Kerapatan Pohon Diameter Pohon

5 Struktur tegakan terbagi menjadi dua, yaitu struktur tegakan horisontal dan struktur tegakan vertikal. Meyer et. al. 1961 menyatakan bahwa struktur tegakan horisontal adalah sebaran jumlah pohon per satuan luas pada berbagai kelas diameter. Penyebaran diameter bergantung pada proporsi relatif dari pohon-pohon yang berdiameter kecil dan besar dalam hutan tersebut Meyer et. al. 1961, selanjutnya struktur tegakan horisontal dikenal dengan struktur tegakan saja, sedangkan struktur tegakan vertikal adalah sebaran jumlah pohon pada berbagai lapisan tajuk Richards 1964 dalam Ermayani 2000. Selanjutnya dalam tulisan ini yang dimaksud dengan struktur tegakan adalah sebaran jumlah pohon per satuan luas pada berbagai kelas diameter. Anonim 1978 dalam Suhendang 1985 mengungkapkan hasil penelitian di hutan hujan tropika di Imataca Venezuelan Guyana yang mengungkapkan bahwa struktur tegakan untuk semua jenis berbentuk J terbalik, tetapi jika dilihat setiap jenisnya ternyata bentuknya bervariasi. Lebih jauh dikemukakan bahwa ada lima tipe bentuk sebaran, yaitu : bentuk tidak teratur tipe 1, bentuk garis lurus dengan koefisien arah negatif tipe 2, bentuk lonceng terbalik tipe 3, bentuk J terbalik tipe 4, dan bentuk J terbalik tetapi mendekati garis lurus dengan koefisien arah negatif tipe 5. Suhendang 1985 juga mengungkapkan hasil penelitiannya tentang model struktur tegakan hutan di hutan alam hujan tropika dataran rendah, di Bengkunat propinsi Lampung. Dengan model acuan bentuk kurva J terbalik disimpulkan bahwa model terbaik bagi struktur tegakan untuk semua jenis adalah famili sebaran lognormal, demikian pula untuk jenis komersil dan meluang Dipterocarpus sp. Jenis-jenis damar asam Parinari corymbosum dan simpur Dillenia sp, keduanya mengikuti famili sebaran gamma. Selain pemilihan model ini, Suhendang 1985 juga mengemukakan beberapa kemungkinan penggunaan model struktur tegakan hutan yang bersangkutan untuk berbagai keperluan dalam pendugaan dimensi tegakan.

2.3. Kerapatan Pohon

Kerapatan pohon adalah jumlah pohon yang terdapat pada luasan tertentu Spurr 1952, biasanya dinyatakan dalam hektar sehingga dikenal istilah kerapatan pohon per hektar. Kerapatan pohon pada hutan tanaman lebih teratur dibanding 6 pada hutan alam. Pengaturan kerapatan di hutan tanaman disesuaikan dengan tuntutan terhadap ruang tumbuhnya, yaitu dengan penjarangan dan pengaturan jarak tanam. Manan 1976 dalam Prihanto 1987 menyatakan bahwa pengaturan kerapatan pohon dimaksudkan untuk mendapatkan pertumbuhan dan kualita tegakan akhir yang optimum. Bruce dan Schumacher 1950 juga menyatakan bahwa pertumbuhan pohon erat hubungannya dengan kerapatan, karena menyangkut keterbagian pengaruh totalitas keadaan tempat tumbuhnya pada setiap individu pohonnya. Pengaturan kerapatan untuk memberikan kesempatan hidup yang wajar menjadi penting. Kerapatan secara tidak langsung juga turut menyumbangkan pengaruhnya dalam menentukan bentuk struktur tegakan, melalui pengaruhnya terhadap pertumbuhan individu pohon. Penentu lainnya diantaranya adalah umur dan sifat genetik pohon. Adanya kegiatan penjarangan dapat merubah bentuk sebaran dari beberapa dimensi tegakan Prihanto 1987.

2.4. Diameter Pohon

Diameter pohon adalah panjang garis lurus yang menghubungkan dua buah titik pada lingkaran luar pohon dan melalui titik pusat penampang melintangnya. Besarnya diameter pohon bervariasi menurut ketinggian dari permukaan tanah. Oleh karena itu dikenal istilah diameter setinggi dada atau diameter breast height dbh, yaitu diameter yang diukur pada ketinggian setinggi dada dari permukaan tanah Bruce dan Schumacher 1950. Loetsch et. al. 1973 dalam Suhendang 1985 memberikan batasan mengenai dbh yang dipakai di negara-negara yang menggunakan sistem metrik termasuk Indonesia sebagai diameter pada ketinggian 1.30 m di atas permukaan tanah untuk pohon yang berbanir melebihi ketinggian tersebut. Untuk pohon yang berbanir melebihi ketinggian 1.30 m di atas permukaan tanah, pengukuran diameter dilakukan pada ketinggian 20 cm di atas banir Anonim 1976 dalam Suhendang 1985. Diameter pohon merupakan dimensi pohon yang penting. Alder 1980 dalam Prihanto 1987 mengungkapkan bahwa diameter merupakan salah satu dimensi pohon yang berhubungan dengan volumenya, selain tinggi dan bentuk 7 pohon. Di hutan alam biasanya tidak pernah diketahui saat pohon mulai tumbuh, sehingga diameter pohon dipakai sebagai petunjuk untuk menduga umur pohon yang bersangkutan Richards 1964 dalam Prihanto 1987.

2.5. Hutan Normal Seumur