14 „menyentak‟,
k
∂
m
„genggam‟ →
komi
„menekan‟dan
bun
→
funa
„tutup‟ Keraf, 1991: 91-92. Perubahan fonem proto ke dalam fonem-fonem bahasa kerabat terjadi
dalam beberapa macam tipe dengan pola pewarisan. Keraf 1991: 92 membagi pola pewarisan tersebut menjadi beberapa bagian diantaranya adalah:
1. Linear adalah pewarisan fonem proto ke dalam bahasa sekarang dengan
tetap mempertahankan ciri-ciri fonetis fonem protonya. Misalnya PAN dalam BMRDK abu
→
abu
„abu‟ dan daun →
daun
„daun‟. 2.
Inovasi adalah pewarisan yang terjadi apabila suatu fonem bahasa PAN mengalami perubahan dalam bahasa sekarang. Misalnya PAN dalam
BMRDK anak →
buda?
„anak‟, dan wayeR →
ae
„air‟.
2.3 Tinjauan Pustaka
Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini diterangkan sebagai berikut. Widayati 2001 dalam jurnalnya
”Refleksi Fonem Vokal Bahasa Melayu Purba dalam Bahasa Melayu Asahan”. Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah fonem-fonem turunan dalam bahasa
Melayu Asahan BMA ada yang merupakan refleksi langsung dari Proto Melayu PM dan tetap sebagai retensi dan ada pula yang telah mengalami inovasi bentuk.
PM a menjadi a pada silabel final, penultima, dan antepenultima merupakan bentuk retensi yang tetap ada dalam BMA sementara o pada silabel penultima dan
ә pada silabel antepenultima merupakan bentuk inovatif; PM i pada silabel final, penultima, dan antepenultimamenjadii merupakan bentuk retensi dalam BMA
sementara variasinya e, ә, dan a adalah bentuk inovatif; u pada silabel final,
Universitas Sumatera Utara
15 penultima, dan antepenultima menjadi u merupakan bentuk retensi dan o pada
silabel final, penultima, dan ә, a, i antepenultima adalah bentuk inovatif. PM ә pada silabel final menjadi a, pada silabel penultima menjadi o, dan pada silabel
antepenultima menjadi a dan i merupakan bentuk inovatif. Lubis 2004 dalam skripsinya “Refleksi Fonem Vokal dan Konsonan
Bahasa Proto Austronesia dalam Bahasa Mandailing”. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data tulis adalah metode simak dengan teknik sadap dan
dilanjutkan dengan teknik catat. Data lisan diperoleh menggunakan metode cakap dengan teknik pancing dilanjutkan dengan teknik cakap semuka dan teknik catat.
Pengkajian data menggunakan metode padan dengan teknik pilah unsur penentu dengan daya pilah pembeda organ wicara, dilanjutkan dengan teknik hubung
banding menyamakan HBS dan hubung banding memperbedakan HBB. Hasil penelitian ini menemukan adanya retensi dan inovasi fonem vokal dan konsonan
dalam BM, yaitu a menjadi a dan o dengan variasi i, u, dan e; I menjadi i dengan variasi e; u menjadi o dan e dengan variasi a;
ә menjadi o dan a; b menjadi b; d menjadi d dan g dengan variasi j; g menjadi g; h
menjadi ø; ɔ menjadi j dengan variasi d; k menjadi k dan h; l menjadi
l; m menjadi m dengan variasi n; n menjadi n; p menjadi p; r menjadi r; R menjadi r dengan variasi k; s menjadi s dengan variasi c; t menjadi
t; ŋ menjadi ŋ; ? Menjadi ø; z menjadi ɔ. Ardana 2011 dalam tesisnya “Korespondensi Fonem Proto-Austronesia
dalam Bahasa Kaili dan Bahasa Uma di Sulawesi Tengah”. Penelitian ini secara
khusus mendeskripsikan pewarisan fonem Proto-Austronesia, menganalisis
Universitas Sumatera Utara
16 korespondensi fonem Proto-Austronesia, dan mendeskripsikan tipe-tipe
perubahan bunyinya. Penelitian ini menggunakan tiga partisipan yaitu peneliti, pengelisitasi, dan pengobservasi. Untuk penentuan hubungan kekerabatan
digunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif ikhwal metode leksikostatistik dan pendekatan kualitatif ikhwal metode perbandingan.
Berdasarkan penelitian tersebut ditemukan beberapa tipe perubahan bunyi, yaitu: perengkahan
split,
peleburan
merger,
peluluhan bunyi
phonemic lose,
penggantian
shift
danmetatesis
metathesis.
Sari 2011 dalam tesisnya “Refleksi Proto Austronesia dalam Bahasa Aceh dan Bahasa
Melayu Dialek Langkat”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan bunyi vokal Proto Austronesia Bahasa Aceh dan Bahasa Melayu
Dialek Langkat. Sebagai dasar analisis digunakan konsep perubahan bunyi dan pendekatan dari atas ke bawah
top down approach
dengan menggunakan metode padan. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa refleksi fonem vokal PAN
dalam Bahasa Aceh dan Bahasa Melayu Dialek Langkat terjadi secara linear dan inovasi. Fonem vokal PAN berubah menjadi lima fonem vokal dalam Bahasa
Aceh dan Bahasa Melayu Dialek Langkat. Perbandingan perbedaan perubahan fonem vokal PAN dalam BA dan BMDL yaitu: perbedaan perubahan fonem PAN
a dalam BA dan BMDL terlihat pada fonem vokal o, u, i, | dan E. Pada fonem PAN i dalam BA dan BMDL terlihat pada fonem vokal a, e, o dan
E. Pada fonem PAN u dalam BA dan BMDL terlihat pada fonem vokal i, o, |, dan E. Pada fonem PAN
ә dalam BA dan BMDL terlihat pada fonem vokal a dan o. Sedangkan perbandingan persamaan perubahan fonem vokal PAN
Universitas Sumatera Utara
17 dalam BA dan BMDL yaitu: fonem PAN i dalam BA dan BMDL sama-sama
berubah menjadi fonem vokal e dan o; fonem PAN u sama-sama berubah menjadi fonem vokal o; fonem PAN
ә sama-sama berubah menjadi fonem vokal a.
Panggabean 2014 dalam disertasinya “Rekonstruksi dan Pengelompokan
Bahasa- bahasa Batak”. Penelitian ini meliputi perangkat korespondensi bahasa-
bahasa batak, proto-fonem bahasa-bahasa batak, proto-morfem bahasa-bahasa batak, rumusan perubahan bunyi, pengelompokan bahasa-bahasa batak serta
inventirisasi fonem dan realisasi fonetis bahasa-bahasa batak dengan menggunakan metode komparatif. Berdasarkan inovasi bersama
shared innovation
dan kemiripan bahasa-bahasa batak antara satu dengan yang lain, bahasa-bahasa batak terdiri atas tiga kelompok yakni kelompok batak Toba, batak
Angkola, batak Mandailing, batak Pakpak Dairi, batak Karo, dan batak Simalungun. Penelitian ini juga menunjukkan fonem-fonem bahasa-bahasa batak
dan realisasi fonetisnya.
Universitas Sumatera Utara
18
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Padang Sawah, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan dalam waktu satu bulan, yang pelaksanaannya dimulai dari tanggal 26 Mei sampai tanggal 26 Juni 2015.
3.2 Sumber Data
Sumber data dikumpulkan melalui penelaahan sumber pustaka dan penelitian lapangan. Sumber pustaka merupakan informasi tertulis yang diambil
dari buku-buku, kamus-kamus dan hasil penelitian yang mempunyai kaitan dengan bahasa-bahasa yang diteliti. Sumber data yang kedua merupakan hasil
pengumpulan data di lapangan. Sumber data di lapangan diperoleh dari tiga orang informan yang merupakan penutur asli BMRDK. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 200 kosakata daftar Swadesh. Peneliti memilih 200 kosakata daftar Swadesh karena merupakan kata dasar yang umum digunakan dalam bahasa
sehari-hari dan lebih mudah dipahami oleh pengguna bahasa tersebut.
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan secara langsung di objek penelitian dengan menggunakan data lisan dan tulis. Pengumpulan data lisan dilakukan dengan
metode cakap yaitu berupa percakapan antara peneliti dan informan atau lebih
Universitas Sumatera Utara