Universitas Sumatera Utara
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keingingan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung, dan kegiatan belajar yang menarik. Namun, harus
dipahami bahwa, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih
giat dan semangat Uno, Hamzah, 2008:23.
2.1.5.2 Jenis Motivasi Belajar
Menurut Frandsen Dalam Sardiman, 2000:85, jenis-jenis motivasi dalam belajar terdiri atas:
a. Cognitive motives
Motif ini menunjuk pada gejala intrinsik, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada di dalam diri manusia dan
biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar di sekolah, terutama yang berkaitan
dengan pengembangan intelektual. b.
Self-expression Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang penting
kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Untuk ini memang
diperlukan kreativitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang itu ada keinginan untuk aktualisasi diri.
c. Self-enhancement
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri ini
menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai
suatu prestasi.
Universitas Sumatera Utara 2.1.5.3
Prinsip Motivasi Belajar ARCS Model
Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, Keller 1983 telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran, yang disebut sebagai ARCS model yaitu Attention perhatian, Relevance Relevansi, Confidance kepercayaan diri, dan
satisfication kepuasan. Attention perhatian yaitu dorongan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu
seseorang muncul karena rangsangan melalui elemen-elemen baru, aneh, lain dengan yang sudah ada, dan kontradiktifkompleks. Selain itu, perhatian
menunjukkan adanya pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu objek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang
menyertai aktivitas belajar. Relevance relevansi yaitu adanya hubungan yang ditunjukkan antara materi pembelajaran, kebutuhan dan kondisi siswa. Hal ini
sangat penting bagi siswa yang belajar. Siswa di dalam proses belajar; memahami maksudnya, menangkap maksudnya, adalah tujuan akhir dari setiap belajar. Tanpa
pemahaman, maka skill, pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna. Confidance kepercayaan diri, yaitu merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi
untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan. Motivasi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya harapan untuk berhasil. Satisfication kepuasan merupakan
keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan menghasilkan kepuasan siswa, siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan yang serupa Siregar
Nara, 2010:52-53.
2.2 Kerangka Konsep
Konsep adalah unsur penelitian yang terpenting dan merupakan definisi yang dipakai oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu
fenomena sosial ataupun fenomena alami. Konsep juga merupakan generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk
menggambarkan berbagai fenomena yang sama Singarimbun, 1982:17. Teori-teori yang dijadikan landasan dalam kerangka teori harus dapat
menghasilkan beberapa konsep. Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan