WHO, 2005. Hal tersebut karena berat badan lahir yang rendah dapat dikaitkan dengan peningkatan konsentrasi glukosa dan peningkatan risiko
intoleransi glukosa ketika dewasa Norris, dkk., 2012. Selain itu, berdasarkan penelitian Huxley, dkk. 2007 diketahui bahwa terdapat hubungan yang
konsisten antara kenaikan 1 kg berat lahir dengan penurunan risiko sebesar 10-20 terhadap kejadian jantung iskemik.
D. Faktor Penyebab Terjadinya Berat Badan Lahir Rendah BBLR
Pada tahun 2012, resolusi dari World Health Assembly ke-65 terkait dengan target nutrisi global pada tahun 2025 adalah mendukung rencana
implementasi secara komprehensif terhadap kebutuhan nutrisi maternal, bayi dan anak-anak yang salah satu tujuannya adalah penurunan kejadian bayi berat
lahir rendah sebesar 30 WHO, 2012. Pada tahun 2010 di negara dengan pendapatan rendah, diperkirakan sebanyak 18 juta bayi dengan berat lahir
rendah dan 41 diantaranya merupakan bayi lahir prematur Lee, dkk., 2013. Penyebab utama pada kejadian bayi lahir sangat rendah adalah kelahiran
prematur lahir 37 minggu dan sering kali 30 minggu masa gestasi dan masalah retardasi pertumbuhan intrauteri atau intrauterine growth restriction
IUGR University of California, 2004; OECD dan WHO, 2012; Behrman, dkk., 2000. Di samping hal tersebut, penyebab insiden BBLR dapat
disebabkan oleh berbagai faktor kompleks yang saling berkaitan satu sama lain, di mana faktor maternal pun diketahui turut mempengaruhi berat bayi saat
lahir Viswanatha, dkk., 2014.
Penelitian Badshah, dkk. 2008 menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan prematur 6,4 kali lebih berisiko mengalami BBLR daripada bayi
tidak prematur. Banyak dari bayi berat badan lahir sangat rendah dalam kondisi IUGR adalah prematur dan secara fisik terlihat relatif lebih kecil serta belum
dewasa secara psikologis University of California, 2004. Bayi prematur yang BBLR berdasarkan umur kehamilan pretermnya, seringkali dihubungkan
dengan keadaan medis, di mana kurangnya kemampuan uterus untuk mempertahankan janin, gangguan pada perjalanan kehamilan, pelepasan
plasenta prematur, rangsangan tidak pasti yang menimbulkan kontraktil efektif pada uterus sebelum kehamilan mencapai umur cukup bulan Behrman, dkk.,
2000. Adapun infeksi bakteri dapat terjadi pada cairan amnion dan ketuban
korioamniositis yang dapat memicu kelahiran prematur. Selain itu, produk- produk bakteri tertentu dapat merangsang produksi sitokinin lokal yang dapat
menimbulkan kontraksi uterus prematur atau respon peradangan lokal akibat ketuban pecah. Terapi antibiotik yang tepat dapat mengurangi risiko infeksi
pada janin dan dapat memperpanjang kehamilan, namun penggunaan agonis reseptor b-simpatomimetik ritodrin, terbutalin tidak dapat mencegah
kelahiran prematur Behrman, dkk., 2000. Kelahiran prematur dan IUGR tersebut merupakan salah satu penyebab
langsung yang berkaitan dengan faktor risiko kematian neonatal, terutama karena berhubungan dengan penyakit infeksi Lawn, dkk., 2005. IUGR
dihubungkan dengan keadaan medik yang menggaggu sirkulasi dan efisiensi
plasenta, perkembangnan atau pertumbuhan janin atau kesehatan umum dan nutrisi ibu Behrman, dkk., 2000. IUGR mungkin merupakan respon janin
normal terhadap kehilangan nutrisi atau oksigen. Dengan demikian, hal tersebut dapat menyebabkan kelahiran preterm yang ditandai oleh perlunya
persalinan awal karena lingkungan intrauteri berpotensi merugikan kesehatan janin Behrman, dkk., 2000.
Pada pemeriksaan darah dari umbilicus saat operasi seksio sesarea didapatkan konsentrasi glukosa, asam amino esensial, lemak trigliserin,
kolestrol Low density lipoprotein dan kolestrol total, vitamin, elektrolit lebih tinggi dari darah ibu atau sebanding. Hal tersebut menunjukkan aliran menuju
janin terjamin baik. Plasenta memegang peranan penting sebagai perantara nutrisi, oksigen, dan lainnya dari ibu untuk dapat mencukupi segala kebutuhan
janin, sehingga tumbuh kembang janin dapat sesuai dengan umur kehamilan Manuaba, dkk., 2007. Kegagalan aliran nutrisi sebagai akibat gangguan
tumbuh kembang plasenta akan menyebabkan gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dan menimbulkan hasil, berupa persalinan prematurnitas
atau sesuai untuk massa kehamilan SMK maupun tumbuh kembang terhambat atau kecil untuk masa kehamilan KMK Wong, dkk., 2008;
Manuaba, dkk., 2007.
E. Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir Rendah BBLR