berlangsung atau ada waktu luangkosong, jarang ada sebagian guru yang memanggil siswanya ke ruangan guru untuk bercerita secara lebih dekat dan
mendalam, yang mungkin disebabkan karena guru melihat siswanya menghadapi masalah baik itu persoalan menyangkut masalah ekonomi maupun masalah yang
berkaitan dengan prestasi belajarnya. Di saat seperti inilah, biasanya guru memberikan nasehat dan dukungan serta memberi dan meningkatkan motivasi
belajar ke anak didiknya, karena tugas guru bukan hanya menyampaikan materi pelajaran saja, tapi juga harus berperan sebagai motivator yang mampu mengubah
sikap dan perilaku siswa ke arah yang lebih baik. Masalah tersebut didukung dengan perolehan data pada saat melakukan
wawancara dengan beberapa guru mata pelajaran yang menunjukkan rendahnya tingkat hasil nilai ulangan tengah semester UTS siswa pada beberapa mata
pelajaran yaitu dengan nilai Matematika rata-rata 60.7, nilai Bahasa Inggris rata- rata 65, nilai Bahasa Indonesia rata-rata 68.5, dan nilai IPA rata-rata 65. Dengan
standar Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebesar 70.00, menunjukkan bahwa siswa belum dapat mencapai batas standar KKM yang berlaku sesuai dengan
kurikulum sekolah. Berangkat dari latar belakang tersebut, maka peneliti merasa tertarik
melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara komunikasi positif guru dan motivasi belajar siswa SMP Negeri 29 Medan.
I. 2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengajukan perumusan masalah sebagai berikut: “Sejauhmanakah hubungan
antara komunikasi positif guru dengan motivasi belajar siswa SMP Negeri 29 Medan?”
I.3 Pembatasan Masalah
Guna mendapatkan hasil penelitian yang berkualitas, relevan dengan harapan yang diinginkan serta mampu memecahkan permasalahan yang ada, maka
penulis membatasi permasalahan yang diteliti, sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan
hubungan antara komunikasi positif guru dengan motivasi belajar siswa SMP Negeri 29 Medan.
b. Objek yang diteliti adalah komunikasi positif guru.
c. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 29 Medan kelas VII-VIII.
I.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara komunikasi positif guru dengan motivasi belajar siswa SMP Negeri 29
Medan. 2.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk komunikasi positif yang dilakukan guru-siswa.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa SMP
Negeri 29 Medan.
I.5 Manfaat Penelitian
1. Secara akademis, penelitian ini diharapakan dapat menambah dan memperkaya bahan penelitian, bahan referensi, serta sumber bacaan di
lingkungan Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. 2. Secara teoritis, penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang diterima
penulis selama menjadi Mahasiswi Departemen Ilmu Komunikasi Ekstensi FISIP USU, dan menambah wawasan penulis mengenai Komunikasi
Positif Guru dengan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 29 Medan.
3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pikiran dan masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan
berkenaan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori
Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti terlebih dahulu menyusun kerangka teori yang sesuai dengan penelitiannya. Karena kerangka teori
merupakan kajian tentang hubungan teori dengan berbagai faktor dalam perumusan masalah tersebut. Hal ini juga berguna untuk mempermudah peneliti
menyusun penelitian dan hasil dari penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Wilbur Schramm menyatakan teori yaitu,
merupakan suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi bisa dihasilkan dan diuji
secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi mengenai perilaku Effendy, 2003:241. Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu komunikasi, komunikasi antarpribadi, komunikasi positif, dan motivasi belajar.
2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1 Pengertian Komunikasi
Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi
hubungan sosial social relations. Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain, karena berhubungan,
menimbulkan interaksi sosial social interaction. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “communication” berasal
dari kata Latin: communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna Effendi, 2003:9. Jadi, jika
dua orang terlibat dalam komunikasi, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna, sehingga komunikasi yang dilakukan
kedua orang tersebut bersifat komunikatif. Akan tetapi, pengertian komunikasi diatas sifatnya masih dasariah, dalam arti bahwa komunikasi minimal harus
Universitas Sumatera Utara