Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini akan menggunakan variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Disiplin kerja karyawan variabel Y sebagai variabel terikat, diprediksikan dipengaruhi oleh variabel-variabel bebas yaitu pengawasan melekat variabel X 1 , motivasi variabel X 2 . Definisi variabelnya adalah : 1. Pengawasan melekat variabel X 1 pengawasan melekat adalah proses pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi atasan langsung terhadap pekerjaan dan hasil kerja bawahannya, agar dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang dan penyimpangan dari ketentuan-ketentuan, peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Pengawasn melekat terdiri dengan indikator, Menurut Nawawi 1995 : 61 secara keseluruhan SARANA PENGAWASAN SARWAS dalam WASKAT sebagai berikut : 1. Sarana Pengawasan meliputi : organisasi, kebijakan, prosedur kerja, perencanaan, pencatatan dan pelaporan serta pembinaan personil. 39 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 2. Pengawasan Melekat meliputi : pemantauan, pemeriksaan, evaluasi 3. Koreksi meliputi : perbaikan, pembinaan, sanksi dan hukuman 2. Motivasi variabel X 2 motivasi adalah suatu daya pendorong atau perangsang yang muncul sebagai akibat dari adanya kebutuhan atau keinginan dalam diri seseorang. Motivasi terdiri dari dengan indikator, Menurut B. Flippo dalam buku manajemen personalia 2001 : 115 yaitu : 1. Upah Merupakan salah satu pemuas kebutuhan-kebutuhan fisiologis, keterjaminan, dan egoistik. 2. Keterjaminan pekerjaan Karena ancaman dari perubahan teknologi, hal ini sangat mendapat prioritas untuk banyak karyawan dan serikat buruh, kebutuhan akan keterjaminan umum yang mendasarinya juga sangat mendapat prioritas dalam hirarki kebutuhan yang dikemukakan Maslow. 3. Teman-teman sekerja yang menyenangkan Keinginan ini berasal dari kebutuhan sosial untuk berteman dan diterima. 4. Penghargaan atas pekerjaan yang dilakukan Keinginan ini berasal dari pengelompokan kebutuhan secara egoistik dan dapat dipenuhi oleh manajemen melalui pujian lisan atas pekerjaan yang unggul, imbalan berupa uang untuk saran-saran dan pengakuan umum melalui pemberian hadiah dll. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 5. Pekerjaan yang berarti Keinginan ini berasal dari kebutuhan akan penghargaan maupun dorongan ke arah perwujudan diri dan prestasi. 6. Kesempatan untuk maju Tidak semua orang ingin maju. Beberapa orang merasakan kebutuhan-kebutuhan sosial lebih kuat daripada kebutuhan- kebutuhan egoistik. 7. Kondisi kerja yang nyaman, aman dan menarik Keinginan akan kondisi kerja yang baik juga didasari oleh banyak kebutuhan. Kondisi kerja yang aman berasal dari kebutuhan akan keamanan. 8. Kepemimpinan yang mampu dan adil Keinginan akan kepemimpinan yang baik berasal dari kebutuhan- kebutuhan fidiologis dan keterjaminan. 9. Perintah dan pengarahan yang masuk akal Perihal merupakan komunikasi resmi dari tuntutan organisasi. 10.Organisasi yang relavan dari segi sosial Kecenderungan sosial yang semakin menaruh harapan pada organisasi-organisasi swasta, juga mempengaruhi pengharapan pada karyawan. 3. Disiplin Kerja karyawan variabel Y Disiplin kerja karyawan merupakan sikap atau tingkah laku yang menunjukkan kesetiaan dan ketaatan seseorang atau sekelompok orang terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi atau Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber organisasinya baik yang tertulis maupun tidak tertulis sehingga diharapkan pekerjaan yang dilakukan efektif dan efesien. Disiplin karyawan terdiri dari dengan indikator, Mengutip dari jurnal pengawasan dan disiplin pegawai Menurut R. Lateiner dalam Soejono 1983 : 72 yaitu: 1. Para pegawai datang ke kantor dengan tertib, tepat waktu dan teratur. Dengan datang ke kantor secara tertib, tepat waktu dan teratur maka disiplin kerja dapat dikatakan baik. 2. Berpakaian rapi di tempat kerja. Berpakaian rapi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan, karena dengan berpakaian rapi suasana kerja akan terasa nyaman dan rasa percaya diri dalam bekerja akan tinggi. 3. Menggunakan perlengkapan kantor dengan hati-hati. Sikap hati-hati dapat menunjukkan bahwa seseorang memiliki disiplin kerja yang baik karena apabila dalam menggunakan perlengkapan kantor tidak secara hati-hati, maka akan terjadi kerusakan yang mengakibatkan kerugian. 4. Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh organisasi. Dengan mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh organisasi maka karyawan memiliki disiplin kerja yang baik, juga menunjukkan kepatuhan karyawan terhadap organisasi. 5. Memiliki tanggung jawab. Dengan adanya tanggung jawab terhadap tugasnya maka menunjukkan disiplin kerja karyawan tinggi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel