BOD Biological Oxygen Demand Salinitas

Sarah Liliana Pandiangan : Studi Keanekaragaman Ikan Karang Di Kawasan Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. Dari hasil pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai oksigen terlarut berkisar antara 6,2 mgl pada setiap stasiun penelitian. Tinggi rendahnya nilai oksigen terlarut dalam suatu perairan dapat disebabkan oleh distribusi organisme air, karena dalam mensuplai oksigen dalam proses fotosintesis maupun mobilitasnya menggunakan oksigen terlarut. Secara keseluruhan dapat diketahui nilai oksigen terlarut pada setiap stasiun penelitian dapat dikatakan normal yaitu berkisar antara 6,0-6,4 mgl. Menurut Barus, 2004, hlm: 58, bahwa nilai oksigen terlarut disuatu perairan mengalami fluktuasi harian maupun musiman. Fluktuasi ini selain dipengaruhi oleh perubahan temperature juga dipengaruhi oleh aktivitas fotosintesis dari tumbuhan yang menghasilkan oksigen. Nilai oksigen terlarut di perairan sebaiknya berkisar antara 6-8 mgl.

4.4.6 Kejenuhan Oksigen

Disamping pengukuran konsentrasi, biasanya dilakukan pengukuran terhadap tingkat kejenuhan oksigen dalam air. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mengetahui apakah nilai tersebut merupakan nilai maksimum atau tidak. Untuk dapat mengukur tingkat kejenuhan oksigen suatu contoh air, maka disamping mengukur konsentrasi oksigen dalam mgl, diperlukan pengukuran temperatur dari ekosistem air tersebut Barus, 2004, Hlm: 57. Dari tabel 4.4 dapat diketahui nilai kejenuhan oksigen tertinggi dan terendah terdapat pada stasiun 1 berkisar 81,17 dan terendah transek 2 berkisar 80,77 . Hal ini dapat terjadi karena defisit oksigen yang rendah dan tinggi pula. Pada stasiun 1, didapat nilai kejenuhan oksigen yang tinggi karena defisit oksigen yang besar sehingga dapat diketahui bahwa area ini jarang sekali terdapat kehidupan organisme air, sedangkan pada stasiun 2 didapat nilai kejenuhan oksigen sedikit lebih rendah dari stasiun 1 karena defisit oksigennya yang lebih kecil dibandingkan transek 1.

4.4.7 BOD Biological Oxygen Demand

Nilai BOD yang didapat dari penelitian ini yaitu yang tertinggi pada stasiun 2 yaitu berkisar 2,4 mgl. Hal ini disebabkan karena banyaknya kandungan senyawa organik Sarah Liliana Pandiangan : Studi Keanekaragaman Ikan Karang Di Kawasan Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. dan anorganik dalam badan perairan yang membutuhkan oksigen dalam penguraiannya, sedangkan nilai BOD terendah terdapat pada stasiun 1 yaitu 1,2 mgl. rendahnya nilai BOD pada stasiun 1 merupakan kebalikan dari stasiun 2 yaitu disebabkan pada daerah ini tidak terdapat senyawa organik dan anorganik yang berlebih atau masih dapat ditolerir. Pengukuran BOD didasarkan kepada kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organik, artinya hanya terhadap senyawa yang mudah diuraikan secara biologis seperti senyawa yang umumnya terdapat dalam limbah rumah tangga. Nilai BOD menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme aerobi dalam proses penguraian senyawa organik, yang diukur pada temperature 20 o C Barus, 2004, Hlm: 67.

4.4.8 Salinitas

o oo . Salinitas merupakan nilai yang menunjukkan jumlah garam-garam terlarut dalam satuan volum air yang biasanya dinyatakan dengan satuan promil o oo . Kandungan utama dari air laut dibentuk oleh ion Na + dan Cl - , ditambah berbagai jenis unsur lain yang jumlahnya relatif sedikit Barus, 2004, Hlm: 72. Dari tabel 4.4 dapat diketahui salinitas air pada area penelitian di setiap stasiun sama yaitu 35 o oo . Hal ini kemugkinan karena dipengaruhi oleh penguapan yang kuat terjadi d wilayah ini pada musim timur Nontji, 1993, hlm: 64, namun dengan nilai salinitas air 35 o oo daerah ini dapat dikatakan perairan daerah tropis yang memiliki criteria yang bagus, karena terumbu karang yang merupakan habitat utama ikan karang hanya dapat berkembang dengan baik dengan nilai salinitas air berkisar 32-35 o oo . Menurut Nontji 1993, hlm: 59, bahwa di perairan samudra, salinitas biasanya berkisar antara 34-35 o oo. . Diperairan pantai karena terjadi pengeceran, misalnya karena pengaruh aliran sungai, salinitas bisa turun rendah. Sebaliknya didaerah dengan penguapan yang sangat kuat, salinitas bisa meningkat tinggi. Dari pernyataan tadi, dapat disimpulkan bahwa area penelititan memiliki tingkat penguapan yang besar. Sarah Liliana Pandiangan : Studi Keanekaragaman Ikan Karang Di Kawasan Perairan Bagian Barat Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010.

4.5 Analisis Korelasi