BAB II LANDASAN TEORI
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar terlebih dahulu akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan prestasi dan belajar. Para
pakar pendidikan mengemukakan pendapat mereka. Prestasi merupakan kumpulan hasil akhir dari suatu pekerjaan yang telah dilakukan. Menurut
Djamarah 2002:19,”Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok.” Selanjutnya
menurut Winkel 1996:53,“Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian
belajar itu sendiri untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai denagan pandangan yang mereka anut. Namun dari
pendapat pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan. Menurut Djamarah 2002:231,”Prestasi adalah hasil kegiatan
9
usaha kegiatan belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh
setiap siswa dalam periode tertentu. Selanjutnya Winkel 1996:162 mengatakan bahwa “prestasi belajar
adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang
dicapainya.” Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam
menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.
Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai
atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi dapat
memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. 2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang
diharapkan, menurut Syah 2004:132, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: faktor yang
terdapat dalam diri siswa faktor internal, dan faktor yang terdiri dari luar siswa faktor eksternal :
a. Faktor Internal faktor dari dalam diri siswa
Faktor internal adalah keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor internal siswa adalah:
1 Aspek fisiologis
Kondisi jasmani dan tonus tegangan otot yang memadai tingakat organ-organ tubuh dan sendi-sendinya
dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah
apabila serta pusing-pusing dapat menurunkan ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang
atau tidak berbekas. Untuk dipelajarinya pun kurang atau tidak terbatas. Mempertahankan tonus, jasmani agar tetap
bugar siswa dianjurkan mengkonsumsi minuman yang bergizi. Selain itu juga siswa dianjurkan memilih pola
istirahat dan olahraga ringan. 2
Aspek psikologis Yang termasuk psikologis yang dapat
mempengaruhi kulitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa. Namun diantara faktor-faktor
rohaniah siswa siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah tingkat kecerdasan atau
intelejensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi.
b. Faktor Eksternal faktor dari luar diri siswa
Faktor Eksternal adalah kondisi lingkungan sekitar siswa. 1
Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah, para staf guru, para staf
administrasi dan teman-teman sekelas yang mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu
menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin
khususnya dalam belajar. 2
Lingkungan non sosial Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung
sekolah dan letaknya rumah tempat tinggal keluarga siswa dan alat-alat belajar keadaan cuaca dan waktu belajar
digunakan siswa. 3
Metode pembelajaran a
Pengertian metode Menurut Djamarah 2002:85 :
Pemilihan metode merupakan hal yang sangat penting perlu diperhatikan karena metode adalah salah satu alat
untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Djamarah 2002:85-93, pemilihan dan
penentuan metode dalam pembelajaran harus memiliki:
1 Nilai strategi dan metode
Didalam proses pembelajaran sering terjadi interaksi edukatif antara anak didik dan guru.
Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pembelajaran salah satunya disebabkan oleh
pemilikan metode yang kurang tepat. Oleh karena itu metode adalah salah satu cara yang memilliki
nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategis dari metode adalah dapat
mempengaruhi jalannya pembelajaran. 2
Efektivitas penggunaan metode Penggunaan metode yang tidak sesuai
dengan tujuan pembelajaran akan menjadikan kendala dalam mencapai tujuan yang dirumuskan,
karena itu, efektivitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuain metode dengan semua
komponen pembelajaran yang telah diprogramkan.
3 Pentingnya pemilihan dan penentuan metode
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap pembelajaran adalah tercapainya tujuan
pembelajaran. Apapun yang termasuk perangkat program pembelajaran dituntut secara mutlak
untuk menunjang tercapainya tujaun guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban
menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didk dikelas
b Pengertian pembelajaran
Menurut Sagala 2006:61,”Pembelajaran ialah membelajarkan siswa dengan menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama kebersilan pendidikan. Sedangkan Riyanto
2002:57 berpendapat bahwa pembelajaran adalah “suatu proses eksperimantasi.” Selalu harus ada yang
dipelajari dan arena adanya pengalaman-pengalaman baru. Menurut Djamarah 2002:62,”Dalam
mengajarkan guru harus pandai menggunakan pendekatan secara aktif, secara arif dan bijaksana.”
Menurut Sagala 2006:68 : Pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam
memilih kegiatan pembelajaran, hal tersebut dibuat karena adanya kebutuhan untuk
menyakinkan 1 adanya alasan untuk belajar, 2 siswa belum mengetahui apa yang akan diajarkan,
oleh karena itu guru menetapkan hasil-hasil belajar dan tujuan yang akan dicapai.
Menurut Mulyana 2005:100 :
Dalam pembelajaran guru yang utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang
terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik,
dan umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup 3 hal yaitu pre tes, proses dan post tes.
Keberhasilan pembelajaran IPS diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut dan dipengaruhi beberapa
faktor antara lain: faktor guru, faktor materi pelajaran, faktor lingkungan, faktor metode pengajaran, dan faktor lainnya termasuk siswa itu sendiri.
Keberhasilan tersebut dapat diamati dari beberapa sisi banyaknya soal yang mampu dikerjakan dengan betul, maka tingginya pemahaman dan
penguasaan siswa dalam suatu pelajaran dan makin banyak soal yang mampu dikerjakan dengan benar diharapkan makin tinggi tingkat
keberhasilan pembelajaran tersebut. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses pelajaran IPS, maka dengan metode pembelajaran yang sesuai siswa akan
bersemangat dan suasana kelas akan lebih hidup, sehingga prestasi yang akan dicapai memuaskan.
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto 1995:60 faktor
ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.” Menurut Arikunto dalam
Dimyati Mudjiono 2009:200-201 prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi dan ditujukan untuk keperluan :
a. Untuk diagnostik dan pengembangan.
b. Untuk seleksi.
c. Untuk kenaikan kelas.
d. Untuk penempatan.
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan
selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu
lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut
belajar sebagaimana temannya.
B. Mind Mapping