Penyiapan Inokulum Pembuatan Larutan Uji EEBJ, FHBJ dan FEABJ Pengujian Aktivitas Antibakteri Secara In vitro

29 jarum ose lalu diinokulasikan pada permukaan media nutrient agar NA miring dengan cara menggores, kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35±2 o C selama 18-24 jam Ditjen POM, 1995. Hal yang sama dilakukan pada biakan bakteri Escherichia coli.

3.12 Penyiapan Inokulum

Koloni bakteri Staphylococcus aureus diambil dari stok kultur dengan menggunakan jarum ose steril kemudian disuspensikan ke dalam 10 ml nutrient broth NB steril, lalu diinkubasikan pada suhu 35 ± 2 o C sampai didapat kekeruhan dengan transmitan 25 menggunakan alat spektrofotometer UV panjang gelombang 580 nm Ditjen POM, 1995. Hal yang sama dilakukan untuk koloni bakteri Escherichia coli.

3.13 Pembuatan Larutan Uji EEBJ, FHBJ dan FEABJ

Ekstrak etanol EEBJ ditimbang sebanyak 5 g kemudian dilarutkan dalam dimetilsulfoksida DMSO dicukupkan sampai 10 ml. Konsentrasi ekstrak adalah 500 mgml kemudian dibuat pengenceran. Selanjutnya larutan tersebut diencerkan kembali dengan pelarut DMSO dengan konsentrasi 400 mgml, 300 mgml, 200 mgml, 100 mgml, 75 mgml, 50 mgml, dan 25 mgml. Hal yang sama dilakukan terhadap FHBJ dan FEABJ.

3.14 Pengujian Aktivitas Antibakteri Secara In vitro

Sebanyak 0,1 ml inokulum 10 6 CFUml dimasukkan ke dalam cawan petri steril, setelah itu dituang media nutrient agar NA yang telah dicairkan sebanyak 20 ml, kemudian dihomogenkan sampai media dan bakteri tercampur 30 rata, kemudian dibiarkan sampai media memadat. Pada media yang telah padat di letakkan kertas cakram yang telah direndam terlebih dahulu di dalam larutan bahan uji EEBJ dan blanko DMSO, kemudian diinkubasikan pada suhu 35±2 o C selama 18-24 jam. Selanjutnya diukur diameter daerah hambat disekitar larutan bahan uji dengan menggunakan jangka sorong. Hal yang sama dilakukan terhadap larutan bahan uji FHBJ dan FEABJ. Percobaan ini dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan Ditjen POM, 1995. 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap daun bunga jeumpa Magnolia champaca L. diperoleh kesimpulan: a. Hasil karakterisasi simplisia daun bunga jeumpa diperoleh kadar air 7,95, kadar sari larut air 15,76, kadar sari larut etanol 13,16 kadar abu total 7,87 dan kadar abu tidak larut asam 1,58. b. Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia daun bunga jeumpa diperoleh senyawa alkaloid, flavonoid, steroidtriterpenoid, tanin, glikosida, dan saponin. c. Hasil uji aktivitas antibakteri diperoleh fraksi etilasetat yang memiliki efektivitas terkuat, dengan konsentrasi 100 mgml mempunyai daerah hambat 15,36 mm terhadap Staphylococcus aureus dan konsentrasi 75 mgml 15,84 mm terhadap Escherichia coli. Ekstrak etanol konsentrasi 400 mgml 14,23 mm terhadap Staphylococcus aureus dan 15,16 mm Escherichia coli. Fraksi n-heksana konsentrasi 500 mgml memberikan 11,9 mm terhadap Staphylococcus aureus dan 12,46 mm terhadap Escherichia coli.

5.2 Saran

Disarankan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengisolasi senyawa kimia yang bersifat antibakteri yang dimiliki oleh daun bunga jeumpa.