Pendekatan Asumsi BLUE Best Linier Unbiased Estimatordapatkan

sejauh mana variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat maka perlu diketahui nilai R 3 atas koefisien nilai determinan menggunakan rumus: ……………………………. Sulaiman, 2004 : 80 Dimana : R 2 = Koefisien determinan JK Total = Jumlah Kuadrat Karakteristik utama R 2 adalah : a. Tidak mempunyai nilai negative b. Nilainya berkisar antara 0 nol dan 1 satu atau 0 R 2 1

3.6 Pendekatan Asumsi BLUE Best Linier Unbiased Estimatordapatkan

koefisien Tujuan utama menggunakan uji asumsi klasik adalah untuk medapatkan koefisien regresi yang terbaik linier dan tidak bias BLUE, karena bila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik, tersebut uji t dan uji F, yang dilakukan menjadi tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan kesimpulan yang diperoleh. Sifat BLUE itu sendiri ialah : a. Best : Pentingnya sifat ini bila diterapkan dalam uji signifikan data terhadap α dan β. b. Linier : Sifat ini digunakan untuk mempermudah dalam penafsiran. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Unbiased : nilai jumlah sampel sangat besar penaksir parameter diperoleh dari sampel besar kira- kira lebih mendeteksi nilai parameter sebenarnya. d. Estimator : e diharap sekecil mungkin. Yang diasumsikan tidak terjadi pengaruh antara variabel bebas atau regresi bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut betul- betul linier dan tidak bias atau tidak terjadi penyimpangan- penyimpangan persamaan, seperti : a. Multikolinieritas Multikolinieritas merupakan suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel independen terdapat korelasi atau hubungan dengan variabel independen lainnya, dengan kata lain satu atau lebih variabelnya merupakan suatu fungsi linier dari variabel independen lainnya. Identifikasi secara statistic ada atau tidak gejala multikolinieritas dapat dilakukan dengan menghitung varience inflation factor VIF. Rumusnya adalah VIF = 11 – R 2 Diagnosis atau dugaan sederhana terdapat adanya multikolinieritas didalam model regresi sebagai berikut :  Koefisien determinasi berganda R sequar sangat tinggi antara 0,7-1  Koefisien korelasi sederhananya tinggi  Nilai F hitung tinggi signifikan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. VIF Varience Inflation Factor menyatakan pembengkakan variant. Apabila VIF lebih besar dari 10, hal ini berarti terdapat multikolinier pada persamaan regresi linier. Pendeteksian multikolinieritas yang berikutnya adalah dengan mudah antara variabel bebas yang terjadi korelasi. b. Autokorelasi Yang dimaksud dengan Autokorelasi yaitu keadaan dimana kesalahan pengganggu dalam suatu periode tertentu berkorelasi dengan kesalahan pengganggu periode yang lain. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji statistik Durbin Watson. …………………………… Gujarati, 1995: 215 Keterangan : DW = Nilai Durbin Watson e 1 = Residual pada waktu ke – t e 1-1 = Residual pada waktu ke t-1 suatu periode sebelumnya n = Banyaknya dana Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 11 : Daerah keputusan uji Durbin Watson A B C D E Menolak Daerah Daerah Menolak H keragu- keragu- H o raguan raguan menerima H O atau H i atau kedua- duanya dL du 4- du 4-dL 4 Sumber : Gujarati, Damodar, 1995, ekonometrika dasar, penerbit Erlangga, Jakarta, hal 216 Dimana : e 1 adalah residual perbedaan variabel tak bebas yang sebenarnya dengan variabel bebas yang diukur dari setiap periode sedangkan e 1-1 adalah residual dari waktu sebelumnya. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat table kriteria pengujian Durbin Waston uji DW. c. Heterokedastisitas Pengujian Heterokedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada kesalahan pengganggu mempunyai varian sama atau tidak. Hal tersebut dilambangkan sebagai : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. E U i 2 = σ 2 …………………………………… Gujarati, 1995: 173 Dimana : σ 2 = Varian i = 1,2,3,4,5 …. N apabila didapat varian yang sama maka asumsi homokedastisitas penyebaran yang sama diterima. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN