Fisiologi Pasca Panen Buah Manggis

20 Buah manggis segar digolongkan dalam tiga jenis mutu yaitu mutu super, mutu I, dan mutu II. Karakteristik rinci mutu manggis dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Persyaratan mutu buah manggis Karakteristik Persyaratan Mutu super Mutu I Mutu II Keseragaman Seragam Seragam Seragam Diameter mm 65 55-65 55 Tingkat kesegaran Segar Segar Segar Warna kulit Hijau kemerahan sd merah muda mengkilat kemerahan sd merah muda mengkilat Hijau kemerahan Buah cacat atau busuk jumlahjumlah dalam Tangkai atas kelopak Utuh Utuh Utuh Kadar kotoran bb 0 Serangga Tidak ada Tidak ada Tidak ada Warna daging buah Putih bersih khas manggis Putih bersih khas manggis Putih bersih khas manggis Sumber: Standar Nasional Indonesia 1992

B. Fisiologi Pasca Panen Buah Manggis

Buah-buahan yang berada di pohon melangsungkan hidupnya dengan melakukan pernafasan respirasi, namun setelah buah dipetik panen juga masih melangsungkan proses respirasi. Respirasi adalah proses biologis dimana oksigen diserap untuk digunakan pada proses pembakaran yang menghasilkan energi dan diikuti oleh pengeluran sisa pembakaran dalam bentuk CO 2 dan air Phan et al, 1986. Reaksi kimia sederhana untuk respirasi adalah sebagai berikut : C 6 H 12 O 6 + 6O 2 6CO 2 + 6H 2 O Laju respirasi merupakan indeks yang baik untuk menentukan umur simpan buah-buahan setelah dipanen. Besarnya laju respirasi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti : tingkat perkembangan organ, susunan kimia jaringan, ukuran produk, adanya pelapisan 5 21 alami dan jenis jaringan. Sedangkan faktor eksternal antara lain : suhu, penggunaan etilen, ketersedian oksigen dan karbondioksida, senyawa pengatur pertumbuhan dan adanya luka pada buah Phan et al, 1986. Menurut Phan et al. 1986 di dalam Pantastico 1986, besar kecilnya respirasi pada buah dan sayuran dapat diukur dengan cara menentukan jumlah substrat yang hilang, oksigen yang diserap, karbondioksida yang dikeluarkan, panas yang dihasilkan, dan energi yang timbul. Untuk menentukan laju respirasi, cara yang umum digunakan adalah dengan pengukuran laju penggunaan O 2 atau dengan penentuan laju pengeluaran CO 2 . Berdasarkan pola respirasinya, buah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu buah klimakterik dan buah non-klimakterik. Buah klimakterik mengalami kenaikan CO 2 secara mendadak dan mengalami penurunan dengan cepat setelah proses pematangan terjadi, sedangkan buah non klimakterik tidak terjadi kenaikan CO 2 dan diikuti dengan penurunan CO 2 dengan cepat. Klimakterik ditandai dengan adanya proses waktu pematangan yang cepat dan peningkatan respirasi yang mencolok serta perubahan warna, citarasa dan teksturnya Rhodes, 1970. Berdasarkan pola respirasi, buah dapat digolongkan menjadi buah klimakterik dan buah non klimakterik. Buah klimakterik merupakan buah yang memperlihatkan kenaikan laju respirasi atau kenaikan produksi CO 2 dan etilen yang besar dan cepat selama pemasakan. Sedangkan buah non klimakterik tidak menunjukan adanya perubahan laju respirasi atau produksi CO 2 dan etilen saat pemasakan. Contoh buah klimakterik adalah apel, alpukat, pisang, mangga, pepaya, melon, rambutan, durian, kiwi, jambu biji, pear, semangka, dan manggis. Contoh buah non klimakterik adalah anggur, jeruk, nanas, belimbing, strawberi, lemon Santoso dan Purwoko, 1995.

C. Teknologi Pelapisan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengendalian Kutu Putih pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Insektisida Botani

11 121 93

Evaluasi Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) di Kabupaten Mandailing Natal

4 42 82

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59

Pengaruh Pelapisan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Kombinasi Lilin Lebah, Giberelin dan Benomyl dengan Adaptasi Suhu Terhadap Umur Simpan Manggis

0 8 1