G. Analisis Economic Value Added EVA
“Economic Value Added EVA is a residual income measure that subtract the cost of capital, from the operating profits generated in the business.” Stewart, 1993:
118 Residual income adalah “the difference between operating income and the minimum dollar return required on a company’s operating assets.” Hansen and
Mowen, 1994: 834. Atau EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu. Prinsip EVA
memberikan sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu kinerja dan prestasi keuangan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai
pasar sebuah perusahaan. Secara matematis, EVA dapat dinyatakan sebagai berikut: Stewart, 1993: 224.
EVA = Operating Profits - cost of Capital x Capital EVA : Economic Value Added
Operating profits : Laba operasi bersih setelah pajak Rumus yang digunakan dalam metode EVA sebagai berikut :
a EVA = NOPAT – WACC x INVESTED CAPITAL Dimana : NOPAT : Net Operating Profit After Taxes
WACC : Weighted Average Cost of Capital Invested Capital : Modal yang Ditanamkan
EVA mengukur nilai sebenarnya yang sedang diciptakan, maka menjadikannya sebagai suatu ukuran kinerja yang lebih baik daripada pertumbuhan penjualan, return
on investment, earning per share atau ukuran tradisional lainnya. EVA juga menyediakan kerangka untuk pembuatan keputusan. Oleh karena itu, diperlukan suatu
rumusan mengenai bagaimana seharusnya EVA dihitung.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Young dan O’Byrne 2003:31 sebagai alat pengukuran kinerja keuangan, EVA dirumuskan sebagai berikut :
Penjualan Bersih-Biaya Operasi
= Laba operasi pendapatan sebelum bunga dan pajak, EBIT - Pajak = Laba operasi besih sesudah pajak NOPAT - Biaya modal modal yang
diinvestasikan x biaya modal
= EVA
Perhitungan diatas sama dengan perhitungan EVA menurut Hansen dan Mowen 2001:829, yang menyatakan persamaan EVA sebagai berikut :
EVA = Laba operasi setelah pajak – Rata-rata tertimbang biaya modal x Total modal yang dipakai. Laba bersih setelah pajak sisebut juga dengan Net Operating After Tax
NOPAT diperoleh dari laporan laba rugi yang dihasilkan perusahaan, sedangkan biaya modal dapat diketahui dengan melihat komposisi modal yang dimiliki oleh
perusahaan seperti yang tercantumdi sisi passiva di neraca yang disajikan. Sedangkan Tunggal 2001:2 merumuskan EVA sebagai berikut :
EVA = NOPAT – C x CCR Dimana :
NOPAT = Net Operating Tax
C = Capital
CCR = Capital Cost Rate atau Cost of Capital
Berdasarkan rumusan diataas Tunggal 2001: 6 membagi langkah-langkah menghitung EVA yaitu :
a. Menghitung NOPAT Net Operating After Tax
b. Mengidentifikasi Invested capital
Universitas Sumatera Utara
c. Menentukan Capital Cost Rate WACC Weighted Average Cost of Capital
yang wajar d.
Menghitung EVA perusahaan Rudianto 2006:341 merumuskan EVA dengan cara yang berbeda pula
walaupun pada dasarnya memiliki pengertian yang sama yaitu : EVA = EBIT - Tax - WACC
EBIT = Earning Before Interest and Tax
= Laba Usaha Sebelum Bunga dan Pajak Tax
= Pajak Penghasilan Perusahaan WACC
= Weighted Average Cost of Capital = Biaya Modal Rata-rata
Berdasarkan rumusan EVA diatas, Rudianto 2006:342 membagi beberapa langkah yang harus dilakukan manajemen dalam mengukur kinerja perusahaan
dengan menggunakan EVA, yaitu sebagai berikut : a.
Menghitung biaya modal cost of capital Biaya modal ini antara lain meliputi biaya utang cost of debt, biaya saham
preferen cost of preferred stock, biaya modal saham biasa cost of common stock dan biaya laba ditahan cost of return earning.
b. Menghitung besarnya struktur permodalanpendanaan capital structure
yaitu modal saat perusahaan dapat dibangun dengan komposisi modal. c.
Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang Weighted Average cost of capital=WACC
d. Menghitung nilai EVA .
Sedangkan sebagai penggerak nilai Young and O’Byrne 2006:248 merumuskan EVA menjadi :
Universitas Sumatera Utara
EVA = RONA – WACC x Modal yang diinvestasikan RONA adalah return on net asset dihitung sebagai berikut :
RONA = NOPAT Aktiva Bersih
Dengan meningkatnya RONA maka meningkat pula EVA, artinya selama pengembalian yang diperoleh dari aktiva bersih yaitu jumlah uang kas, kebutuhan
modal kerja, dan aktiva tetap melebihi modal yang diinvestasikan maka EVA adalah positif.
Asumsi : 1 Bila EVA 0, maka perusahaan telah menciptakan nilai
ekonomis kedalam perusahaan. 2
Bila EVA = 0, maka secara ekonomis semua laba
perusahaan digunakan untuk membayar seluruh kewajiban kepada kreditur dan pemegang saham.
3 Bila EVA 0, maka laba yang tersedia tidak bisa
memenuhi harapan PTPN III, kreditur, dan pemegang
saham. Manajemen dapat melakukan banyak hal untuk menciptakan nilai tambah, tetapi pada
prinsipnya EVA akan meningkat jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut Stewart, 1993: 118-119:
1. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal.
2. Menginvestasikan modal baru ke dalam project yang mendapat return lebih
besar dari biaya modal yang ada. 3.
Menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak menguntungkan. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal berarti manajemen dapat
menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Selain itu, dengan berinvestasi ke project-project yang menerima return
Universitas Sumatera Utara
lebih besar daripada biaya modal cost of capital yang digunakan berarti manajemen hanya mengambil project yang bermutu dan meningkatkan nilai perusahaan.
Economic Value Added EVA juga mendorong manajemen untuk berfokus pada proses dalam perusahaan yang menambah nilai dan mengeliminasi aktivitas atau
proses yang tidak menambah nilai. Perhitungan EVA suatu perusahaan merupakan proses yang kompleks dan terpadu karena perusahaan harus menentukan terlebih
dahulu biaya modalnya. Economic Value Added EVA menjadi relevan untuk mengukur kinerja yang
berdasarkan nilai value karena EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen.
Dengan adanya EVA, maka pemilik perusahaan hanya akan memberi imbalan reward aktivitas yang menambah nilai dan membuang aktivitas yang merusak atau
mengurangi nilai keseluruhan suatu perusahaan. Aktivitas yang value added dapat dipisahkan dari aktivitas nonvalue added berdasarkan proses value added assessment.
Diharapkan pemilik perusahaan dapat mendorong manajemen untuk mengambil actions atau strategi yang value added karena hal ini memungkinkan perusahaan
untuk beroperasi dengan baik. Manajemen akan digaji dalam jumlah besar, jika mereka menciptakan nilai
tambah yang besar pula. Banyak hal lain dalam perusahaan dimana EVA juga berperan. Economic Value Added membantu manajemen dalam hal menetapkan
tujuan internal internal goal setting perusahaan supaya tujuan berpedoman pada implikasi jangka panjang dan bukan jangka pendek saja. Dalam hal investasi EVA
memberikan pedoman untuk keputusan penerimaan suatu project capital budgeting decision, dan dalam hal mengevaluasi kinerja rutin performance assessment
manajemen, EVA membantu tercapainya aktivitas yang value added. EVA juga
Universitas Sumatera Utara
membantu adanya system penggajian atau pemberian insentif incentive compensation yang benar dimana manajemen didorong untuk bertindak sebagai
owner Utomo, 1999. Nilai tambah ekonomis economic value addedEVA menjadi metode nilai
pemegang saham yang begitu popular dalam mengukur kinerja perusahaan dan divisi dan pada akhirnya menggantikan ROI sebagai standar pengukuran kinerja.EVA
mengukur selisih antara nilai sebuah bisnis sebelum dan sesudah sebuah strategi diimplementasi. Jika selisih yang diperoleh ,yaitu diskonto terhadap biaya modalnya
positif, maka strategi yang diambil perusahaan menghasilkan nilai bagi pemegang sahamnya. EVA adalah laba operasi setelah pajak dikurang dengan total biaya modal
tahunan. Salah satu keunggulan EVA adalah hubungannya yang kuat pada harga saham. Para manajer dapat meningkatkan EVA Perusahaan atau unit bisnis dengan
cara :
1. Mendapatkan lebih banyak laba tanpa menggunakan lebih banyak modal
2. Menggunakan lebih sedikit modal dan
3. Menginvestasi modal dalam proyek – proyek yang menghasilkan
pengembalian yang tinggi.
EVA merupakan pengukuran kinerja yang mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam menambahkan nilai kedalam investasi shareholder. EVA juga
merupakan alat yang dapat digunakan sebagai pengukur keberhasilan kinerja manajemen dari perusahaan. McDaniel, Gadkari dan Viksel 2000 berpendapat
bahwa, ada tiga hal utama yang membedakan EVA dengan tolok ukur keuangan yang lain yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1 EVA tidak dibatasi oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pengguna EVA
dapat menyesuaikan dengan kondisi spesifik. 2
EVA dapat mendukung setiap keputusan dalam sebuah perusahaan, mulai dari investasi nol, kompensasi karyawan dan kinerja unit bisnis.
3 Struktur EVA yang cukup sederhana membuatnya dapat digunakan oleh bagian
lain seperti engineering, environmental dan personil yang lain sebagai alat yang umum untuk mengkomunikasikan aspek yang berbeda dari kinerja keuangan.
Artikel yang dimuat pada majalah SWA 2002 membahas mengenai penilain EVA perusahaan publik di Indonesia dari tahun 2000 sampai dengan 2002. hasil dari
perhitungan yang mereka lakukan menunjukkan bahwa perusahaan yang mampu membukukan EVA positif semakin turun dari tahun ke tahun, yaitu 47 perusahaan
pada tahun 2000, menjadi 33 perusahaan ditahun 2001 dan pada tahun 2002 hanya sebanyak 24 perusahaan. Majalah SWA yang terbit 2003 membahas mengenai emiten
non bank dan lembaga keuangan lain dan mengukur kinerja keuangan mereka dengan menggunakan konsep EVA dan menemukan kenyataan bahwa tahun 2003 hanya
10,9 dari total emiten non bank dan lembaga keuangan lain yang menciptakan nilai value bagi para shareholdernya. Hal ini mungkin disebabkan untuk menanggung
beban bunga dari hutang saja banyak perusahaan hanya mampu menghasilkan laba yang minim dan bahkan menderita kerugian apalagi kalau memperhitungkan beban
ekuitas. Menurut Rudianto, 2006:340 “EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan
untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya
operasi operating cost dan biaya modal cost of capital”.
Universitas Sumatera Utara
Economic Value Added EVA, sebagai alternatif dari ROI adalah sebuah pengukuran kinerja keuangan perusahaan yang dapat dengan mudah diintegrasikan
dalam aktivitas perusahaan sehari-hari, karena semua pengurangan biaya dan kenaikan pendapatan ada di dalam istilah EVA pengurangan biaya dalam suatu
periode sama dengan kenaikan EVA dalam periode yang sama. EVA merupakan sebuah pengukuran kinerja berdasarkan nilai yang merefleksikan jumlah absolut nilai
kekayaan pemegang saham yang dihasilkan, baik bertambah atau berkurang tiap tahunnya. EVA merupakan alat yang berguna untuk memilih investasi keuangan yang
paling cocok untuk mengendalikan operasional perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN