81
televisi yang dibawah asuhan MNC. Artinya MNC sebagai konglomerasi media massa mampu menepis kritik sosial budaya yang berkembang, jika
banyak kalangan pengamat media yang mengatakan bahwa MNC adalah konglomerasi, dan jika konglomerasi hanya mementingkan keuntungan dan
bisnis semata, tanpa melihat dampak dari masyarakat, jika demikian sama dengan dengan kapitalisme. Namun hal tersebut mampu di tepis oleh pihak
MNC, terlebih lagi dengan adanya program-program yang sifatnya membantu secara finansial kaum pinggiran, program “Minta Tolong” dan “Bedah
Rumah” adalah sejumlah program penyiaran yang setidak sudah membantu dan berpartisipasi kaum miskin dimanapun tempatnya. Oleh karena itu, tidak
sepenuhnya benar apabila MNC dikatakan hanya mementingkan bisnis saja.
15
Media elektronik memainkan suatu peran yang amat vital dalam interaksi kontemporer yang telah ditetapkan oleh peraturan. Dalam teori demokrasi
modern, kebebasan pers dan peranan media selalu dianggap sebagai sebuah indikator demokrasi, dalam semboyan demokrasi dinyatakan, tidak akan ada
demokrasi tanpa kebebasan pers. Pengalaman demokrasi di negara maju menunjukkan bahwa demokrasi hanya mungkin jika terdapat persaingan
politik yang di dukung oleh aliran informasi yang bebas
16
. Yaitu, para pemilik modal di perusahaan media, ancaman yang terakhir ini bukan saja ancaman
terhadap pekerja industri penyiaran, akan tetapi sekaligus merupakan ancaman terhadap kematangan demokrasi itu sendiri, isi media, informasi, dan beberapa
15 Sen, Krishna dan David T. Hill, Media, Budaya dan Politik di Indonesia,Jakarta: ISAI,
2001, bab 4. Televisi:Lintas Batas, Transmisi dan Citra Lokal.
16
James Lull, Media, Komunikasi, Kebudayaan, Suatu Pendekatan Global, jakarta: yayasan
Obor Indonesia, 1998. h. 70-71.
82
kegiatan penyiaran publik, akan tayang apabila sudah mendapatkan persetujuan dari pemilik modal itu sendiri.
Dan hal ini pun pernah terjadi di dalam tubuh MNC Grup, yaitu dalam pemberitaan terhadap kasus 27 Juli 1996 penyerangan kantor PDI Perjuangan
di Jl. Diponegoro, Jakarta dan terbukti bahwa media-media seperti RCTI lebih menampilkan narasumber pemerintah dan militer dalam menanggapi
kasus ini. Penulis dalam hal ini, tidak mengatakan hal demikian adalah buruk untuk dilakukan. Akan tetapi, hal demikian bukanlah hal yang benar untuk
dilakukan sebagai media penyiaran sekelas MNC, tentu saja dalam hal ini MNC, menurut penulis sama sekali tidak memberikan data yang seimbang
bagi masyarakat, seharusnya yang dilakukan oleh MNC adalah mendatang kedua narasumber dari yang bersangkutan dalam kasus tersebut, jadi dalam
hal ini yang dilakukan oleh pihak MNC adalah hanya mendatangkan dari satu pihak narasumber yang bersangkutan saja, mungkin demikianlah yang oleh
penulis sebut sebagai monopoli informasi
17
. Sistem bisnis media yang demokratis sangat penting untuk diciptakan,
selain agar media massa mampu membatasi dirinya dari kekuatan-kekuatan yang mungkin saja bisa membahayakan bagi kelangsungan demokrasi itu
sendiri. Namun suatu saat, kekuatan tersebut terkooptasi atau berkolaborasi dengan kekuatan politik tertentu dalam menjalankan agenda politik tersendiri.
17
Ignatius Haryanto, Konglomerasi Media, Serikat Pekerja Media Dan Kebebasan Pers, dalam situs
http:kelana-tambora.blogspot.com201003konglomerasi-media-serikat- pekerja.html
, diakses pada tanggal 23 maret, 2010, dan di ekspos pada tanggal 06 Maret 2010.
83
Bila hal ini terjadi, tentu saja akan membahayakan proses demokrasi yang sedang kita impikan bersama. Karena hal ini pun pernah terjadi di masa Orde
Baru yang hampir sepenuhnya menghegemoni kekuatan media massa, khususnya RCTI dan MNC. Hasilnya sebagaimana kita ketahui, hampir
sepenuhnya informasi dan berita yang mengandung kebenaran tersebut, tak pernah boleh disiarkan oleh pemerintah dan beberapa oknum yang merasa
terancam posisi dan reputasinya oleh hadirnya berita tersebut. Memang tidak mudah berjuang untuk melahirkan media yang demokratis,
selamanya kita akan selalu berhadapan dan dihadapkan dengan pihak-pihak yang penuh kekuasaan, kekayaan, dan keahlian khusus dalam arus
perkembangan tekhnologi media massa. oleh karena itu dalam hal ini sangat dibutuhkan peran masyarakat secara bersama untuk mencegah terjadinya hal-
hal yang dahulu pernah terjadi. Hal ini penting karena media penyiaran mempunyai fungsi sosial dalam membangun karakter nasional dalam
penyampaian informasi kepada seluruh masyarakat berkembang.
D. Konglomerasi MNC dalam Ekonomi-Politik