Perumusan Masalah Analisis Wacana Kritis Terhadap Pidato Kenegaraan Presiden Soekarno pada Tanggal 17 Agustus 1966

1.2. Perumusan Masalah

Pidato presiden memiliki posisi penting dalam wacana politik. Presiden lebih mempunyai pengaruh terhadap masyarakat dibandingkan pidato lainnya. Apa yang disampaikan oleh Sukarno melalui pidato-pidatonya merupakan bantahan terhadap apa yang ditulis oleh media massa. Tetapi diantara berbagai pidato yang disampaikan, pidato kenegaraan menempati posisi yang sangat penting. Pidato kenegaraan telah berkembang menjadi suatu pola atau bentuk yang teratur, yang memberi landasan berguna untuk membandingkan antara satu pidato dengan pidato lainnya. Pidato kenegaraan itu disampaikan secara luas dan merupakan keterangan resmi presiden yang memuat berbagai tanggapan masalah yang muncul. Dengan demikian, pidato kenegaraan merupakan variasi resmi dari jargon, janiji, sarana untuk menyampaikan masalah atau prestasi yang telah dilakukan. Lebih jauh, pidato itu penting karena ia merupakan media pemerintah untuk mengukuhkan dan mengabsahkan apa yang telah dilakukan. Pidato Sukarno pada tanggal 17 Agustus 1966 merupakan satu-satunya pidato kenegaraan yang disampaikan pada rentang masa peralihan kekusaan. Setelah pemberontakan 30 September, pamor dan kejayaan Sukarno sebagai Presiden kian menurun. Untuk itu melalui pidato tersebut, Sukarno membangun kembali citranya dan berusaha menarik simpati rakyat Indonesia. Universitas Sumatera Utara Hal menarik dari pidato ini adalah untuk menarik simpati rakyat tersebut dalam memperbaiki citranya, Sukarno membangun sebuah wacana „demokrasi terpimpin adalah demokrasi pancasila dan demokrasi Indonesia asli‟. Untuk menguatkan wacananya tersebut, Sukarno menyebutkan sebuah istilah yaitu crucial period. Kata ini ia sebutkan dalam pidato sebanyak 15 kali dengan 3 kali pengulangan. 9 Sehingga menarik untuk meneliti pidato kenegaraan Presiden Sukarno pada tanggal 17 Agustus 1966 dengan menggunakan metode analisis wacana kritis. Dengan begitu, pertanyaan penelitian dalam masalah ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan Crucial Period menurut alam pikir Sukarno? 2. Mengapa Sukarno menggunakan istilah crucial period dalam membentuk wacana „Demokrasi Terpimpin merupakan demokrasi pancasila dan demokrasi Indonesia asli‟? 3. Bagaimana wacana „demokrasi terpimpimpin merupakan demokrasi pancasila dan demokrasi Indonesia asli‟ pada pidato kenegaraan ini terbentuk dan menjadi hegemonic discourse? 9 Pidato Presiden Sukarno pada tanggal 17 Agustus 1966, Isi pidato dikutip dari buku Revolusi Belum Selesai 2014 Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian