Alat Pengumpulan Data Analisis Data

2. Masing-masing 5 lima orang nasabah debitur yang menggunakan jasa kredit dari 2 dua perusahaan di atas. 51 3. Perusahaan asuransi yang mempunyai hubungan kerjasama dengan 2 dua perusahaan perbankan di atas, yaitu PT. Asuransi Jiwa Central Asia Raya dan PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera. 4. Perusahaan asuransi jiwa yang tidak mempunyai hubungan kerjasama dengan 2 dua perusahaan perbankan di atas, yaitu Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Medan. 5. Pegawai bank sebanyak 2 dua orang.

3. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara: a Library Research Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan diadakan untuk memperoleh data sekunder dengan mempelajari literatur-literatur, peraturan perundangan-undangan, dan dokumentasi lainnya yang bersifat logis dan relevan dengan masalah yang dibahas dengan menggunakan studi dokumen. b Field Research Penelitian Lapangan Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer dari narasumber dengan melakukan wawancara langsung. 51 Dipilih hanya 5 lima orang nasabah debitur karena ada keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya penelitian. Pada tahap awal pengumpulan data, dilakukan inventaris seluruh data dan atau dokumen yang relevan dengan topik pembahasan. Selanjutnya dilakukan pengkategorian data-data tersebut berdasarkan rumusan permasalahan yang telah ditetapkan. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan metode analisis yang sudah dipilih.

4. Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif 52 dengan mempelajari jawaban dari responden, sesuai dengan sifat penelitian deskriptif analitis, maka data yang dikumpulkan melalui wawancara yang diperoleh akan diteliti dan dipelajari secara utuh dan disesuaikan dengan data sekunder. Maka data yang telah diperoleh akan disusun secara sistematik dan selanjutnya dilakukan analisis deskriptif secara kualitatif. 53 Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 54 52 Bambang Waluyo, Op Cit, hal. 77-78, menyatakan terhadap data yang sudah terkumpul dapat dilakukan analisis kualitatif apabila: 1 Data yang terkumpul tidak berupa angka-angka yang dapat dilakukan pengukurannya; 2 Data tersebut sukar diukur dengan angka; 3 Hubungan antar variabel tidak jelas; 4 Sampel lebih bersifat non probabilitas; 5 Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan pengamatan; 6 Penggunaan-penggunaan teori kurang diperlukan. 53 Burhan Bungi, Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis Ke Arah Penguasaan Model Aplikasi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2003, hal. 135. 54 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 103. Berdasarkan pendapat Maria, S.W. Sumardjono, bahwa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif tidak harus dipisahkan sama sekali apabila digunakan dengan tepat sepanjang hal itu mungkin keduanya dapat saling menunjang. 55 Kegiatan analisis dimulai dengan melakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap semua data yang ada untuk mengetahui validitasnya baik melalui wawancara yang dilakukan, inventarisasi karya ilmiah, peraturan perundang- undangan, yang berkaitan dengan judul penelitan baik media cetak, media elektronik, dan laporan-laporan hasil penelitian lainnya untuk mendukung studi kepustakaan. Kemudian baik data primer maupun data sekunder dilakukan analisis penelitian secara kualitatif. Dengan analisis kualitatif itu juga dilakukan metode interpretasi. 56 Berdasarkan metode interpretasi ini, diharapkan dapat menjawab segala permasalahan hukum yang ada dalam penelitian ini. 55 Wihardi, Op.Cit, hal. 81. 56 Bandingkan dengan pendapat Sudikno Mertokusumo, yang menyatakan interpretasi merupakan metode penemuan hukum dalam hal peraturannya ada tetapi tidak jelas untuk dapat diterapkan pada peristiwanya, interpretasi itu baik dilakukan dengan metode gramatikal, teologis, atau sosiologis, sistematis, historis, komparatif, futuristis, argumentum per analogium, penyempitan hukum, argumentum a-contrario, Sudikno Mertokusumo, Bab-bab tentang Penemuan Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, hal. 14-26.

BAB II PENGATURAN KLAUSULA WAJIB ASURANSI JIWA DALAM