Perubahan PenutupanPenggunaan Lahan di Lokasi Penelitian Karbon Biomassa Atas Permukaan

31 Gambar 9. Peta PenutupanPenggunaan Lahan Kebun Panai Jaya PTPN IV Tahun 2002 Gambar 10. Peta PenutupanPenggunaan Lahan Kebun Panai Jaya PTPN IV Tahun 2007

4.4. Perubahan PenutupanPenggunaan Lahan di Lokasi Penelitian

32 Perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu penggunaan lahan dari suatu penggunaan ke penggunaan lainnya yang diikuti dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya atau berubahnya fungsi lahan suatu daerah pada kurun waktu yang berbeda. Pada daerah penelitian ini telah terjadi konversi hutan rawa sekunder menjadi kebun kelapa sawit. Luas konversi penutupanpenggunaan lahan kebun Panai Jaya PTPN IV disajikan pada Tabel 11. Tabel 11. Luas Konversi PenutupanPenggunaan Lahan Kebun Panai Jaya PTPN IV 2007 Hutan ha Semak ha Lahan Terbuka Sawit ha Emplasement ha Total ha 2002 Hutan ha 55 99 2.298 50 2.502 Semak ha 151 151 Lahan terbuka ha 24 24 Total ha 55 250 2.322 50 2.677 sumber : hasil analisis SIG Tabel 11 menunjukkan bahwa dari tahun 2002 hingga 2007 telah terjadi pengurangan luas hutan rawa sekunder sebesar 2.447 ha. Perubahan ini terjadi dikarenakan konversi hutan rawa sekunder menjadi lahan terbuka untuk dijadikan kebun kelapa sawit seluas 2.298 ha, peruntukan bagi pembangunan emplasement seluas 50 ha dan seluas 99 ha terkonversi menjadi semak. Hasil analisis menunjukkan total lahan terbuka yang dijadikan kebun kelapa sawit seluas 2.322 ha. Akibat pembukaan ini hanya tersisa hutan dan semak masing- masing seluas 55 ha dan 151 ha.

4.5. Karbon Biomassa Atas Permukaan

Pada penelitian ini karbon atas permukaan terbagi menjadi karbon biomassa tegakan pohon, nekromassa dan kelapa sawit. Biomassa kelapa sawit diperoleh sesuai dengan tahun tanamnya. Penanaman di kebun kelapa sawit Panai Jaya PTPN IV menggunakan jarak 8 m x 9 m danatau 9 m x 9 m dengan kerapatan maksimum 130 pohonha. Berdasarkan hasil analisis citra tahun 2002, daerah 33 penelitian kebun Panai Jaya PTPN IV merupakan hutan rawa sekunder, sehingga karbon biomassa pada plot pengamatan di hutan rawa sekunder digunakan untuk memprediksi karbon biomassa yang disimpan pada penggunaan lahan hutan pada tahun 2002. Objek yang diukur pada areal hutan rawa sekunder adalah tegakan pohon, nekromassa dan tanaman bawahsemak. Sementara untuk areal kebun kelapa sawit objek yang diamati adalah vegetasi kelapa sawit. Tabel 12. Biomassa dan Karbon Biomassa Atas Permukaan Kebun Panai Jaya PTPN IV Plot Biomassa tonha Karbon Biomassa tonha Tegakan 95,00 45,47 Nekromassa 6,43 2,93 Semak 3,80 1,49 Tanaman Bawah 3,28 1,28 Kelapa Sawit TBM 2 tahun tanam 2006 1,83 1,00 Kelapa Sawit TBM 1 tahun tanam 2007 1,28 0,70 sumber : hasil pengukuran dan Yulianti 2009 Gambar 11. Grafik Biomassa dan Karbon Biomassa Atas Permukaan Kebun Panai Jaya PTPN IV Dari Tabel 12 dan Gambar 11 menunjukkan bahwa tegakan pohon memiliki biomassa dan karbon biomassa terbesar dan yang terendah kelapa sawit dengan tahun tanam 2007 TBM 1. 20 40 60 80 100 Bioma ssa tonha Ka rbon Bioma ssa tonha 34 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kebun kelapa sawit Panai Jaya PTPN IV biomassa atau karbon biomassa kelapa sawit meningkat seja lan dengan meningkatnya umur tanaman. Kelapa sawit dengan umur 2 tahun TBM 2 memiliki biomassa dan karbon biomassa masing- masing 1,83 tonha dan 1,00 tonha. Sementara kelapa sawit dengan umur 1 tahun TBM 1 memiliki biomassa 1,28 tonha dan karbon biomassanya sebesar 0,70 tonha. Pada tegakan pohon diperoleh nilai biomassa yang cukup besar yakni 95,00 tonha, sedangkan biomassa pada nekromassa, semak dan tanaman bawah diperoleh masing- masing sebesar 6,43 tonha; 3,80 tonha dan 3,28 tonha. Sementara untuk karbon biomassa, tegakan memiliki karbon biomassa terbesar yakni 45,47 tonha sedangkan untuk nekromassa, semak dan tanaman bawah masing- masing diperoleh karbon biomassa sebesar 2,93 tonha; 1,49 tonha dan 1,28 tonha.

4.6. Perubahan Karbon Tersimpan Atas Permukaan