2 pengolahan dapat digunakan untuk menentukan metode pengolahan yang tepat
Susangka et al. 2006. Pengetahuan mengenai kandungan gizi dari ikan cobia sampai saat ini masih
sangat terbatas di Indonesia. Informasi yang diperlukan dari ikan cobia yaitu kandungan gizinya terutama vitamin dan mineral dari ikan cobia segar dan setelah
pemasakan dengan pengukusan. Proses pemasakan akan mempengaruhi kadar vitamin A dan mineral yang terkandung di dalam bahan makanan. Kadar
vitamin A dan mineral akan berkurang akibat adanya proses pengukusan, oleh karena itu perlu diketahui seberapa besar kandungan vitamin A dan mineral yang
hilang selama pemasakan dengan cara dikukus. Vitamin merupakan mikronutrien organik esensial, karena vitamin yang dibutuhkan pada diet manusia hanya dalam
jumlah miligram atau mikrogram perhari. Sejalan dengan hal tersebut maka dilakukanlah penelitian mengenai perubahan kandungan mineral, dan vitamin A
ikan cobia Rachycentron canadum akibat proses pengukusan.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh proses pengukusan terhadap komposisi proksimat air, abu, protein, dan lemak, mineral, dan
vitamin A dari ikan cobia R. canadum yang berasal dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung.
3
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Cobia
Ikan cobia merupakan ikan ekonomis penting di Asia dan mempunyai pertumbuhan yang sangat cepat serta dapat mencapai ukuran berat 15 kg pada
umur 20 bulan. Ikan cobia ini termasuk ikan pelagis yang hidup di perairan tropis dan sub tropis, dan banyak ditemukan di Samudra Pasifik, Atlantik dan sebelah
baratdaya Meksiko. Ikan ini sering dijumpai di sekitar perairan Pulau Bali. Morfologi ikan cobia dapat dilihat pada Lampiran 1. Klasifikasi ikan cobia
menurut Nakamura dan Shafer 1989 adalah sebagai berikut. Kingdom
: Animalia Filum
: Chordata Kelas
: Actinopterygii Ordo
: Perciformes Famili
: Rachycentridae Genus
: Rachycentron Spesies
: R. canadum Cobia memiliki tubuh panjang dengan kepala agak pipih, pita gelap pada
sisi lateral memanjang dari mata sampai ekor, sirip dorsal ke-1 berupa duri berjumlah 7-9 yang tidak dihubungkan oleh membran Supriyatna 2007. Ikan
cobia termasuk kedalam Kelas Actinopterygii dan satu-satunya spesies dari Famili Rachycentridae. Ikan ini dikenal dengan nama ling, lemonfish, crabeater dan
cobio yang memiliki bentuk tubuh menyerupai torpedo dengan kepala dan mulut relatif lebar dibandingkan bagian tubuh lainnya. Ikan ini bersisik kecil dan
terbenam dalam kulit yang tebal, badan berwarna coklat gelap dengan bagian bawah berwarna kekuning-kuningan dan terdapat dua garis tebal keperakan
sepanjang tubuh pada ikan yang masih muda. Ikan cobia umumnya dapat mencapai ukuran berat 15 kg pada umur 20 bulan dan pertumbuhannya dapat
mencapai panjang 2 m dengan berat 61 kg dan di alam cobia dapat hidup 15 tahun Kaiser dan Holt 2005. Cobia merupakan ikan pelagis dengan gerakan aktif dan
dapat berubah warna, dalam keadaan normal dan stres, ikan ini dapat berwarna hitam dengan dua garis putih dan pada samping badan membujur dari leher
4 sampai ke ekor dan akan berubah keabu-abuan, bila wadah pemeliharaan
berwarna terang. Cobia termasuk golongan karnivor yang makanannya adalah udang-
udangan, cumi, dan ikan-ikan kecil. Makanan favorit ikan cobia adalah kepiting sehingga mereka disebut crabeaters. Ikan cobia biasanya ditemukan dalam
kelompok 3-100 ikan di air dangkal disepanjang garis pantai ketika mereka berburu untuk makanan selama migrasi Diep 2009. Ikan cobia dapat mentolerir
berbagai variasi suhu habitatnya yaitu suhu 16,8-32,2 °C dan salinitas 22,5 sampai 44,5 ppt, saat dewasa ikan ini dapat hidup dengan suhu rendah yaitu 17,7 °C
Benetti 2002. Ikan merupakan bahan pangan sumber protein hewani, selain itu juga ikan
mengandung lemak yang bersifat tak jenuh, vitamin, dan mineral. Kandungan kimia, ukuran, dan nilai gizi ikan tergantung pada jenis, umur kelamin, tingkat
kematangan, dan kondisi tempat hidupnya Adawyah 2008. Komposisi kimia ikan cobia dapat dilihat pada Tabel 1 .
Tabel 1 Komposisi kimia ikan cobia Komposisi
Tidak dibudidaya budidaya
Air 77,14±1,9
73,59±2,87 Lemak
2,64±1,5 5,45±2,39
Protein 19,21±1,1
20,25±1,26 Abu
1,39±0,1 1,46±0,16
Sumber : Chuang et al. 2010
Bagian daging dari cobia memiliki kualitas yang berbeda dengan yang lain, terutama dilihat dari kandungan lemak dan kadar airnya, sehingga ikan ini
dimanfaatkan untuk dijadikan sashimi, dikukus, digoreng, dipanggang dan direbus untuk sup Amiza dan Aishah 2011.
Produksi ikan cobia di seluruh dunia pada tahun 2002 total tangkapan dan budidaya dilaporkan mencapai 10.416 ton dengan Taiwan, Pakistan, Brazil dan
Uni Emirat Arab tercatat sebagai lima produsen teratas. Taiwan saat ini memiliki industri komersil yang memproduksi hampir 5.000 ton pada tahun 2004 dan
sebagian besar dihasilkan dari budidaya. Ikan ini sering dijumpai di sekitar perairan utara Bali di Teluk Sumber Kima Arnold dan Joan 2002. Ikan cobia
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi yaitu US 0,5 per benih ukuran 10 cm,
5 US 6 per kg untuk ukuran konsumsi, dan dalam bentuk beku seharga
US 4-6 per kg Liao et al. 2004
2.2 Mineral dan Fungsinya