Tangga nada minor menimbulkan kesan sedih dan pilu. Tangga nada minor dibagi menjadi empat jenis, yaitu sebagai berikut.
1 Minor asli, yaitu susunan tangga nada minor yang belum mengalami perubahan. Contohnya, lagu Syukur ciptaan H Muntahar dan Trima
Kasihku ciptaan Sri Widodo.
Gambar 7.16 Tangga nada minor asli
a b
c
M
d
M
e
M
f
M
g
M
a
M
2 Minor harmonis, yaitu susunan tangga nada minor yang setiap urutan nada ke-7 dinaikkan setengah nada.
Contohnya, lagu
Warung Pojok Ciptaan Abdul Ajib
Gambar 7.17 Tangga nada minor harmonis
a b c
M
d
M
e
M
f
M
gis
M
a
M
3 Minor melodis, yaitu tangga nada minor yang setiap urutan nada ke –6 dan ke-7 dinaikkan setengah nada.
Contohnya, lagu
Bing ciptaan Titik Puspa.
Gambar 7.18 Tangga nada minor melodis
a b
c
M
d
M
e
M
is
M
gis
M
a
M
Gambar 7.19 Tangga nada minor zigana
a b
c
M
dis
M
e
M
is
M
gis
M
a
M
4 Minor zigana, yaitu tangga nada minor yang setiap urutan nada ke-4, -6, dan –7 dinaikkan setengah nada. Contohnya lagu yang berirama padang
pasir.
5FSBNQJMFSNVTJL4.1
b. Tangga Nada Pentatonis
Tangga nada pentatonis, yaitu susunan nada yang terdiri atas lima nada. Tangga nada pentatonis banyak terdapat di wilayah Nusantara sehingga tidak
mengherankan jika musik Nusantara banyak yang menggunakan tangga nada pentatonis. Seiring perkembangan zaman, tangga nada pentatonis dapat
dikembangkan menjadi tangga nada heptatonis. Namun, pada kenyataannya, tangga nada heptatonis seperti lagu gambang suling ciptaan Ki Nartosabdo
dan lumbung desa ciptaan Martopangrawit masih tetap dalam anggota pentatonis. Hal ini dapat dibuktikan dengan dua cara.
Pertama apabila seorang pengrawit menyuarakan laras pelog dia akan menyuarakan secara natural urutan nada 3 2 7 6 5 3 2 7 6 atau 3 2 1 6 5 3
2 1 6. Kedua, dalam perangkat ensambel karawitan Jawa terdapat beberapa
ricikan instrumen gamelan pelog yang nada-nadanya tersusun atas dasar lima nada saja, seperti gender barong, gender penerus, siter, celempung,
dan gambang. Tangga nada pentatonis ini akan kita bahas tangga nada dari Nusantara di beberapa daerah, seperti daerah Jawa Tengah.
Tangga nada musik Nusantara daerah Jawa Tengah, terdiri atas tangga nada kepatihan atau titi laras kepatihan dan tangga nada rante atau titi laras
ranti. Setiap tangga nada mempunyai karakter sendiri-sendiri. Di bawah ini macam-macam tangga nada dan karakternya.
1 Titi Laras Kepatihan Titi laras ini diciptakan oleh K.R.H Warsa Diningrat IVKanjeng Kleca
di Kepatihan Surakarta pada tahun 1890. Tanda yang digunakan adalah angka dan dasarnya berupa bilahan
gamelan. Nada-nadanya adalah sebagai berikut.
Nama Nada Titi Laras
Pembacaan
Laras slendro Panunggul
1 ji
Gulu 2 ro
Dada 3 lu
Pelog 4 pat
Lima 5
ma Nem 6
nem Barang
7 pi
Tabel 7.1 Titi Laras Kepatihan
Tangga nada atau titik laras ini berkembang pesat di daerah Surakarta dan sekitarnya.
2 Titi Laras Dhamina Tila Titi laras dhamina tila diciptakan oleh Bapak Makhiyar Angga Kusuma
Dinata. Titi laras ini hidup dan berkembang di daerah Priangan dan Pasundan. Urutan nadanya adalah 1 2 3 4 5 = Dha – mi – na – ti – la,
baik untuk laras Slendro maupun pelog.