Proklamasi Kemerdekaan 1945 Biografi Sukarno

Sekeluarnya dari penjara, ia terjun lagi ke dalam kancah politik. Sukarno mendefenisikan konsepsi rakyatnya lebih lanjut dengan melahirkan marhaenisme pada tahun 1930 di dalam penjara dan pembuangan. 24

2.1.3. Proklamasi Kemerdekaan 1945

Kesempatan yang lama ditunggu-tunggu kaum nasionalais untuk berkumpul guna merencanakan suatu negara merdeka di masa depan, direalisasi dengan bantuan Jepang pada tanggal 28 Mei 1945. Keenampuluh dua anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI yang diresmikan hari itu diberikan kebebasan besar oleh Jepang untuk membicarakan persoalan-persoalan konstitusional dan ideologi. Bagi Sukarno dan rekan-rekan nasionalisnya inilah kesempatan untuk membuktikan bahwa penghinaan yang diderita di bawah penguasaan Jepang tidaklah sia-sia. Terutama Sukarno yang mengobarkan semangat sehingga panitia didorong mengambil suatu kesimpulan dengan kecepatan mencengangkan pihak Jepang. 25 Setelah bersidang selama tiga hari, yang terutama digunakan membahas manifesto-manifesto ideologis, BPUPKI membentuk suatu sub-komite yang terdiri dari tujuh orang anggota di bawah pimpinan Sukarno untuk menyelesaikan persoalan agama yang rumit. 26 Di dalam Badan Penyelidik di Jakarta, Sukarno mendesak agar versinya tentang nasionalisme yang bebas dari agama disetujui. Karena konsep ini memang merupakan satu-satunya dasar yang dapat disepakati 24 Ongokham. 2009. Sukarno, Orang Kiri, Revolusi dan G30S PKI. Jakarta: Komunitas Bambu. Hal:12-13. 25 Anthony J.S Reid. 1996. Revolusi Nasional Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hal: 31-32. 26 Ibid. Hal: 32. Universitas Sumatera Utara pemimpin-pemimpin lainya, maka menanglah Sukarno. Pada pidatonya pada tnggal 1 Juni, Ia mengemukakan doktrin Pancasilanya, „lima dasar‟ yang akan menjadi falsafah resmi dari Indonesia merdeka, yaitu ketuhanan, kebangsaan, perikemanusiaan, kesejahteraan dan demokrasi. Walaupun dasar-dasar ini pada umumnya diterima oleh anggota-anggota Badan Penyelidik, tetapi para pemimpin Islam tampakanya tidak akan memainkan peranan yang istimewa. Akhirnya mereka menyetujui suatu kompromi yang disebut Piagam Jakarta yang menyebutkan bahwa negara akan didasarkan pada „ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk- pemeluknya”. Implikasi Piagam Jakarta terhadap hubungan antara syariat Islam dan negara menjadi sumber pertentangan- pertentangan sengit di tahun-tahun mendatang. 27 Pada tanggal 6 Agustus, bom atom pertama dijatuhkan di Hioshima yang menewaskan sedikitnya 78.000 orang. Hari berikutnya, keanggotaan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang baru dibentuk diumumkan ke Jakarta, dan berita-berita mengenai panitia ini disiarkan ke seluruh Indonesia. Pada tanggal 8 Agustus Uni Soviet mengumumkan perang terhadap Jepang. Dan pada hari berikutnya, bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki. Karena kekalahan sudah tampak di pihak Jepang, maka Sukarno, Hatta, dan Radjiman terbang ke Saigon untuk menemui Panglima Wilayah Selatan, Panglima Tertinggi Terauchi Hisaichi. Kepada mereka, Terauchi menjanjikan kemerdekaan bagi seluruh bekas wilayah Hindia Timur Belanda. Sukarno ditunjuk sebagai Ketua Panitia Persiapan dan 27 M.C. Ricklefs. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. Hal: 441- 442. Universitas Sumatera Utara Hatta sebagai wakil ketua. Pada tanggal 14 Agustus, Sukarno dam rekan-rekannya tiba kembali ke Jakarta. 28 Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 15 Agustus, dan dengan demikian menghadapkan para pemimpin Indonesia pada suatu masalah yang berat. Karena pihak sekutu tidak menaklukkan kembali Indonesia, maka terjadi kekosongan politik: pihak Jepang masih tetap berkuasa namun telah menyerah, dan tidak tampak pasukan sekutu yang akan menggantikan mereka. Rencana- rencana kemerdekaan yang disponsori pihak Jepang secara teratur kini tampaknya terhenti, dan pada hari berikutnya Gunseikan telah mendapat perintah-perintah khusus supaya mempertahankan status quo sampai kedatangan pasukan sekutu. Sukarno, Hatta dan generasi tua ragu-ragu tenatang apa yang harus dilakukan dan takut memancing konflik dengan Jepang. Maeda ingin melihat pengalihan kekuasaan secara cepat kepada generasi tua, karena merasa khawatir terhadap kelompok-kelompok pemuda yang dianggapnya berbahaya maupaun terhadap pasukan-pasukan Jepang yang kehilangan semangat. Para pemimpin pemuda menginginkan suatu pernyataan kemerdekaan secara dramatis diluar kerangka yang disusun oleh pihak Jepang, dan dalam hal ini mereka didukung oleh Sjahrir. Pada tanggal 16 Agustus, Sukarno dan Hatta tidak dapat ditemukan di Jakarta. Mereka telah dibawa oleh pemimpin pemuda pada malam harinya ke garnisun Peta di Rengasdengklok, dengan dalih melindungi mereka bilamana meletus pemberontakan oleh Peta atau Heiho. Ternya tidak ada pemberontakan 28 Ibid, hal: 443. Universitas Sumatera Utara sama sekali, sehingga Sukarno dan Hatta segera menyadari bahwa kejadian ini merupakan usaha memaksa mereka supaya menyatakan kemerdekaan diluar rencana pihak Jepang. Mereka menolak melakukan hal itu. Maeda mengirim kabar bahwa jika mereka dikembalikan dengan selamat, maka dia dapat mengatur agar pihak Jepang tidak peduli bilamana kemerdekaan dinyatakan. Pada malam itu Sukarno dan Hatta sudah berada di rumah Maeda di Jakarta. Pernyataan kemerdekaan dirancang sepanjang malam. Kaum aktivis pemuda menginginkan bahasa yang dramatis dan berapi-api, tetapi untuk menjaga supaya tidak melukai perasaan pihak Jepang dan mendorong terjadinya kekerasan, maka disetujuilah suatu pernyataan yang sejuk dan bersahaja yang dirancang oleh Sukarno. Pada tanggal 17 Agustus 1945 pagi, Sukarno membacakan pernyataan kemerdekaan tersebut dihadapan sekelompok orang yang relatif sedikit jumlahnya. Sementara itu, sekutu sebagai pihak yang menang, yang hampir sama sekali tidak mengetahui apa yang telah terjadi di Indonesia selama berlangsungnya perang, dengan tergesa-gesa merencanakan kedatangan mereka untuk menerima penyerahan pihak Jepang dan memulihkan kembali rejim kolonial. Langkah-langkah pertama kemudian diambil oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus. Sukarno berusaha memberikannya kuasa yang lebih luas dengan menambah Sembilan anggota, enam diantaranya kaum nasionalis tua yang memegang jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan di Jakarta, sedangkan tiga Universitas Sumatera Utara lainnya merupakan pemimpin-pemimpin pemuda, antara lain Chaerul Saleh, Sukarni dan Wikana. Langkah pertama ini meliputi sejumlah perubahan yang diadakan terhadap undang-undang dasar yang disusun pada bulan Juli. Perubahan terpenting diakibatkan desakan juru bicara Angkatan Laut Jepang yang menyampaikan kepada Hatta perasaan tidak puas minoritas-minoritas kristiani yang penting di wilayah kekuasaan Angkatan laut terhadap kosesi-kosesi kepada pihak Islam. Htta mampu membujuk para juru bicara utama Islam di PPKI agar menerima dihapuskannya semua acuan kepda tempat yang khusu bagi Islam, dengan alasan supaya minoritsa-minoritsa jangan menjauhkan diri pada saat-sat yang begitu kritis bagi Republik. Perubahan utama lainnya berhubungan dengan perode transisi sebelum dapat dipilihnya dewan-dewan perwakilan, yang ditentukan dalam undang-undang dasar. Sampai waktu itu, Pemerintahan akan dijalankan oleh Presiden, dibantu oleh suatu Komite Nasional. Bila kuasa Presiden belum cukup, ditambahkan bahwa selama enam bulan setelah berakhirnya perang, Presiden “akan mengatur dan mempersiapkan segala sesuatu yang ditentukan Undang-Undang Dasar. Sukarno dan Hatta kemudian dipilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden oleh PPKI. 29 29 Anthony J.S. Reid. Opcit. Hal: 47-48. Universitas Sumatera Utara 2.2. Masa Pemerintahan 2.2.1. Masa Demokrasi Liberal