diukur oleh pengambil keputusan. Adanya ketidakpastian dapat menimbulkan risiko.
Risiko dan ketidakpastian merupakan dua istilah yang merupakan dasar dalam framework pengambilan keputusan. Menurut Hardaker 1997 risiko bisa
didefinisikan sebagai pengetahuan yang tidak sempurna imperfect knowledge dimana peluang dari hasil outcome diketahui sedangkan ketidakpastian
merupakan kondisi dimana peluang tidak diketahui. Debertin 1986 mengungkapkan jika risiko dan ketidakpastian sangat sulit
untuk ditangani karena hasil dan probabilitas yang terkait dengan setiap kejadian tidak dapat diketahui dengan pasti atau sulit untuk diprediksi sebagai alternatif
menangani risiko perlu adanya asuransi jelas dalam suatu usaha. Menurut Djohanputro 2008 perbedaan antara risiko dan ketidakpastian adalah bahwa
risiko terkait dengan keadaan adanya ketidakpastian dan tingkat probabilitasnya terukur secara kuantitatif. Ketidakpastian atau uncertainty merupakan keadaan di
mana ada beberapa kemungkinan kejadian di mana tingkat probabilitas kejadian tidak diketahui secara pasti.
Menurut Elton and Gruber 2003 risiko adalah: “The existence of risk means that the investor can no longer associate a single number of pay-off with
investment in an y assets”. Risiko yang dimaksud merupakan kemungkinan
18
terjadinya peristiwa yang tidak menguntungkan, probabilitas tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan expected return, kemungkinan return yang
diterima realized return menyimpang dari return yang diharapkan expected return atau dengan kata lain kemungkinan perbedaan antara return aktual yang
diterima dengan return yang diharapkan. Menurut Kountur 2008 risiko berhubungan dengan ketidakpastian.
Ketidakpastian terjadi akibat kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang menyangkut apa yang akan terjadi. Risiko berhubungan dengan suatu kejadian,
dimana kejadian tersebut memiliki kemungkinan untuk terjadi atau tidak terjadi, dan jika terjadi ada akibat berupa kerugian yang ditimbulkan.
Menurut Umar 2001 risiko adalah a kesempatan timbulnya kerugian, b probabilitas timbulnya kerugian, c ketidakpastian, d penyimpangan actual
dari yang diharapkan, e terjadi jika probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang diharapkan. Dalam analisis investasi, risiko berarti kemungkinan hasil yang
diperoleh menyimpang dari yang diharapkan, dan standar deviasi adalah alat statistik yang bisa mengukur risiko, selain itu probabilitas atau peluang bisa juga
mengukur risiko. Dengan adanya peluang bisa diketahui kemungkinan terjadinya suatu kejadian dan secara alamiah setiap orang atau organisasi dalam sebuah
bisnis akan mengelola risiko yang bertujuan menciptakan sistem atau mekanisme pengelolaan risiko dengan tujuan menghindari perusahaan dari kerugian. Menurut
Hanafi 2007 kaitan antara risiko dan tingkat keuntungan adalah berhubungan positif, semakin tinggi risiko maka akan semakin tinggi tingkat keuntungan yang
diharapkan. Jika suatu organisasi ingin menaikkan keuntungan maka organisasi tersebut harus menaikkan risikonya.
Dalam bidang agribisnis, risiko yang dapat terjadi pada kegiatan usahatani adalah risiko selama proses produksi berlangsung dan risiko terhadap harga jual.
Risiko produksi antara lain disebabkan serangan hama dan penyakit, curah hujan, musim, kelembaban, teknologi, input, dan bencana alam. Akibat risiko produksi
tersebut berpengaruh terhadap penurunan kualitas serta kuantitas hasil panen. Sedangkan risiko harga disebabkan oleh fluktuasi harga jual produk di pasar yang
dipengaruhi tingkat inflasi serta kondisi permintaan dan penawaran produk.
19
3.1.2 Sumber Risiko dan Akibatnya
Dalam dunia bisnis, risiko sering dikaitkan dengan perolehan return. Dalam menganalisis risiko didasarkan pada teori pengambilan keputusan dengan
berdasarkan pada konsep expected utility Robison dan Barry, 1997. Dalam kaitannya dengan expected utility sangat erat hubungannya dengan probability.
Probability dapat dipandang sebagai frekuensi relatif relative frequencies dan digunakan dalam pengambilan keputusan. Utility kepuasan sangat sulit diukur
sehingga umumnya didekati dengan pengukuran return. Return tersebut dapat berupa pendapatan yang diperoleh usaha selama periode tertentu.
Tingkat risiko suatu kegiatan menjadi acuan dalam menentukan besaran nilai yang dihasilkan keuntungan. Umumnya kegiatan bisnis dengan risiko
tinggi diyakini dapat memberikan keuntungan yang besar. Artinya, nilai keuntungan searah dengan tingkat risikonya. Hal tersebut dapat terwujud apabila
ternyata dalam melakukan kegiatan usaha, risiko yang diperkirakan tidak terjadi sehingga pelaku usaha tidak perlu mengeluarkan biaya kerugian akibat adanya
risiko. Tetapi apabila ternyata risiko yang diperkirakan terjadi pada kegiatan usaha yang dipilih, maka yang diperoleh pelaku usaha adalah kegagalan dan kerugian.
Oleh karena itu, agar bisnis dengan risiko yang besar dapat memberi pendapatan tinggi, meskipun risiko yang diperkirakan terjadi maka pelaku usaha
dapat melakukan pengelolaan terhadap risiko tersebut. Dengan mengetahui besarnya risiko yang dihadapi maka keputusan penerapan alternatif pengelolaan
yang digunakan dapat lebih efesien. Menurut Harwood, et al 1999, risiko yang sering terjadi pada pertanian
dan dapat menurunkan tingkat pendapatan petani yaitu : 1 Risiko produksi; 2 Risiko harga atau pasar penjualan; 3 Risiko institusi kelembagaan; 4 Risiko
keuangan; 5 Risiko manusia. Dari beberapa sumber tersebut ternyata risiko yang
paling utama dihadapi oleh PT Taufan Fish Farm dalam memproduksi ikan hias adalah risiko produksi.
Menurut Kountur 2008 risiko dapat diklasifikasikan dari sudut pandang penyebab timbulnya risiko, akibat yang ditimbulkan, aktivitas yang dilakukan dan
sudut pandang kejadian yang terjadi menjadi 4 jenis yaitu:
20
a. Risiko dari sudut Pandang Penyebab
Berdasarkan sudut pandang penyebab kejadian, risiko dapat dibedakan kedalam risiko keuangan dan risiko operasional. Risiko keuangan disebabkan oleh
faktor-faktor keuangan sepertu perubahan harga, tingkat bunga dan mata uang asing. Risiko operasional disebabkan oleh faktor-faktor nonkeuangan seperti
manusia, teknologi dan alam. b.
Risiko dari Sudut Pandang Akibat Dilihat dari sudut pandang akibat yang ditimbulkan terdapat dua kategori
risiko yakni risiko murni dan risiko spekulatif. Risiko murni merupakan risiko yang mengakibatkan sesuatu yang merugikan dan tidak memungkinkan adanya
keuntungan. Risiko spekulatif adalah risiko yang memungkinkan untuk menimbulkan suatu kerugian atau menimbulkan keuntungan.
c. Risiko dari Sudut Pandang Aktivitas
Menurut Kountur 2008 banyaknya risiko dari sudut pandang penyebab adalah sebanyak jumlah aktivitas yang ada. Segala aktivitas dapat menimbulkan berbagai
macam risiko misalnya aktivitas pemberian kredit oleh bank yang dikenal dengan risiko kredit.
d. Risiko dari Sudut Pandang Kejadian
Risiko yang dinyatakan berdasarkan kejadian merupakan pernyataan risiko yang paling baik, misalnya terjadi kebakaran, maka risiko yang terjadi adalah risiko
kebakaran. Dampak risiko dan variabilitas dalam agribisnis yang tidak diantisipasi dan
ditanggulangi dengan baik dapat mengakibatkan kerugian dalam skala luas. Dampak risiko dapat dikaji dari tiga sudut pandang yang saling berhubungan
yaitu: a.
Sudut pandang masyarakat Menyangkut pada dampak dan biaya social dari risiko yang terjadi dan
bagaimanan pengelolaannya. b.
Sudut pandang produsen Menitikberatkan pada kelangsungan hidup usahanya.
c. Sudut pandang pembuat kebijakan
21
Pembuat kebijakan harus mampu memprediksi respon sektoral yang akan dilakukan untuk mengubah kondisi tersebutdan dampak berikutnya atas
kemungkinan kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuannya.
3.1.3 Risiko Portofolio
Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan dari beberapa investasi. Teori portofolio merupakan teori yang menjelaskan penyaluran modal ke dalam
berbagai macam investasi dengan tujuan menekan risiko dan menjamin pendapatan seaman dan seuntung mungkin. Teori portofolio membahas portofolio
yang optimum yaitu portofolio yang memberikan hasil pengembalian tertinggi pada suatu tingkatan risiko tertentu atau tingkat risiko paling rendah dengan suatu
hasil tertentu. Teori portofolio membantu manajemen dalam pengambilan keputusan
mengenai kombinasi investasi yang paling aman dikaitkan dengan tingkat risiko yang dihadapi. Dasar teori ini adalah pada kenyataannya investor tidak
menginvestasikan seluruh dana hanya untuk satu jenis investasi tetapi melakukan diversifikasi dengan tujuan menekan risiko. Fluktuasi tingkat keuntungan akan
berkurang karena saling menghilangkan jika memiliki beberapa jenis investasi. Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio, yaitu dengan
cara mengkombinasi atau dengan menambah investasi assetaktivasekuritas yang memiliki korelasi negatif atau positif rendah sehingga variabilitas dari
pengembalian atau risiko dapat dikurangi. Korelasi merupakan alat ukur statistik mengenai hubungan dari serial data
yang menunjukkan pergerakan bersamaan relatif relative comovements antara serial data tersebut. Jika serial data bergerak dengan arah yang sama disebut
dengan korelasi positif, sebaliknya jika bergerak dengan arah berlawanan disebut korelasi negatif.
Nilai koefisien korelasi investasi aset i dan j ρij mempunyai nilai maksimum positif +1 dan minimum negatif satu -1. Berapa kemungkinan korelasi diantara
dua aset diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Nilai koefisien korelasi positif satu +1 mempunyai arti bahwa kombinasi
dari dua aset i dan j selalu bergerak sama-sama.
22
2. Nilai koefisien korelasi negatif satu -1 mempunyai arti bahwa kombinasi
dari dua aset i dan j selalu bergerak berlawanan arah. 3.
Nilai koefisien korelasi sama dengan nol 0 mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j tidak ada hubungan satu dengan yang lain.
Dalam penelitian ini koefisien korelasi diasumsikan memiliki nilai +1 atau memiliki korelasi positif diantara kedua komoditas yang digabungkan.
Penilaian berupa peningkatan modal dalam budidaya ikan hias berupa peningkatan kualitas pakan dan penggunaan heather pengatur suhu lingkungan
budidaya. Hal ini akan berpengaruh terhadap jumlah produksi yang akan diperoleh dengan tujuan meningkatkan besarnya penerimaan, dengan harapan
risiko yang ditimbulkan akan menjadi lebih kecil. 3.1.4 Pengukuran Risiko
Penilaian risiko didasarkan pada pengukuran penyimpangan deviation terhadap return dari suatu aset. Menurut Elton dan Gruber 1995 terdapat
beberapa ukuran risiko diantaranya adalah nilai varian variance, standar deviasi standard deviation dan koefisien variasi coefficient variation. Ketiga ukuran
tersebut berkaitan satu sama lain dan nilai variance sebagai penentu ukuran yang lainnya. Seperti standard deviation yang merupakan akar kuadrat dari variance
sedangkan coefficient variation merupakan rasio dari standard deviation dengan nilai expected return dari suatu kegiatan usaha. Return yang diperoleh dapat
berupa pendapatan, produksi atau harga. Penilaian risiko dengan menggunakan nilai variance dan standard
deviation merupakan ukuran yang absolut dan tidak mempertimbangkan risiko dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan expected return. Jika nilai
variance dan standard deviation digunakan untuk mengambil keputusan dalam penilaian risiko yang dihadapi pada kegiatan usaha maka dikhawatirkan akan
terjadi keputusan yang kurang tepat. Hasil keputusan yang tepat dalam menganalisis risiko suatu kegiatan usaha
harus menggunakan perbandingan dengan satuan yang sama. Ukuran risiko yang dapat membandingkan dengan satuan yang sama adalah coefficient variation.
coefficient variation merupakan ukuran yang tepat bagi pengambil keputusan dalam menilai suatu kegiatan usaha dengan mempertimbangkan risiko yang
23
dihadapi untuk setiap return yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut. Dengan ukuran coefficient variation, penilaian risiko terhadap kegiatan usaha sudah
dilakukan dengan ukuran yang sama yaitu besarnya risiko untuk setiap return. return yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga.
3.1.5 Strategi Pengelolaan Risiko
Strategi pengelolaan risiko merupakan langkah-langkah yang dapat ditempuh perusahaan untuk menangani terjadinya risiko. Fungsi-fungsi
manajemen sangat berperan dalam perumusan strategi pengelolaan risiko sehingga penentuan strategi dapat dikonsep dalam manajemen risiko.
Alternatif penanganan risiko pada produk pertanian ada berbagai cara yakni dengan diversifikasi usaha, integrasi vertikal, kontrak produksi, kontrak
pemasaran, perlindungan nilai dan asuransi. Salah satu penanganan risiko yang digunakan pada penelitian ini adalah diversifikasi.
Menurut Barron 1993, diversifikasi adalah menyebar investasi dimana dapat meminimalkan risiko kehilangan semua aset bila suatu investasi memburuk.
Diversifikasi merupakan suatu kebijakan untuk menyalurkan model ke arah berbagai macam investasi dengan tujuan menekan risiko dan menjamin tingkat
pendapatan seaman dan seuntung mungkin. dalam melakukan perencanaan beberapa
jenis investasi
dalam suatu
perusahaan penting
untuk mempertimbangkan hubungan dan pengaruh investasi tersebut terhadap tingkat
risiko yang akandihadapai oleh perusahaan. Pemilihan jenis investasi harus didasari pada pengurangan tingkat risiko yang terbaik dalam menghasilkan tingkat
pendapatan yang diinginkan. Menurut Harwood et al 1999 kelebihan dari diversifikasi adalah
mengurangi risiko, meminimalkan tenaga kerja, mengurangi penggunaan peralatan dan meminimalkan biaya. Sementara itu keterbatasan yang dimiliki
diversifikasi adalah membutuhkan perlengkapan khusus, membutuhkan keahlian manajerial yang lebih luas dan teknologi menjadi rumit.
Menurut Kountur 2008, manajemen risiko perusahaan adalah cara bagaimana menangani semua risiko yang ada di dalam perusahaan tanpa memilih
risiko-risiko tertentu saja. Manajemen risiko merupakan cara atau langkah yang dapat dilakukan pengambil keputusan untuk menghadapi risiko dengan cara
24
meminimalkan kerugian yang terjadi. Tujuan manajemen risiko adalah untuk mengelola risiko dengan membuat pelaku usaha sadar akan risiko, sehingga laju
organisasi bisa dikendalikan. Strategi pengelolaan risiko merupakan suatu proses yang berulang pada setiap periode produksi Gambar 1.
Keterangan : garis proses garis hasil output
Gambar 1 . Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan
Sumber : Kountur 2008 Pengidentifikasian risiko merupakan proses penganalisaan untuk
menemukan secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko kerugian yang potensial yang menantang perusahaan. Dalam manajemen risiko, pengambil
keputusan perlu mengidentifikasi berbagai jenis risiko yang dihadapi perusahaan, maka selanjutnya risiko tersebut kemudian diukur. Perlunya diukur adalah untuk
menentukan relatif pentingnya dan untuk memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan kombinasi peralatan manajemen risiko yang cocok
untuk menanganinya. Strategi pengelolaan risiko yang dapat dijadikan usaha sebagai alternatif
penanganan, yaitu strategi Preventif. Strategi preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Preventif dilakukan dengan beberapa cara,
diantaranya : a.
Membuat memperbaiki sistem dan prosedur. b.
Mengembangkan sumberdaya manusia.
IDENTIFIKASI RISIKO
PENGUKURAN RISIKO
PENANGANAN RISIKO
EVALUASI Daftar Risiko
OUTPUT
Expected Return Usulan
strategi pengelolaan risiko
PROSES
25
c. Memasang atau memperbaiki fasilitas fisik.
Menurut Kountur 2008 ada dua strategi penanganan risiko yaitu : 1.
Preventif Preventif dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Strategi ini
dilakukan apabila probabilitas risiko besar. Strategi preventif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :
a. Membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur
b. Mengembangkan sumberdaya manusia, dan
c. Memasang atau memperbaiki fasilitas fisik
2. Mitigasi
Mitigasi adalah strategi penanganan risiko yang dimaksud untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko. Strategi mitigasi dilakukan
untuk menangani risiko yang memiliki dampak yang sangat besar. Adapun beberapa cara yang termasuk ke dalam strategi mitigasi adalah:
a. Diversifikasi
Diversifikasi adalah cara menempatkan asset atau harta di beberapa tempat sehingga jika salah satu tempat terkena musibah tidak akan menghabiskan semua
asset yang dimiliki. Diversifikasi merupakan salah satu cara pengalihan risiko yang paling efektif dalam mengurangi dampak risiko
b. Penggabungan
Penggabungan atau yang lebih dikenal dengan istilah merger menekankan pola penanganan risiko pada kegiatan penggabungan dengan pihak perusahaan
lain. Contoh strategi ini adalah perusahaan yang melakukan merger atau dengan melakukan akuisisi.
c. Pengalihan Risiko
Pengalihan risiko transfer of risk merupakan cara penanganan risiko dengan mengalihkan dampak dari risiko ke pihak lain. Cara ini bermaksud jika
terjadi kerugian pada perusahaan maka yang menanggung kerugian tersebut adalah pihak lain. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengalihkan
dampak risiko ke pihak lain, diantaranya melalui asuransi, leasing, outsourching, dan hedging.
26
Pengalihan risiko dapat dilakukan dengan cara mengasuransikan asset perusahaan yang dampak risikonya besar, sehingga jika terjadi kerugian maka
pihak asuransi yang akan menanggung kerugian yang dialami perusahaan sesuai dengan kontrak perjanjian yang telah disepakati oleh pihak perusahaan dan pihak
asuransi. Leasing adalah cara dimana asset digunakan tetapi kepemilikannya adalah pihak lain. Jika terjadi sesuatu pada asset tersebut maka pemiliknya yang
akan menanggung kerugian atas asset tersebut. Outsourcing merupakan cara dimana pekerjaan diberikan kepada pihak
lain untuk mengerjakannya sehingga jika terjadi kerugian maka perusahaan tidak menanggung kerugian melainkan pihak yang melakukan pekerjaan tersebutlah
yang menanggung kerugiannya. Hedging merupakan cara pengalihan risiko dengan mengurangi dampak risiko melalui transaksi penjualan atau pembelian.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan hedging adalah melalui forward contract, future contract, option, dan swap.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional