Oxyurid ditemukan pada Allouatta pigra. Selain Trypanoxyuris, genus lain yang pernah dilaporkan adalah Enterobius sp. Spesies ini ditemukan pada
Baboon dan Orangutan Appleton dan Henzi 1993, Chapman et al. 2005, Mul et al. 2007.
d. Strongylid
Jenis telur yang ditemukan pada sampel tinja secara visualitatif disajikan pada Gambar 7. Telurnya berbentuk oval atau elips, tidak berwarna tetapi
didalamnya terlihat sel yang berwarna keabuan. Sel tersebut dapat berjumlah 4, 8, 16 atau lebih, terkadang ada pula embrio yang terlihat. Telur Strongylid akan
berkembang baik pada kondisi tanah yang sedikit berpasir, tanah yang lembab sedangkan pada kondisi tanah liat dan berkerikil, telur tidak dapat berkembang
dengan baik Anonim 2008, Soulsby 1982. Sebagaimana disajikan pada Tabel 4, ukuran telur Strongylid dari sampel
tersebut adalah sebesar 53-75,3 x 35,7-50 µm Tabel 4. Berdasarkan analisis Tabel 6 dan 8, telur ini terdapat di kelompok monyet yang sering berada di core
area sekitar kandang 4 dan 8 yaitu di zona hutan hujan tropika dataran rendah Lampiran 1. Berdasarkan ukuran telur cacing yang ditemukan diduga telur
cacing tersebut terdiri dari beberapa genus Ancylostoma sp., Necator sp., Oesophagostomum sp.. Appleton dan Henzi 1993 serta Chapman et al. 2005
melaporkan adanya Oesophagostomum pada Baboon, Colobines. Strongylid yang lain juga ditemukan pada Cercopithecus aethiops sabaeus, Macaca nigra,
Macaca tonkeana Engel et al. 2004, Mutani et al. 2003.
e. Trichuris
Jenis telur Trichuris yang ditemukan pada sampel tinja secara visualitatif disajikan pada Gambar 8 dan 9. Telur cacing ini berwarna kuning atau
kecoklatan serta memiliki penyumbat polar plug transparan di ujung kedua sisinya. Dinding telurnya tebal dan memiliki bagian dalam yang jernih.
Anonim 2008, Ash dan Orihel 1990, Onggowaluyo 2001, Soulsby 1982. Sebagaimana disajikan pada Tabel 4, ukuran telur dari sampel tersebut
adalah 41,9-57,6 x 22,1-26,5 µm. Telur di Pulau Tinjil terdapat di zona sulatri
kelompok monyet hutan hujan tropika
core area sekitar k trichiura hanya dite
ini juga ditemukan yang ditemukan pad
spesiesnya Melfi d
Gambar 8 Telur Tri terdapat larva
Satu jenis tel teridentifikasi meng
lebih besar Tabel 5
f. Schistosoma
Berdasarkan p sedimentasi, dapat
yaitu Schistosoma Gambar 10. Berda
tersebut adalah 63,3 bulat, berwarna ku
memiliki kait atau terlihat pada saat p
tertutup oleh kotora et yang sering berada di core area sekitar kand
ika dataran rendah kelompok monyet yang s kandang 4, 6, dan 9. Menurut Soulsby 1
itemukan pada manusia dan simian primates. n pada Rhesus monkey Phillippi dan Clarke 1
ada Mandrillus sphinx dan Colobus guereza tid dan Poyser 2007, Setchell et al. 2007.
Trichuris Gambar 9 Telur Tri
telur cacing yang lain yaitu Schistosoma nggunakan metode sedimentasi karena telur b
l 5.
pengamatan mikroskopik pada prepara t terlihat adanya satu jenis telur cacing dari k
sp. Secara visualitatif jenis telur tersebut dasarkan analisis pada Tabel 4, maka ukur
3,3-73,8 x 51,4-67 µm. Secara umum telur ter kuning atau kuning-kecoklatan, dan pada s
u duri kecil di bagian lateral. Duri atau kait pemeriksaan, karena berada pada sisi yang b
ran. ndang 1 dan zona
sering berada di 1982, spesies T.
Namun, spesies 1992, sedangkan
tidak menjelaskan
richuris
a, hanya dapat r berukuran relatif
rat pemeriksaan i kelas Trematoda
ut disajikan pada uran telur cacing
tersebut berbentuk sisi dekat kutub
it ini tidak selalu g berlawanan atau
Gambar 10 Telur Schistosoma sp.
Berdasarkan ciri-ciri morfologi yang disampaikan oleh Ash dan Orihel 1990 dan Onggowaluyo 2001, diduga jenis telur ini merupakan spesies
Schistosoma japonicum. Menurut Soulsby 1982, cacing ini dapat menginfeksi manusia maupun satwa liar selain ruminansia, kuda, babi, rodensia dan
karnivora. Menurut Appleton dan Henzi 2003 genus ini pernah ditemukan pada Baboon yang tinggal di Afrika Selatan. Walaupun spesies satwa primata
ini berbeda dengan monyet ekor panjang, namun keduanya masih merupakan satu subfamili yaitu Cercopithecinae.
Berdasarkan sumber sampel tinja sebagaimana disajikan pada Tabel 5, jenis telur ini besar kemungkinan berasal dari monyet yang sering berada pada core
area yang terletak pada daerah zona butun dan ketapang pul 4 yaitu kandang 3 dan pada daerah zona sulatri pul 5 yaitu pada kandang 1 dan 3.
Bila identifikasi ini benar, maka Pulau Tinjil merupakan daerah baru bagi penyebaran cacing Schistosoma sp, mengingat daerah penyebaran cacing
Schistosoma sp. di Indonesia hanya ada di daerah Sulawesi Tengah Brown 1979. Penyebaran parasit ini baru dapat terjadi jika ada inang antara
berupa Onchomelania hupensis dan inang definitif seperti manusia Soulsby, 1982. Berdasarkan komunikasi pribadi Lelana RPA 2008, keberadaan parasit
ini di Pulau Tinjil diduga karena kemungkinan adanya nelayan yang berasal dari Sulawesi yang datang ke Pulau Tinjil untuk menangkap ikan pada saat musim
Barat. Kemungkinan infeksi cacing Schistosoma sp. yang ada pada M. fascicularis di Pulau Tinjil berasal dari manusia maupun adanya Onchomelania
hupensis, masih perlu diteliti lebih lanjut
4.2 Prevalensi