Uji Heteroskedastisitas Uji- F

45 diantara variabel independen lebih besar dari 0,9 Ghozali dalam Erlina, 2008 : 105. Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu: a. Mengeluarkan salah satu variabel, misalnya variabel independen A dan B saling berkolerasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi. b. Menggunakan metode lanjut seperti regresi Bayesian atau regresi Ridge.

3.9.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baijk adalah tidak terjadi heteroskedastisitas Erlina, 2008 : 106. Menurut Nugroho 2005 : 62 cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari gambar scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika: a. Titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol. Universitas Sumatera Utara 46 b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3.9.1.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya Erlina, 2008 : 106. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu times series karena ”ganguan” pada seorang individukelompok cenderung mempengaruhi ”gangguan” pada individu kelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data crossection silang waktu, masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena ”gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu. Kelompok yang berbeda berasal dari invidu kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Ada Universitas Sumatera Utara 47 beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi di antaranya adalah dengan Uji Durbin Watson pada buku stastistik relevan. Menurut Sunyoto 2009:91, Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 1 angka D-W di bawah –2 berarti ada autokorelasi positif, 2 angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, 3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif

3.9.2 Uji Hipotesis

Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Model regresi untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-F simultan dan uji-t parsial.

3.9.2.1 Uji- F

Uji-F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Data dihipotesis dengan model analisis berganda, yaitu: Y= � + � 1 � 1 + � 2 � 2 + � 3 � 3 + � 4 � 4 + � Universitas Sumatera Utara 48 Keterangan: Y = Harga saham � = Konstanta � = Koefisien regresi � 1 = Audit Report Lag � 2 = Earnings Per Share � 3 = Opini Audit � 4 = Kantor Akuntan Publik � = Error Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut : H : Tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. H a : Semua vaiabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan F-tabel dengan ketentuan sebagai berikut: - Jika F-hitung F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk � = 5 - Jika F-hitung F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima untuk � = 5 Universitas Sumatera Utara 49

3.9.2.2 Uji- t

Dokumen yang terkait

Pengaruh Audit Quality, Audit Tenure, Audit Report Lag, dan Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

10 162 106

Pengaruh Opini Audit, Debt To Total Asset Ratio, Earning Per Share, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 64 99

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2012

3 56 79

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 43 85

Analisis Pengaruh Opini Audit, Audit Report Lag dan Kantor Akuntan Publik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

18 117 88

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kap Dan Jenis Opini Audit Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 79 94

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Kualitas Audit, dan Opini Going Concern Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 49 97

PENGARUH OPINI AUDIT, AUDIT REPORT LAG, DAN UKURAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

4 13 31

Pengaruh Audit Quality, Audit Tenure, Audit Report Lag, dan Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 18

Pengaruh Kualitas Audit, Jenis Opini Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 13