niaga, debitur atau kreditur yang bukan pemohon kepailitan mengajukan PKPU.
Sesuai ketentuan Pasal 229 ayat 3 UUK-PKPU, dalam hal terjadi keadaan tersebut, maka permohonan PKPU harus diperiksa terlebih dahulu
sebelum permohonan pernyataan pailit. Apabila permohonan pernyataan pailit sedang diperiksa dan kemudian diajukan permohonan PKPU oleh debitur atau
salah satu kreditur yang bukan pemohon, maka pemeriksaan permohonan pailit tersebut harus ditunda.
D. PKPU Sementara dan PKPU Tetap.
1. PKPU sementara
PKPU sementara merupakan tahap pertama dari proses PKPU. Sebagaimana diatur dalam UUK-PKPU, dalam hal permohonan PKPU diajukan
oleh debitur, Pengadilan dalam waktu paling lambat 3 tiga hari sejak tanggal pendaftaran surat permohonan harus mengabulkan PKPU sementara, dan harus
menunjuk seorang hakim pengawas dari hakim pengadilan serta mengangkat 1 satu atau lebih pengurus yang bersama dengan debitur mengurus hartanya.
Dalam hal permohonan PKPU diajukan oleh kreditur, pengadilan dalam jangka waktu paling lambat 20 hari sejak tanggal pendaftaran surat permohonan harus
mengabulkan permohonan PKPU sementara, dan harus menunjuk seorang hakim pengawas dari hakim pengadilan serta mengangkat 1 satu atau lebih pengurus
yang bersama dengan debitur mengurus hartanya
46
.
46
Pasal 225 ayat 2 dan ayat 3 UUK-PKPU.
Segera setelah putusan PKPU sementara diucapkan, Pengadilan melalui pengurus wajib memanggil debitur kreditur yang dikenal dengan surat tercatat
atau memalui kurir, untuk menghadap dalam sidang yang diselenggarakan paling lama pada hari ke-45 empat puluh lima terhitung sejak putusan PKPU sementara
diucapkan.
47
Apabila debitur tidak hadir dalam sidang tersebut, maka PKPU sementara berakhir dan Pengadilan wajib menyatakan debitur pailit dalam sidang
yang sama.
48
Pembaharuan yang dilakukan oleh UUK-PKPU terhadap Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998 dalam PKPU adalah tentang jangka waktu, yaitu mengenai
jangka waktu 3 tiga hari apabila permohonan PKPU diajukan oleh debitur dan 20 dua puluh hari apabila permohonan PKPU diajukan oleh kreditur, dalam hal
pengabulan permohonan PKPU sementara.
49
Selain itu ditegaskan, bila debitur yang tidak hadir dalam sidang PKPU sementara, maka Pengadilan wajib menyatakan debitur pailit. Ketentuan ini juga
tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998.
50
Sutan Remy berpendapat bahwa merupakan kepentingan semua pihak agar Pengadilan Niaga secepatnya memberikan PKPU sementara agar segera terjadi
keadaan yang diam stay atau standstill sehingga kesepakatan yang dicapai antara debitur dan para krediturnya tentang rencana perdamaian betul-betul efektif. Tepat
sekali didalam Pasal 225 ayat 2 dan ayat 3 ditentukan batas waktu bagi Pengadilan Niaga untuk mengabulkan PKPU sementara, yaitu tiga hari atau dua
47
Pasal 225 ayat 4 UUK-PKPU.
48
Pasal 225 ayat 5 UUK-PKPU.
49
Sunarmi, Op.Cit.,hlm. 206.
50
Ibid.
puluh hari sejak tanggal didaftarkan surat permohonan tersebut. Sepanjang debitur telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Pasal 222 dan Pasal 224
UUK-PKPU, Pengadilan Niaga akan memeberikan PKPU sementara sebelum pada akhirnya memberikan PKPU tetap, yaitu setelah dilakukan pemeriksaan
sebagaimana mestinya.
51
Putusan PKPU sementara yang dimaksud, menurut Pasal 227 UUK-PKPU berlaku semenjak tanggal putusan PKPU tersebut diucapkan sampai dengan
tanggal sidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 226 ayat 1 diselenggarakan. Sedangkan dari ketentuan Pasal 230 UUK-PKPU dapat diketahui bahwa jangka
waktu PKPU sementara berakhir karena hal-hal berikut: a.
Kreditur tidak menyetujui pemberian PKPU tetap, atau b.
Pada saat batas waktu perpanjangan PKPU telah sampai, ternyata antara debitur dan kreditur belum tercapai persetujuan rencana perdamaian.
Dari ketentuan Pasal 227 UUK-PKPU yang dihubungkan dengan Pasal 230 UUK- PKPU, dapat disimpulkan bahwa selama dalam rangka memperoleh putusan
mengenai PKPU tetap, PKPU sementara terus berlaku.
52
2. PKPU tetap
Pada hari sidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 226 ayat 1 UUK- PKPU, Pengadilan Niaga harus mendengar debitur, hakim pengawas, pengurus
dan kreditur yang hadir, wakilnya atau kuasanya yang ditunjuk berdasarkan surat
51
Sutan Remy Sjahdeni, Op.Cit .hlm. 343.
52
Ibid.
kuasa.
53
Dalam sidang tersebut, setiap kreditur berhak untuk hadir walaupun yang bersangkutan tidak menerima panggilan untuk itu.
54
Apabila rencana perdamaian dilampirkan dalam permohonan PKPU sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 224 ayat 2 UUK-PKPU atau
telah disampaikan oleh debitur sebelum sidang, maka pemungutan suara tentang rencana perdamaian dapat dilakukan, jika ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 267 telah terpenuhi.
55
Pasal 228 ayat 2 UUK-PKPU memberikan kemungkinan bagi debitur untuk menyerahkan rencana perdamaian tidak
bersamaan dengan diajukannya surat permohonan penundaan tetapi sebelum sidang berlangsung. Dengan demikian harus diperhatikan bahwa menurut Pasal
228 ayat 3 UUK-PKPU rencana perdamaian itu harus telah diserahkan oleh debitur sebelum sidang dimulai.
Bukan hal yang mustahil debitur belum siap menyerahkan rencana perdamaian sebelum sidang dimulai dan baru menyerahkannya setelah sidang
berlangsung, baik pada sidang pertama maupun pada sidang-sidang berikutnya. Rencana perdamaian merupakan dasar dan bahan pertimbangan yang paling
utama bagi para kreditur dan bagi hakim untuk menentukan sikap mengenai pengajuan PKPU. Tanpa adanya rencana perdamaian, tidak mungkin bagi kreditur
maupun bagi hakim untuk menentukan sikap apakah pengajuan PKPU tersebut layak untuk dikabulkan atau seharusnya ditolak. Mengingat hal yang demikian,
maka seyogianya debitur mengajukan rencana perdamaian selama pemeriksaan permohonan PKPU berlangsung di Pengadilan, namun dengan ketentuan sebelum
53
Pasal 228 ayat 1 UUK-PKPU.
54
Pasal 228 ayat 2 UUK-PKPU.
55
Pasal 228 ayat 3 UUK-PKPU.
sidang pengumuman putusan hakim atas pengajuan PKPU tersebut. Namun demikian yang terbaik adalah, seyogianya hakim pada sidang hari pertama
memerintahkan kepada debitur untuk menyerahkan rencana perdamaian sebelum sidang kedua, misalnya selambat-lambatnya tiga hari sebelum sidang kedua agar
para kreditur dapat mempelajari rencana perdamaian tersebut.
56
Pasal 228 ayat 3 UUK-PKPU menentukan pemungutan suara tentang rencana perdamaian dapat dilakukan jika ketentuan dalam Pasal 267 UUK-PKPU
telah terpenuhi. Pasal 267 UUK-PKPU sebagaimana dirujuk Pasal 228 ayat 3 UUK-PKPU, ternyata tidak tepat. Mungkin salah penulisannya. Rujukan yang
tepat adalah Pasal 268 UUK-PKPU.
57
Bila ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 268 UUK-PKPU tidak dipenuhi atau jika kreditur belum dapat
memberikan suara mereka mengenai rencana perdamaian, maka sesuai Pasal 228 ayat 4 UUK-PKPU, atas permintaan debitur, para kreditur harus menentukan
pemberian atau penolakan PKPU tetap dengan maksud untuk memungkinkan debitur, pengurus dan kreditur untuk mempertimbangkan dan menyetujui
perdamaian pada rapat atau sidang yang diadakan selanjutnya. Menurut ketentuan penjelasan Pasal 228 ayat 4 UUK-
PKPU, yang dimaksud dengan “kreditur” adalah baik kreditur konkuren, separatis, maupun kreditur lain yang didahulukan.
Bila PKPU tetap tidak dapat ditetapkan oleh pengadilan, maka dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 225 ayat 4 UUK-PKPU,
debitur dinyatakan pailit.
58
Apabila PKPU tetap disetujui, PKPU tersebut berikut perpanjangannya tidak boleh melebihi 270 dua ratus tujuh puluh hari terhitung
56
Sutan Remy, Op.Cit., hlm. 350.
57
Ibid.,hlm. 350-351.
58
Pasal 228 ayat 5 UUK-PKPU.
sejak putusan PKPU sementara diucapkan.
59
Menurut penjelasan Pasal 228 ayat 6 UUK-PKPU, yang berhak untuk menentukan apakah kepada debitur akan
diberikan PKPU tetap adalah kreditur konkuren, sedangkan pengadilan hanya berwenang menetapkan berdasarkan persetujuan kreditur konkuren.
Penundaaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU tetap berbeda dengan pengertian jangka waktu rescheduling utang sebagaimana istilah itu dikenal dalam
industri perbankan. Jangka waktu 270 hari itu adalah jangka waktu bagi debitur dan para krediturnya untuk merundingkan perdamaian diantara mereka. Sebagai
hasil perdamaian, yang harus dicapai dalam jangka waktu itu, mungkin saja dihasilkan perdamaian untuk memberikan rescheduling bagi utang debitur untuk
jangka waktu yang panjang, misalnya sampai lima atau delapan tahun. Dengan demikian, masa PKPU tidak melebih dari 270 hari itu adalah jangka waktu bagi
tercapainya perdamaian antara debitur dan para kreditur atas rencana perdamaian yang diajukan debitur. Apabila dalam jangka waktu waktu PKPU tersebut, yang
tidak boleh diberikan oleh Pengadilan Niaga lebih dari 270 hari termasuk perpanjangan waktunya, ternyata dicapai perdamaian antara debitur dan para
kreditur kokuren untuk memberikan masa rescheduling misalnya selama delapan tahun, maka artinya masa pelunasan utang-utang debitur kepada para kreditur
adalah delapan tahun, bukan 270 hari.
60
Pemberian PKPU tetap berikut perpanjangannya menurut ketentuan Pasal 229 ayat 1 ditetapkan oleh Pengadilan Niaga berdasarkan:
61
59
Pasal 228 ayat 6 UUK-PKPU.
60
Sutan Remy, Op.Cit.,hlm. 352.
61
Pasal 229 ayat 1 UUK-PKPU.
1. Persetujuan lebih dari ½ satu perdua dari jumlah kreditur konkuren tidak
termasuk kreditur preferen yang haknya diakui atau sementara diakui yang hadir dan mewakili paling sedikit 23 dua pertiga bagian dari seluruh tagihan
yang diakui atau sementara diakui dari kreditur konkuren atau kuasanya yang hadir dalam sidang tersebut; dan
2. Persetujuan lebih dari ½ satu perdua jumlah kreditur yang piutangnya dijamin
dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotik, atau hak agunan atas kebendaan lainnya kreditur preferen yang hadir dan mewakili paling sedikit
23 dua pertiga bagian dari seluruh tagihan kreditur atau kuasanya yang dalam sidang tersebut.
Pasal 229 ayat 2 UUK-PKPU menyatakan, apabila timbul perselisihan antara pengurus dan kreditur konkuren tentang hak suara kreditur, maka
penyelesaian atas perselisihan itu harus diputuskan oleh hakim pengawas. Berdasarkan ketentuan Pasal 229 ayat 1 UUK-PKPU itu, pada
hakikatnya PKPU tetap diberikan oleh para kreditur dan bukan oleh Pengadilan Niaga. Dengan kata lain, PKPU tetap diberikan berdasarkan kesepakatan antara
debitur dan para krediturnya mengenai rencana perdamaian yang diajukan oleh debitur. Pengadilan Niaga hanya memberikan putusan pengesahan atau
konfirmasi saja atas kesepakatan antara debitur dan para kreditur konkurennya tersebut. Menurut tujuan Pasal 229 UUK-PKPU tersebut, tidak dibenarkan bagi
pengadilan niaga untuk mengeluarkan putusan yang tidak sesuai dengan kehendak atau kesepakatan debitur dan para krediturnya.
62
62
Sutan Remy, Op.Cit.,hlm. 353.
Apabila jangka waktu PKPU sementara berakhir, karena kreditur tidak menyetujui pemberian PKPU tetap atau perpanjangannya sudah diberikan, tetapi
sampai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 228 ayat 6 yaitu 270 dua ratus tujuh puluh hari belum tercapai persetujuan mengenai rencana
perdamaian, maka pengurus pada hari berakhirnya waktu tersebut wajib memberitahukan hal itu melalui hakim pengawas kepada pengadilan niaga yang
harus menyatakan debitur pailit paling lambat pada hari berikutnya. Dalam hal ini, pengurus wajib mengumumkan kepailitan tersebut dalam surat kabar harian
dimana permohonan PKPU sementara diumumkan berdasarkan Pasal 226.
63
Persetujuan terhadap rencana perdamaian harus dicapai paling lambat pada hari ke 270, sedangkan pengesahan perdamaian dapat diberikan sesudahnya.
64
Bagi debitur, hal ini merupakan konsekuensi dari ketentuan Pasal ini, yang menentukan bahwa dalam hal permohonan PKPU tetap ditolak maka Pengadilan
Naiaga harus menyatakan debitur pailit. Seimbang dengan hal tersebut, maka apabila permohonan PKPU tetap dikabulkan, kreditur yang tidak menyetujuinya
juga tidak lagi dapat mengajukan upaya hukum kasasi.
65
63
Pasal 230 UUK-PKPU.
64
Penjelasan Pasal 230 ayat 1UUK-PKPU.
65
Penjelasan Pasal 230 ayat 2 UUK-PKPU.
BAB III ASAS PEMBUKTIAN SECARA SEDERHANA DALAM UU NO 37
TAHUN 2004
Hukum acara pada Pengadilan Niaga atau hukum acara kepailitan adalah hukum formil yang mengatur tentang tata cara pelaksanaan atau penerapan hukum
materiil dalam perkara pailit dan perkara PKPU. Dengan kata lain, hukum acara Pengadilan Niaga adalah hukum yang mengatur dan menjamin pelaksanaan
hukum materiil. UUK-PKPU selain memuat hukum materiil juga memuat hukum formalhukum acara. Apabila dalam UUK-PKPU tidak diatur hukum acara maka
berlakulah hukum acara perdata , baik yang diatur dalam HIRRBg, maupun Rv. Mekanisme dan prosedur beracara di Pengadilan Niaga, sepanjang diatur
dalam UUK-PKPU, maka diberlakukanlah ketentuan tersebut. Namun apabila tidak diatur, dapat diberlakukan hukum acara perdata sebagaimana diatur dalam
HIRRBg dan Rv. Hal ini sesuai dengan Pasal 299 UUK-PKPU yang menyatakan “Kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini maka Hukum Acara yang
berlaku adalah Hukum Acara Perdata.” Dengan demikian, berlaku juga asas Lex Spesialis Derogat Legi Generalis.
A. Pembuktian dalam Hukum Acara Perdata