Kerangka Berpikir Teori Deskripsi psychological well-being pada lesbian.

D. Kerangka Berpikir Teori

Seseorang yang memiliki orientasi seksual lesbian mendapatkan banyak tekanan dan beban dalam menjalankan proses kehidupan yang berkaitan dengan masalah tuntutan sosial di masyarakat yang cukup kompleks. Budaya heteronormatifitas yang ada dimasyarakat membentuk norma yang menyatakan bahwa perempuan haruslah berpenampilan feminim dan semestinya menikah dengan lawan jenis merupakan stressor yang cukup kuat pada lesbian. Selain itu, mereka juga sering mendapatkan diskriminasi, stigma, bullying maupun kekerasan dari masyarakat. Tidak berheti disitu, dalam bidang pekerjanpun seorang lesbian mengalami penolakan bahkan kekerasan dalam lingkungan kerjanya. Stigma negatif yang tertanam di masyarakat sudah menyulitkan seseorang yang memiliki orientasi seksual lesbian untuk menyesuaikan diri dengan orientasi seksualnya, ditambah dengan diskriminasi dan kekerasan. Proses identifikasi diri dari orang yang memiliki orientasi seksual lesbian bukanlah hal yang mudah dilakukan, umumnya proses identifikasi diri dan pilihan orientasi seksual merupakan proses dengan berbagai penolakan keluarga hingga lingkungan, bahkan penolakan dari dalam diri sendiri. Penolakan lingkungan terhadap lesbian sering ditemui dalam berbagai justifikasi moral seperti mulai dari kata “menyimpang” hingga “sakit jiwa” muncul menghakimi orang yang memiliki orientasi seksual lesbian. Tidak dapat dipungkiri perbedaan orientasi seksual ini sering dijumpai untuk dijadikan alasan bagi aparat negara menolak mengakui mereka sebagai manusia dan warga negara biasa bahkan disamakan dengan kriminal. Situasi diatas yang akhirnya melibatkan mereka dalam situasi depresif. Situasi depresif pada akhirnya akan memunculkan beberapa dampak seperti kecemasan, kekhawatiran, kepanikan, menurunnya harga diri dan keputusasaan. Persoalan-persoalan tersebut hampir dialami oleh semua lesbian, namun banyak juga lesbian yang mengalami perkembangan secara emosi dan sosial. Mereka memiliki banyak cara untuk melewati masa sulit ketika mengalami diskriminasi, stigmatisasi, kekerasan, bullying serta konstruksi yang terbentuk oleh masyarakat selama ini. Beberapa hal diantara cara yang coba dilakukan adalah dengan menerima diri sendiri, mengembangkan diri, memiliki tujuan hidup yang berguna bagi diri sendiri maupun orang lain, mencoba beradaptasi dengan lingkungan sehingga bisa diterima, dan yang terakhir adalah menjalin hubungan baik dengan orang lain. Dengan demikian, lesbian yang mampu melewati situasi sulit seperti beberapa persoalan diatas maka dinyatakan dapat mencapai Psychological Well-Being. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Skema 1. Kerangka Pikir

E. Pertanyaan Penelitian