Angka Kematian Seks rasio

7

2.1.8 Angka Kematian

Angka kematian atau mortalitas akan membentuk keseimbangan di dalam suatu populasi satwa liar di alam.Angka kematian merupakan jumlah individu yang mati dalam suatu populasi. Mortalitas dinyatakan dalam laju kematian kasar, yaitu perbandingan antara jumlah kematian dengan jumlah total populasi selama satu periode waktu; dan laju kematian spesifik yang merupakan perbandingan antara jumlah individu yang mati dari kelas umur tertentu dengan jumlah individu yang termasuk dalam kelas umur tertentu selama periode waktu Alikodra 2002. Menurut Santosa 1996 angka kematian adalah suatu perbandingan antara jumlah total individu yang mati dengan jumlah total individu. Kematian satwaliar dapat disebabkan karena berbagai faktor yaitu : 1 Kematian yang disebabkan oleh keadaan alam, seperti penyakit, pemangsaan, kebakaran dan kelaparan, 2 Kematian yang disebabkan karena kecelakaan, seperti tenggelam, tertimbun tanah longsor atau tertimpa batu, dan kecelakaan yang menyebabkan terjadinya infeksi sehingga mengalami kematian, 3 Kematian yang disebabkan karena adanya perkelahian dengan jenis yang sama untuk mendapatkan ruang, makanan, dan air serta persaingan untuk menguasai kawasan, 4 Kematian yang disebabkan karena aktifitas manusia, seperti perusakan habitat, pemburuan, mati karena kecelakaan, terperangkap dan sebagainya Alikodra 1990.

2.1.9 Seks rasio

Seks rasio adalah perbandingan jumlah jantan dengan betina dalam satu populasi Alikodra 1990. Pendapat lain tentang perbandingan komposisi kelamin seks rasio adalah perbandingan antara jumlah individu jantan dengan jumlah individu betina dari suatu populasi. Perbandingan komposisi kelamin akan turut menentukan natalitas atau angka kelahiran.Tabel1di bawah ini menunjukkan rentang perbedaan seks rasio monyet ekor panjang di beberapa tempat yang berbeda. Tabel 1 Seks rasio monyet ekor panjang di beberapa lokasi No Sumber Lokasi Rasio Jantan : Betina 1. Mukhtar 1982 TW CA Pangandaran 1 : 2,30 2. Priyono 1998 Musi Hutan Persada 1 : 1,80 3. Supartono 2001 HPHTI RAPP, Riau - 4. Suryantoro 2002 SM.Muara Angke 1 : 1,09 5. Fadilah 2003 Pulau Tinjil 1 : 1,09 6. Pamungkas 2001 SM.Gunung Pasemah 1 : 0,26 7. Widiyanti 2001 Ds.Nyemani KP,DIY 1 : 1,20 8. Darmawanus 2001 PPHKSPDP Kalbar 1 : 14 8 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu