Ruang Lingkup Penelitian Metode Penentuan Sampel

memperkirakan jumlah pembayaran dividen dengan persentase tetap dari Earnings Per Share EPS akan mempengaruhi posisi harga saham di pasar. Pada saat laba menurun maka pembayaran dividen juga menurun dan hal ini akan menyebabkan harga saham menurun juga. Dividen Tunai per lembar saham DPR= Laba Per Lembar Saham Persamaan 3.2 3. Standardized Unexpected Earnings, adalah suatu teknik yang digunakan untuk menyelidiki pendapatan yang tak terduga, yang tentu berpengaruh pada harga dari suatu saham. A - F SUE = SD Persamaan 3.3 Keterangan: SUE: Standardized Unexpected Eearnings A : Actual EPS F : dividend cash SD : Standard deviation of return Sumber: skripsi Universitas Kristen Petra berjudul “Analisa Pengaruh Earnings Surprise Terhadap Return Saham dan Uji Beda Return Positive Earnings Surprise Portofolio Dengan Negative Earnings Surprise Portofolio Studi Kasus Pada 32 Saham LQ-45 Yang Terdaftar Di BES Periode 2002-2005 4. Analisis Regresi Berganda Multiple Regression Analysis. Analisis regresi memperhatikan peubah variabel yang mungkin merupakan akibat, selain menelaah dua hal yang dilakukan oleh analisis korelasi. Ada beberapa pengujian asumsi-asumsi model regresi, diantaranya uji normalitas, uji autokorelasi, uji homoskedastisitas, uji heterokedastisitas dan uji multikoliniearitas. a. Uji Normalitas Uji ini dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas dan variabel tak bebas mempunyai distribusi normal. Pengujian tersebut dapat menggunakan metode grafis normal P-P plot dari standartdized residual cumulative probability. Jika hasil identifikasi berada di sekitar garis normal, asumsi kenormalan dapat dipenuhi. Uji Kolmogorov-Sminov dapat digunakan untuk melihat kenormalan dengan identifikasi. Jika niali p-value lebih besar dari, asumsi kenormalan dapat diterima. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut: Agus Purwoto, 2007: 96. H : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal. H 1 : data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal. b. Uji Autokorelasi Uji ini dilakukan untuk mengetahi ada tidaknya korelasi antara faktor pengganggu yang satu dengan yang lainnya non auto korelasi. Agus Purwoto, 2007: 96. Atau untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem autokorelasi yang menyebabkan model yang digunakan tidak layak pakai. Tabel DW terdiri atas dua nilai, yaitu batas bawah d L dan batas atas d U . Nilai-nilai ini dapat digunakan sebagai pembanding uji DW, dengan aturan sebagai berikut: Nachrowi D. Nachrowi, 2006: 192. a. Bila DW d L ; berarti ada korelasi yang positif atau kecenderungannya ρ = 1. b. Bila d L DW d U ; kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa- apa. c. Bila d U DW 4 – d U ; berarti tidak ada korelasi positif amupun negatif. d. Bila 4 – d U DW 4 – d L ; tidak dapat mengambil keputusan apa-apa. e. Bila DW 4 – d L ; berarti ada korelasi negatif.