Gambut dan Karbon Tersimpan pada Gambut

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gambut dan Karbon Tersimpan pada Gambut

Gambut didefinisikan sebagai jaringan tanaman yang terkarbonisasi sebagian dan terbentuk pada kondisi basah, melalui proses dekomposisi berbagai tumbuhan dan lumut- lumutan Andriesse, 1988. Menurut Noor 2001, gambut diartikan sebagai material atau bahan organik yang tertimbun secara alami dalam keadaan basah berlebihan, bersifat tidak mampat dan tidak atau hanya sedikit mengalami perombakan. Dalam kunci taksonomi tanah Soil Survei Staff, 1999 gambut masuk ke dalam order Histosol yang memenuhi syarat-syarat berikut ini : 1. Jenuh air 30 hari kumulatif setiap tahun dalam tahun-tahun normal dan mengandung ≥20 karbon organik, atau 2. Jenuh air selama ≥30 hari kumulatif setiap tahun dalam tahun-tahun normal dan tidak termasuk perakaran hidup, mempunyai kandungan karbon organik sebesar : a. 18 atau lebih, bila fraksi mineralnya mengandung liat 60 atau lebih, atau b. 12 atau lebih, bila fraksi mineralnya tidak mengandung liat, atau c. 12 atau lebih ditambah liat x 0.1 bila fraksi mineralnya mengandung 60 liat. Histosol terbentuk bila produksi dan penimbunan bahan organik lebih besar dari mineralisasinya. Keadaan demikian terdapat di tempat-tempat yang selalu tergenang air sehingga sirkulasi oksigen sangat terhambat. Oleh karena itu, dekomposisi bahan organik terhambat dan terjadilah akumulasi bahan organik Hardjowigeno, 1993. Sebagian besar lahan gambut tropik di Indonesia tergolong gambut kayuan dan sebagian kecil gambut seratan. Pembentukan gambut adalah suatu proses biokimiawi yang relatif pendek, di bawah pengaruh mikroorganisme aerobik di lapisan permukaan deposit selama periode air bawah tanah yang rendah. Ketika gambut yang terbentuk dalam lapisan penghasil gambut tersebut kontak dengan kondisi anaerobik di lapisan yang lebih dalam dari deposit tersebut, maka gambut menjadi terawetkan dan 4 menunjukkan perubahan yang relatif sedikit menurut waktu Kurbatov, 1968 dalam Andriesse, 1988. Lahan gambut menyimpan karbon pada biomassa tanaman, seresah di bawah hutan gambut, lapisan gambut dan lapisan tanah minera l di bawah gambut substratum. Dari berbagai simpanan tersebut, lapisan gambut dan biomassa tanaman menyimpan karbon dalam jumlah tertinggi. Lahan gambut menyimpan karbon yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanah mineral. Di daerah tropis karbon yang disimpan tanah dan tanaman pada lahan gambut bisa lebih dari 10 kali karbon yang disimpan oleh tanah dan tanaman pada tanah mineral Tabel 1 Agus dan Subiksa, 2008. Tabel 1. Kandungan Karbon di Atas Permukaan Tanah dalam Biomassa Tanaman dan di Bawah Permukaan Tanah pada Hutan Gambut dan Hutan Tanah Mineral tonha Komponen Hutan gambut tonha Hutan primer tanah mineral tonha Atas permukaan tanah 150-200 200-350 Bawah permukaan tanah 300-6.000 30-300 Sumber : Agus dan Subiksa 2008 Lahan gambut tropika merupakan cadangan gambut teresterial yang penting untuk diperhitungkan. Endapan gambut sebagai carbon sink, selama dalam keadaan tidak terganggu memiliki kandungan unsur karbon C yang sangat besar Sabiham, 2007. Kandungan C yang terdapat dalam gambut di dunia sebesar 329- 525 Gt atau 35 dari total C dunia. Untuk gambut di Indonesia memiliki cadangan karbon sebesar 46 Gt catatan 1Gt sama dengan 10 9 ton atau 8-14 dari karbon yang terdapat dalam gambut di dunia Immirizi dan Maltb y, 1992 dalam Sabiham, 2007 sedangkan jika diasumsikan bahwa kedalaman rata-rata gambut di seluruh Indonesia adalah 5 meter, bobot isi 114 kgm 3 dan luasnya 16 juta ha, maka cadangan karbon terhitung besarnya 16 Gt WI-IP, 2003 dalam Wahyunto et al., 2005. Hal ini memberikan pengetahuan tentang pentingnya 5 gambut sebagai penambat karbon dalam fungsinya sebagai pengendali iklim global.

2.2. Penyebaran Lahan Gambut di Indonesia