Pengaruh Pendidikan terhadap Tindakan Ibu dalam Pencegahan Gizi Buruk pada Balita Pengaruh Pekerjaan terhadap Tindakan Ibu dalam Pencegahan Gizi Buruk pada Balita

5.2.1. Pengaruh Pendidikan terhadap Tindakan Ibu dalam Pencegahan Gizi Buruk pada Balita

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pendidikan ibu terhadap tindakan ibu dalam pencegahan gizi buruk pada balita ρ=0,6960,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Isharianto 2007, bahwa tidak ada pengaruh pendidikan ibu terhadap tindakan penanggulangan kasus gizi kurang pada balita. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Yusrizal 2008, yang memyebutkan bahwa pendidikan ibu berpengaruh terhadap status gizi anak balita di wilayah pesisir Kabupaten Bireuen. Hasil ini juga tidak sejalan dengan Depkes RI 1990, di mana disebutkan bahwa pendidikan ibu merupakan modal utama dalam menunjang ekonomi keluarga, juga berperan dalam penyusunan makan keluarga, serta pengasuhan dan perawatan anak. Bagi keluarga dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mudah menerima informasi kesehatan khususnya bidang gizi, sehingga dapat menambah pengetahuannya dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa ibu-ibu dengan pendidikan rendah hampir sama banyaknya dengan ibu-ibu yang berpendidikan sedang dan tinggi dalam hal memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti ke posyandu. Tingkatan pendidikan tidak menjadikan perbedaan pada ibu-ibu dalam hal pencegahan gizi buruk pada balitanya. Universitas Sumatera Utara

5.2.2. Pengaruh Pekerjaan terhadap Tindakan Ibu dalam Pencegahan Gizi Buruk pada Balita

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh pekerjaan terhadap tindakan ibu dalam pencegahan gizi buruk pada balita. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Amos yang dikutip Isharianto 2007, bahwa ibu yang bekerja ternyata tidak memberikan dampak terjadi KEP pada balitanya. Penelitian Isharianto 2007, juga menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh pekerjaan ibu terhadap tindakan penanggulangan kasus gizi kurang pada balita. Penelitian ini tidak sejalan dengan Yusrizal 2008, yang menyebutkan bahwa faktor sosial ekonomi yakni pekerjaan ibu mempunyai pengaruh terhadap status gizi anak balita di wilayah pesisir Kabupaten Bireuen. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar ibu tidak bekerja, namun tindakan ibu dalam pencegahan gizi buruk pada balitanya belum cukup baik. Meskipun si ibu tidak bekerja, namun dia masih enggan membawa anaknya ke posyandu atau kurang berminat mengikuti penyuluhan kesehatan.

5.2.3. Pengaruh Pendapatan Keluarga terhadap Tindakan Ibu dalam Pencegahan Gizi Buruk pada Balita