4.2.3 Deskripsi khus us kerjasama antara guru BK dengan guru mata pelajaran dalam membantu me ngatasi kesulitan belajar siswa
Penjelasan rinci mengenai bagaimana bentuk kerjasama guru antara pembimbing dengan guru mata pelajaran dalam mengatasi kesulitan belajar siswa
SMP Negeri 22 Semarang, dipaparkan sebagai berikut:
4.2.3.1 Kerjasama pada tahap pengumpulan data
Adapun bentuk kerjasama antara guru BK dengan guru mata pelajaran dalam mengumpulkan data nilai siswa lebih pada memberikan data nilai siswa
yang sudah jadi kepada guru BK, dimana data tersebut sudah dianalisis baik oleh guru mata pelajaran maupun wali kelas S1,15-16, sehingga dari data tersebut
dapat langsung diketahui siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar dilihat dari nilai yang diperoleh apakah telah tuntas atau belum yang selanjutnya ditindak
lanjuti kembali dengan melibatkan guru mata pelajaran untuk memperoleh data lebih mendalam mengenai siswa yang mengalami kesulitan belajar.S1,18-19
Dari penjelasan mengenai kerjasama yang telah dilakukan oleh guru BK dengan guru mata pelajaran dalam mengumpulkan da ta nilai siswa dapat dibuat
suatu bentuk kerjasama yaitu data siswa yang berupa data nilai dan perilaku diperoleh guru BK dari guru mata pelajaran dan wali kelas, untuk pengumpulan
data mengenai nilai siswa, guru BK menggunakan data yang sudah jadi, yaitu data nilai siswa yang telah diolah oleh wali kelas dan guru mata pelajaran, dari data
yang telah didapat kemudian di kroscek kembali kepada guru mata pelajaran maupun walikelas untuk memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai
siswa.
Adapun keterlibatan guru mata pelajaran dalam tahap ini selain menyerahkan data nilai siswa yang sudah jadi juga berperan sebagai pihak
pertama yang dimintakan informasinya mengenai kondisi siswa yang telah terdeteksi dari segi akademik maupun perilaku di dalam kelas. Informasi tersebut
merupakan dasar untuk guru BK menindaklanjuti permasalahan belajar siswa, namun tidak selalu data nilai siswa yang sudah ada dikonfirmasikan kepada guru
mata pelajaran terkait. Sedangkan kerjasama pada tahap pengumpulan data mengenai perilaku
siswa lebih pada bentuk alih tangan kasus oleh guru mata pelajaran kepada guru BK terkait perilaku siswa selama mengikuti pelajaran yang dirasa mengganggu
proses pembelajaran dan tidak bisa ditangani sendiri oleh guru mata pelajaran. S1,75-79, S2,46-52. Adapun permasalahan perilaku siswa di kelas yang sudah
dapat ditangani oleh guru mata pelajaran maka tidak perlu melibatkan guru BK dalam mengatasi perilaku siswa pada saat proses pembelajaran. S3,172-180.
Dari penjelasan diatas, kerjasama yang terbentuk dalam mengumpulkan data mengenai perilaku siswa, banyak diperoleh dari upaya alih tangan kasus oleh
guru mata pelajaran kepada guru BK terkait perilaku siswa di dalam kelas yang tidak dapat diatasi sendiri oleh guru mata pelajaran, selain itu data mengenai
perilaku siswa diperoleh dari orang tua siswa melalui kegiatan homevisit yang dilakukan oleh guru BK.
Adapun pada tahap pengumpulan data kehadiran siswa lebih banyak guru BK yang berperan S2,38-39. Hal ini dikarenakan guru BK mendata kehadiran
siswa dari seluruh kelas setiap hari, berbeda dengan guru mata pelajaran yang
hanya mengetahui kehadiran siswa dari kelas yang diampunya saja. Dari ketiga jenis data siswa yang telah terkumpul apabila telah berada di tangan guru BK
maka akan langsung mendapatkan tindakan berupa konseling individu dengan siswa terkait untuk memperoleh data lebih mendalam sekaligus sebagai upaya
awal dalam membantu mengatasi masalah kesulitan belajar yang dihadapi.
4.2.3.2 Kerjasama pada tahap pengolahan data