Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo adalah penghasil beberapa jenis sayuran yaitu buncis, cabe,
kentang, kubis bunga, kubis, sawi, terong, dan wortel. Dan sayur kubis merupakan produksi sayur terbesar, kol bunga merupakan produksi kelima dan wortel
merupakan urutan ketujuh.
3.2 Metode Penentuan Jumlah Sampel
Sampel merupakan petani yang membudidayakan sayuran,yakni : kubis, kubis bunga dan wortel yang berada di Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo.
Berdasarkan hasil pra survey diketahui jumlah populasi petani sayuran di Kecamatan Tigapanah berjumlah 25 petani kubis, 75 petani kol bunga dan 20
petani wortel. Untuk menetukan jumlah petani yang akan dijadikan sampel maka metode penentuan besar sampel menggunakan Rumus Slovin Supranto, 2000, di
mana jumlah populasi telah diketahui dengan pasti, sehingga : � =
N 1+Ne
2
di mana : n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi e = Kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir, yaitu 10
n = .....? N = 25 petani sayur kubis
e = 10 n
=
N 1+Ne
2
n =
25 1+25.10
2
n = 20
Universitas Sumatera Utara
n = 20 sampel petani sayuran kubis Pengambilan sampel 20 dari 25 populasi dilakukan dengan metode
pengambilan sampel acak sederhana simple random sampling. N = 75 petani sayur kubis bunga
e = 10 n
=
N 1+Ne
2
n =
75 1+75.10
2
n = 42,85 n = 43 sampel petani sayuran kol bunga kubis bunga
Pengambilan sampel 43 dari 75 populasi dilakukan dengan metode pengambilan sampel acak sederhana simple random sampling.
N = 20 petani sayur wortel e = 10
n =
N 1+Ne
2
n =
20 1+20.10
2
n = 16,66 n = 17 sampel petani sayuran wortel
Pengambilan sampel 18 dari 20 populasi dilakukan dengan metode pengambilan sampel acak sederhana simple random sampling.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara kepada responden
dengan menggunakan daftar pertanyaan kuissioner yang telah dibuat terlebih
Universitas Sumatera Utara
dahulu. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber- sumber lain yang relevan, seperti Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Badan
Pusat Statistik Kabupaten Karo dan dari dinas terkait lainnya yang dapat mendukung kelengkapan data dalam penelitian ini.
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Model Fungsi Produksi Frontier
Untuk lebih menyederhanakan analisis data yang terkumpul, maka digunakan suatu model. Model ini digunakan untuk menghubungkan antara input
dengan output dalam proses produksi dan untuk mengetahui tingkat keefisienan suatu faktor produksi adalah fungsi produksi frontier seperti yang dipakai oleh
Coelli, et al sebagai berikut: Ln Y = b
+ b
1
LnX
1
+ b
2
LnX
2
V
1
-U
1
..........................................................4.1 Adapun pengertian dari setiap variabel fungsi produksi dalam usaha tani
sayuran seperti Tabel 3.2 berikut ini :
Tabel 3.2 Definisi variabel Fungsi Produksi Usaha Tani Sayuran
Variabel Kode
Variabel Skala pengukuran
Dependen Ln Y
Output Kg
Independen LnX
1
b Pupuk
Intersep Kg
Coelli, T.J, 1992 3.4.2 Efisiensi Teknis
Penelitian ini menggunakan stochastic frontier dengan metode pendugaan Maximum Likelihood MLE. Variabel independen penduga fungsi produksi ini
yaitu: Pupuk X
1
.
Universitas Sumatera Utara
Karakter uji efisiensi teknis berdasarkan alat uji Frontier adalah, semakin mendekati 1 maka data dianggap semakin efisien secara teknis.
3.4.3 Efisiensi Harga
Menurut Soekartawi 1990 apabila fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi Cobb-Douglas, maka:
Y = AX
b
…………………………………………………………………..…. 4.2 Atau Ln Y = Ln A + bLnX
Maka kondisi produksi marginal adalah: ∂Y ∂X = b Koefisien parameter elastisitas
Dalam fungsi produksi Cobb-Douglas, maka b disebut dengan koefisien regresi yang sekaligus menggambarkan elastisitas produksi. Dengan demikian,
maka nilai produksi marginal NPM faktor produksi X, dapat ditulis sebagai berikut:
NPM = bYPyX……………………………………………….….................... 4.3 dimana:
b = elastisitas produksi sayuran Y = produksi sayuran
Py = harga produksi harga sayuran X = jumlah faktor produksi X Pupuk
Px = harga faktor produksi X harga Pupuk Secara ekonomi ada satu syarat lagi yang perlu dipenuhi yaitu pilihan yang
berkaitan dengan harga input atau P
x
dan harga output atau P
Y.
Jumlah input disebut X dan jumlah output disebut Y, jumlah keuntungan disebut B, sehingga
dapat dituliskan :
Universitas Sumatera Utara
B = Y. P
y
– X. P
X
Agar B mencapai maksimum, turunan pertama harus disamakan dengan nol, dengan asumsi P
X
dan P
Y
konstan. Turunan pertamanya adalah nol. dB = P
y
. dY dX
dX - P
X
P
y .
MP = P
X
VMP = P
X
VMP NPMX
i
P
X
= 1 VMP = Value Marginal Product
Dalam banyak kenyataan NPMx tidak selalu sama dengan Px. Yang sering terjadi adalah sebagai berikut:
a. NPMx Px 1 ; artinya penggunaan input X belum efisien, untuk mencapai efisien input X perlu ditambah.
b. NPMx Px 1 ; artinya penggunaan input X tidak efisien, untuk mencapai efisien input X perlu dikurangi Soekartawi, 1990.
3.4.4 Efisiensi Ekonomis
Efisiensi Ekonomi merupakan produk dari efisiensi teknik dan efisiensi harga Susantun, 2000. Efisiensi ekonomi adalah hasil kali antara efisiensi teknis
dengan efisiensi harga alokatif dari seluruh faktor input dan dapat tercapai apabila kedua efisiensi tercapai, yaitu efisiensi teknik dan efisiensi harga alokatif
Soekartawi, 1990. Jadi, efisiensi ekonomi dapat tercapai bila kedua efisiensi tersebut tercapai,
sehingga dapat dituliskan menjadi:
Universitas Sumatera Utara
EE = ET . EH......................................................................................................4.5 Dimana:
EE : Efisiensi Ekonomi ET : Efisiensi Teknis
EH : Efisiensi Harga Dengan kriteria penilaian yaitu, jika :
1. EE = 1, maka penggunaan faktor produksi sudah efisien 2. EE 1 , maka penggunaan faktor produksi belum efisien
3. EE 1, maka penggunaan faktor produksi tidak efisien Soekartawi, 1990.
3.4.5 Analisis Pengaruh Harga Pupuk, Harga Sayuran dan Pengalaman Petani Terhadap Dosis Pupuk
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif, analisis Cobb-Douglas dan menggunakan model regresi berganda untuk
mengetahui pengaruh faktor-faktor harga pupuk, harga sayuran, dan pengalaman petani terhadap dosis penggunaan pupuk. Pengolahan data digunakan dengan
menggunakan alat bantu software spss 17. Setelah data diolah menggunakan spss 17, maka dilakukan interpretasi hasil.
Analisis fungsi Cobb-Douglas dinyatakan oleh hubungan Y dan X yang sudah ditransformasikan ke dalam bentuk linier yaitu sebagai berikut:
LnY=lnb +b
1
lnx
1
+ b
2
lnx
2
+ b
3
lnx
3
+ e Keterangan :
Y = dosis pupuk b
= intercept
Universitas Sumatera Utara
X
1
= harga pupuk X
2
= harga sayuran X
3
= pengalaman petani e = kesalahan pendugaan
Persamaan regresi dianalisis untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dari faktor-faktor produksi terhadap output yang dihasilkan. Nilai yang diperoleh
dari analisis regresi yaitu besarnya nilai t-hitung F-hitung dan koefisien determinan R
2
. Nilai t-hitung digunakan untuk menguji secara statistik apakah koefisien regresi dari masing-masing variable bebas X
n
yang dipakai secara terpisah berpengaruh nyata atau tidak terhadap parameter tidak bebas Y.
pengujian secara statistik adalah sebagai berikut: 1. Uji Determinan R
2
Nilai koefisien determinan R
2
digunakan untuk mengetahui sejauh mana besar keragaman yang dapat diterangkan oleh variabel bebas terhadap variabel
terikat. 2. Uji T-hitung
Hipotesis H
o
: β
o
= 0 H
1
: β
o
≠ 0 Uji statistik digunakan adalah uji statistik-t
t-hitung =
bi −Bi
���
t-tabel = t
α2n-p
Universitas Sumatera Utara
keterangan: bi
= koefisien regresi ke-i Sbi
= standar deviasi koefisien regresi ke-i Bi
= parameter ke-I yang dihipotesiskan n
= banyaknya pasangan data p
= jumlah parameter regresi Kriteria uji :
2. Berdasarkan Perbandingan Nilai t- hitung dan t- tabel
-
t-hitung t- tabel α2 n-p, maka tolak H
-
t-hitung t- tabel α2 n-p, maka terima H
2. Berdasarkan Nilai Signifikansi α =0,05
-
Jika nilai signifikansi α maka H diterima
-
Jika nilai Signifikansi Jika signifikansi
α maka parameter yang diuji atau faktor-faktor pengaruh harga pupuk Xi berpengaruh nyata terhadap penggunaan pupuk Y,
sebaliknya jika signifikansi α, maka faktor-faktor pengaruh harga pupuk Xi
tidak berpengaruh nyata terhadap dosis pupukY. α maka H
ditolak
3. Uji F-hitung Nilai F-hitung digunakan untuk mengetahui apakah variabel yang
digunakan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap veriabel tidak bebas. Pengujian F-hitung adalah sebagai berikut:
Hipotesis : H
: β
1
= β
2
=…= β
k-1
= 0 H
1
: β
1
≠ 0
Universitas Sumatera Utara
Uji statistik yang digunakan adalah uji F, yaitu: F
− hitung = �
2
k − 1
1 − R
2
n − k
Keterangan: R
2
= koefisien determinan K = jumlah variabel termasuk intersep
n = jumlah pengamatan Kriteria uji :
1. Berdasarkan Perbandingan Nilai F- hitung dan F- tabel
-
F-hitung F- tabel α2 n-p, maka tolak H
-
F-hitung F- tabel α2 n-p, maka terima H
2. Berdasarkan Nilai Signifikansi
-
Jika nilai signifikansi α maka H diterima
-
Jika nilai Signifikansi Apabila Signifikansi
α maka H ditolak
3.4.6 Penentuan Dosis Pupuk Optimal Berdasarkan Teori The Law of
Diminishing Returns LDR
α maka H ditolak maka secara bersama-sama
variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat dan sebaliknya bila H diterima maka secara bersama-sama variabel bebas tidak berpengaruh nyata
terhadap variabel terikat.
Berdasarkan kurva The Law of Diminishing Returns LDR dapat kita ketahui apakah penggunaan pupuk oleh petani sudah optimal atau tidak optimal.
Optimal dapat diketahui apabila Average Product AP berada di titik maksimum dan ketika Average Product AP sama dengan Marginal Product MPsampai
Universitas Sumatera Utara
ketika Marginal Product MP berada dititik 0 dan Total Product TP berada dititik maksimum yang sering disebut titik optimum.
3.4.7 Perbandingan Penggunaan Pupuk yang Digunakan Petani dengan Nilai Optimal Berdasarkan Teori
The Law of Diminishing Returns LDR
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif dan kualitatif, dan menggunakan model T-test mean compare untuk mengetahui
perbedaan yang signifikan antara penggunaan pupuk secara efisien dengan penggunaan pupuk oleh petani sayuran. Pengolahan data digunakan dengan
menggunakan alat bantu software spss 17. Dengan kriteria uji :
1. Berdasarkan Perbandingan Nilai t- hitung dan t- tabel
-
t-hitung t- tabel α2 n-p, maka tolak H
-
t-hitung t- tabel α2 n-p, maka terima H
2. Berdasarkan Nilai Signifikansi α =0,05
-
Jika nilai signifikansi α maka H diterima
-
Jika nilai Signifikansi α maka H
ditolak
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran penelitian ini, maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :
3.5.1 Defenisi
1. Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi.
Universitas Sumatera Utara
2. Usahatani sayuran ialah kegiatan yang dilakukan seseorang di dalam pembudidayaan tanaman sayuran kubis, kubis bunga dan wortel dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan. 3. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input dan output. Sehingga
faktor produksi dapat diartikan sebagai faktor yang mempengaruhi total produksi.
4. Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut dengan
variabel dependen, yang dijelaskan Y dan yang lain disebut variabel independen, yang menjelaskan
X
.
5. Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input masukan dan output hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang
dipergunakan, seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas.
6. Efisiensi teknis merupakan proses pengubahan input menjadi output, kombinasi antara kapasitas dan kemampuan unit kegiatan ekonomi untuk
memproduksi sampai tingkat output maksimum dari input dan teknologi. Efisiensi teknis dikatakan tercapai apabila Average Product berada di titik
maksimum.
7. Efisiensi harga merupakan kemampuan dan kesediaan unit ekonomi untuk beroperasi pada tingkat nilai produk marjinal Marginal Value Product sama
dengan biaya marjinal Marginal Cost.
Universitas Sumatera Utara
8. Efisiensi ekonomi manakala petani mampu meningkatkan produksinya dengan harga faktor produksi yang dapat ditekan, tetapi dapat menjual produksinya
dengan harga yang tinggi.
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan pupuk merupakan
kemungkinan alasan petani menggunakan pupuk pada tanaman sayuran.
10. Harga sayuran ialah harga jual sayuran yang berlaku di daerah penelitian
dalam Rupiah.
11. Harga pupuk ialah harga input pupuk anorganik yang dipakai petani sayuran
di daerah penelitian dalam Rupiah.
12. Pengalaman petani ialah kejadian yang pernah dialami petani sayuran ketika
dalam proses budidaya sayuran di daerah penelitian. 13. Pupuk pada penelitian ini ialah pupuk kimia anorganik.
14. Dosis dose ; dosage merupakan takaran obat, pupuk, pestisida, dsb; menyatakan banyaknya bahan dalam kilogram persatuan bobot badan atau
satuan luas lahan, yang akan menghasilkan efek yang optimal.
15. Kesesuaian penggunaan pupuk merupakan ketika penggunaan pupuk
seharusnya sama dengan penggunaan pupuk oleh petani sayuran.
3.5.2 Batasan Operasional
1. Daerah penelitian di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.
2. Data yang digunakan adalah data penggunaan faktor produksi pupuk pada usahatani sayuran.
3. Waktu penelitian tahun 2015.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
Kecamatan Tigapanah merupakan salah satu sentra penghasil sayuran di Kabupaten Karo. Kecamatan Tigapanah memiliki luas wilayah 186,84 Km
2
dan terletak 1.192-1.376 meter dpl. Kecamatan Tigapanah berbatasan langsung
dengan kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Karo, antara lain sebagai berikut:
a. Sebelah Utara :Kecamatan Dolat Raya dan Kecamatan Berastagi
b. Sebelah Selatan :Kecamatan Merek c. Sebelah Barat
:Kecamatan Juhar, Munte, dan Kaban Jahe d. Sebelah Timur
:Kecamatan Merek dan Kecamatan Barus Jahe. Dari segi penduduk, Kecamatan Tigapanah memiliki penduduk sebesar
29.976 jiwa berdasarkan sumber BPS Tigapanah 2012. Kecamatan Tigapanah terbagi atas 26 desa. Pada penelitian analisis penggunaan pupuk pada tanaman
sayuran Kubis, Kubis Bunga dan Wortel ini lokasinya berada di tiga desa yaitu Desa Aji Jahe, Desa Aji Buhara dan Desa Aji Julu. Berikut ini deskripsi Desa Aji
Jahe, Desa Aji Buhara dan Desa Aji.
4.1.1 Desa Aji Jahe Letak Geografis dan Luas Wilayah
Desa Aji Jahe memiliki luas wilayah 1000 Ha dengan ketinggian 1200 m di atas permukaan laut. Desa Aji Jahe berjarak 14 Km dari Kantor Bupati
Kabupaten Karo di Kabanjahe dan berjarak 7 Km dari Kantor Kecamatan Tigapanah.
Universitas Sumatera Utara
Luas lahan dan penggunaan lahan di Desa Aji Jahe dapat dilihat pada Tabel 4.1, sebagai berikut :
Tabel 4.1 Luas wilayah Desa Aji Jahe menurut penggunaannya
No Penggunaan lahan
Luas Ha 1
Sawah 2
Bukan sawah 673
3 Bukan pertanian
327 Jumlah
1000
Sumber : BPS, Karo dalam angka 2013 Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar lahan di Desa Aji Jahe
diperuntukkan untuk lahan pertanian bukan sawah yakni sebesar 673 Ha.
Keadaan penduduk
Pada tahun 2013 penduduk Desa Aji Jahe terdiri dari 1401 jiwa dengan rincian 392 kepala keluarga, 685 laki-laki dan 716 perempuan dengan tingkat
kepadatan penduduk pada setiap Km
2
adalah 140 jiwa Km
2
. Dari segi agama penduduk, di Desa Aji Jahe 79 diantaranya beragama muslim, 1.314 beragama
Kristen protestan, dan 8 beragama Kristen katolik. Luas lahan yang sebagian besar diperuntukkan untuk lahan pertanian
bukan sawah yakni 673 Ha menunjukkan keadaan alamnya bagus untuk melakukan usaha pertanian. Alasan baik tersebut mendorong warga sebagian
besar bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2 Penduduk Desa Aji Jahe Berdasarkan mata pencaharian
No Mata pencaharian
Penduduk 1
Petani 916
2 Industri rumah Tangga
3 3
PNS 14
4 Lainnya
14 Jumlah
947 Sumber : BPS, Karo dalam angka 2013
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Grafik penduduk Desa Aji Jahe menurut mata pencaharian Sumber : BPS,Karo dalam angka 2013
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk Desa Aji Jahe berprofesi sebagai petani yaitu sebesar 97.
4.1.2 Desa Aji Julu Letak Geografis dan Luas Wilayah
Desa Aji Julu memiliki luas wilayah 516 Ha dengan ketinggian 1300 m di atas permukaan laut. Desa Aji Julu berjarak 16 Km dari Kantor Bupati Kabupaten
Karo di Kabanjahe dan berjarak 9 Km dari Kantor Kecamatan Tigapanah. Luas lahan dan penggunaan lahan di Desa Aji Julu dapat dilihat pada
Tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3 Luas wilayah Desa Aji Julu menurut penggunaannya
No Penggunaan lahan
Luas Ha 1
Sawah 2
Bukan sawah 347
3 Bukan pertanian
169 Jumlah
516 Sumber : BPS,Karo dalam angka 2013
Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar lahan di Desa Aji Julu diperuntukkan untuk lahan pertanian bukan sawah yakni sebesar 347 Ha.
Keadaan penduduk
20 40
60 80
100
Petani Industri rumah
Tangga PNS
lainnya
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 2013 penduduk Desa Aji Julu terdiri dari 1367 jiwa dengan rincian 382 kepala keluarga, 677 laki-laki dan 690 perempuan dengan tingkat
kepadatan penduduk pada setiap Km
2
adalah 265 jiwa Km
2
. Dari segi agama penduduk, di Desa Aji Julu 123 diantaranya beragama muslim, 983 beragama
Kristen protestan, dan 261 beragama Kristen katolik. Luas lahan yang sebagian besar diperuntukkan untuk lahan pertanian
bukan sawah yakni 347 Ha menunjukkan keadaan alamnya bagus untuk melakukan usaha pertanian. Alasan baik tersebut mendorong warga sebagian
besar bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4 Penduduk Desa Aji Julu Berdasarkan mata pencaharian
No Mata pencaharian
Penduduk 1
Petani 873
2 Industri rumah Tangga
2 3
PNS 32
4 lainnya
20 Jumlah
927 Sumber : BPS,Karo dalam angka 2013
Gambar 4.2 Grafik penduduk Desa Aji Julu menurut mata pencaharian Sumber : BPS, Karo dalam angka 2013
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk Desa Aji Julu bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebesar 94.
20 40
60 80
100
Petani Industri rumah
Tangga PNS
lainnya
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Desa Aji Buhara Letak Geografis dan Luas Wilayah
Desa Aji Buhara memiliki luas wilayah 450 Ha dengan ketinggian 1200 m di atas permukaan laut. Desa Aji Buhara berjarak 15 Km dari Kantor Bupati
Kabupaten Karo di Kabanjahe dan berjarak 8 Km dari Kantor Kecamatan Tigapanah. Secara geografis disebelah utara berbatasan dengan Desa Aji Julu,
disebelah selatan berbatasan dengan Desa Aji Mbelang, disebelah timur berbatasan dengan Desa Bukit Kecamatan Dolat Raya, disebelah Barat berbatasan
dengan Desa Aji Jahe.
Keadaan penduduk
Pada tahun 2013 penduduk Desa Aji Buhara terdiri dari 794 jiwa dengan rincian 215 kepala keluarga, 399 laki-laki dan 395 perempuan. dengan tingkat
pendidikan, usia, dan mata pencaharian yang berbeda. Penduduk di Desa Aji Buhara memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-
beda. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.5 Penduduk Desa Aji Buhara Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tinggkat Pendidikan
Jumlah jiwa 1
Belum Sekolah 73
2 Tidak Tamat SD
96 3
Tamat SD 140
4 Tamat SMP
222 5
Tamat SMA 217
6 Perguruan Tinggi
46 Jumlah
794 Sumber : Profil Desa 2014
Berdasarkan Tabel 4.5 sebagian besar penduduk memiliki tingkatan pendidikan pada strata SMP sebesar 222 jiwa dan SMA sebesar 217 jiwa.
Penduduk Desa Aji Buhara berdasarkan tingkatan usia dapat dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Penduduk Desa Aji Buhara Berdasarkan Tingkat Usia
No Tingkat usiatahun
Jumlah jiwa 1
0-1 16
2 2-5
43 3
5-7 42
4 7-14
105 5
15-24 148
6 25-54
358 7
Diatas 55 82
Jumlah 794
Sumber : Profil Desa 2014
Berdasarkan Tabel 4.6, penduduk Desa Aji Buhara mayoritas berusia di interval 25-54 tahun 358 jiwa. Interval tersebut termasuk usia angkatan kerja
produktif. Penduduk Aji Buhara sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani.
Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut :
Tabel 4.7 Penduduk Desa Aji Buhara Berdasarkan mata pencaharian
No Mata pencaharian
Laki-laki Perempuan
1 Petani
300 300
2 Buruh tani
50 50
3 PNS
9 8
4 Polri
2 -
5 Pensiunan polri atau PNS
- 2
Jumlah 361
360 Sumber : Profil Desa 2014
Jumlah penduduk Desa Aji Buhara yang bermata pencaharian sebagai petani berjumlah 600 jiwa dengan rincian 300 laki-laki dan 300 perempuan.
20 40
60 80
100
Petani Buruh tani
PNS Polri
Pensiunan polri atau
PNS
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Grafik penduduk Desa Aji Buhara menurut mata pencaharian Sumber : BPS, Karo dalam angka 2013
Berdasarkan data pada tabel dan grafik diatas kita dapat melihat bahwa sebagian besar penduduk Desa Aji Buhara bermata pencaharian sebagai petani.
4.2 Karakteristik Responden Dalam Penelitian
Dalam penelitian analisis penggunaan pupuk pada tanaman sayuran, responden merupakan petani sayuran kubis, kubis bunga, dan wortel yang
berdomisili di Desa Aji Jahe, Desa Aji Buhara, dan Desa Aji Julu. Petani yang menjadi sampel dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
4.2.1 Jenis Kelamin Responden
4.2.1.1 Jenis Kelamin Petani Kubis
Jumlah responden petani Kubis yakni sebesar 20 orang. Dengan rincian, responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 14 orang dan responden dengan
jenis kelamin perempuan sebanyak 6 orang.
Gambar 4.4 Grafik Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin
Sumber : Data Primer Diolah 2014
65 35
Laki-Laki Perempuan
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.2 Jenis Kelamin Petani Kubis Bunga
Jumlah responden petani Kubis Bunga yakni sebesar 43 orang. Dengan rincian, responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 14 orang dan responden
dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 6 orang.
Gambar 4.5 Grafik Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin
Sumber : Data Primer Diolah 2014
4.2.1.3 Jenis Kelamin Petani Wortel
Jumlah responden petani Wortel yakni sebesar 17 orang. Dengan rincian, responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 11 orang dan responden dengan
jenis kelamin perempuan sebanyak 6 orang.
65 35
Laki-Laki Perempuan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.6 Grafik Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin
Sumber : Data Primer Diolah 2014
4.2.2 Usia Sampel
4.2.2.1 Usia Petani Kubis
Jumlah responden petani kubis yang berusia pada rentang 20-29 tahun sebanyak 2 orang 10, responden yang berusia pada rentang 30-39 tahun
sebanyak 4 orang 20, responden yang berusia pada rentan 40-49 tahun sebanyak 9 orang 45, responden yang berusia pada rentan 50-59 tahun
sebanyak 5 orang 25.
65 35
Laki-Laki Perempuan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.7 Grafik Jumlah Responden Menurut umur
Sumber : Data Primer Diolah 2014
4.2.2.2 Usia Petani Kubis Bunga
Jumlah responden petani kubis bunga yang berusia pada rentang 20-29 tahun sebanyak 9 orang 21, responden yang berusia pada rentang 30-39 tahun
sebanyak 16 orang 37, responden yang berusia pada rentan 40-49 tahun sebanyak 12 orang 28, responden yang berusia pada rentan 50-59 tahun
sebanyak 5 orang 12, responden yang berusia pada rentan 60-69 tahun sebanyak 1 orang 2.
10
20
45 25
20-29 30-39
40-49 50-59
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.8 Grafik Jumlah Responden Menurut umur
Sumber : Data Primer Diolah 2014
4.2.2.3 Usia Petani Wortel
Jumlah responden petani wortel yang berusia pada rentang 20-29 tahun sebanyak 2 orang 12, responden yang berusia pada rentang 30-39 tahun
sebanyak 4 orang 23, responden yang berusia pada rentan 40-49 tahun sebanyak 8 orang 47, responden yang berusia pada rentan 50-59 tahun
sebanyak 1 orang 6, responden yang berusia pada rentan 60-69 tahun sebanyak 2 orang 12.
21
37 28
12 2
20-29 30-39
40-49 50-59
60-69
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.9 Grafik Jumlah Responden Menurut umur
Sumber : Data Primer Diolah 2014
4.2.3 Pendidikan Terakhir Sampel
4.2.3.1 Pendidikan Terakhir Petani Kubis
Jumlah responden petani kubis dengan pendidikan terakhir SD sebanyak 3 orang 15, SMP sebanyak 5 orang 25, SLTA sebanyak 11 orang 55, dan
S1 sebanyak 1 orang 5.
12
23
47 6
12 20-29
30-39 40-49
50-59 60-69
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.10 Grafik Jumlah Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Sumber : Data Primer Diolah 2014
4.2.3.2 Pendidikan Terakhir Petani Kubis Bunga
Jumlah responden petani kubis bunga dengan pendidikan terakhir SD sebanyak 4 orang 9, SMP sebanyak 10 orang 23, SLTA sebanyak 26 orang
61, dan S1 sebanyak 3 orang 7.
Gambar 4.11 Grafik Jumlah Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Sumber : Data Primer Diolah 2014
4.2.3.3 Pendidikan Terakhir Petani Wortel
15 25
55 5
SD SMP
SLTA S1
9 23
61 7
SD SMP
SLTA S1
Universitas Sumatera Utara
Jumlah responden petani wortel dengan pendidikan terakhir SMP sebanyak 4 orang 24, SLTA sebanyak 13 orang 76. Sampel tidak ada yang
berpendidikan setingkat SD dan setingkat S1.
Gambar 4.12 Grafik Jumlah Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Sumber : Data Primer Diolah 2014
24
76 SD
SMP SLTA
S1
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Efisiensi Teknis, Efisiensi Harga, dan Efisiensi Ekonomi Penggunaan Pupuk Tanaman Sayuran
Efisiensi diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Penggunaan input secara
optimal dituntut dalam hal ini yakni dengan pengalokasian sumber daya yang terbatas mampu memberikan hasil yang optimal.
Berikut ini hasil penelitian analisis penggunaan pupuk oleh petani pada tanaman sayuran Kubis, Kubis bunga dan Wortel yang telah diolah dengan
menggunakan software Frontier 4.1 dan hasilnya output dapat dilihat dari data Notepad yang telah diolah menggunakan software Frontier 4.1.
5.1.1 Efisiensi Penggunaan Pupuk Tanaman Kubis
Kubis Brassica oleracea var cipitata adalah kubis yang dalam pertumbuhannya dapat membentuk bulatan seperti kepala atau telur. Bentuk
kepala atau telur ini juga lazim disebut krop. Kubis merupakan tanaman semusim yang hanya baik jika ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian antara 1000-
3000 m dpl dari permukaan laut. Untuk menunjang pertumbuhannya, kubis memerlukan nutrisi unsur hara yang cukup. Oleh karena itu, pemupukan menjadi
hal yang sangat krusial di dalam budidaya kubis. Untuk menghitung efisiensi penggunaan pupuk pada tanaman kubis
dibutuhkan data mengenai dosis pupuk, harga pupuk, produksi kubis, dan harga kubis dalam satu periode tanam.
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 5.1 disajikan dosis pupuk, harga pupuk, produksi kubis, dan harga kubis berdasarkan informasi 20 responden.
Tabel 5.1 Data Primer Penggunaan Pupuk Pada Kubis
Responden Dosis Pupuk
Harga Pupuk Produksi
Kubis Harga Kubis
kg X Rp
Kg Y Rp
1 500
3.000.000 4.000
700 2
550 3.162.500
4.400 2.000
3 550
4.300.000 8.000
1.200 4
550 3.762.000
5.720 1.200
5 550
3.975.000 4.000
900 6
550 3.425.000
4.000 700
7 550
3.514.500 3.960
700 8
550 3.700.000
4.000 900
9 550
3.602.500 4.400
700 10
550 2.750.000
4.400 1.200
11 600
4.450.000 4.000
500 12
600 4.134.000
6.720 1.200
13 650
4.777.500 5.200
1.200 14
660 4.290.000
4.800 700
15 660
2.700.000 5.760
1.200 16
660 4.020.000
5.760 1.200
17 660
4.470.000 7.200
1.500 18
665 5.080.000
4.400 1.200
19 720
3.312.000 5.280
1.200 20
840 5.352.000
5.760 700
Jumlah 12165
77.777.000 10.1760
20.800 Rata-rata
608,25 3.888.850
5.088 1.040
Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan data pada Tabel 5.1, maka diperoleh efisiensi penggunaan
pupuk sebagai berikut :
Tabel 5.2 Hasil Analisis Frontier 4.1 Penggunaan Pupuk pada Kubis
The Final MLE Estimates Are : Coefficient t-Ratio e.Teknis
Beta 0 0.41206718 0.19310238 0.99
Beta 1 0.68578953 0.22431175
Sigma-Squared 0.37616711 0.29891388 Sumber : Data Primer Diolah 2015
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil estimasi Frontier disajikan pada Frontier 4.1 maka diperoleh persamaan Y = 0,41 + 0,68 X + e, dengan Sigma-Squared sebesar 0.37,
yang artinya 37 variabel Y produksi dapat dijelaskan oleh variabel X pupuk dan 63 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat dilihat bahwa efisiensi teknis penggunaan pupuk pada kubis oleh petani yaitu 0,99 yang artinya 99 dari
potensial yaitu 100 hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk oleh petani
kubis hampir mendekati efisien secara teknis . Hal ini dikarenakan 0,99 1
mendekati 1 dan terdapat peluang sebesar 1 untuk mencapai efisiensi secara teknis.
Meskipun secara teknis, hasil uji Frontier 0,99 hampir mendekati 1 Efisien. Namun hasil tersebut masih di bawah 1 dan masih termasuk daerah
tidak efisien. Hal lain yang perlu dilihat juga dari aspek efisiensi harga apakah penggunaan pupuk tersebut efisien dari segi harga.
Dalam banyak kenyataan NPMx tidak selalu sama dengan Px. Maka kriteria menguji efisiensi harga ialah sebagai berikut :
c. NPMx Px 1 ; artinya penggunaan input X belum efisien, untuk mencapai efisien input X perlu ditambah.
d. NPMx Px 1 ; artinya penggunaan input X tidak efisien, untuk mencapai efisien input X perlu dikurangi Soekartawi, 1990.
Hasil perhitungan efisiensi harga pada penggunaan faktor produksi pupuk oleh petani kubis dapat dilihat pada Tabel 5.3 sebagai berikut :
Tabel 5.3 Analisis Efisiensi Harga Pada Faktor Produksi Pupuk Tanaman Kubis
Universitas Sumatera Utara
Responden NMPXi
Harga Px Rp
Efisiensi Harga Keterangan
1 3.000.000
Tidak Efisien 2
16778,72 3.162.500
0,005305524 Tidak Efisien
3 4.300.000
Tidak Efisien 4
3.762.000 Tidak Efisien
5 3.975.000
Tidak Efisien 6
3.425.000 Tidak Efisien
7 3.514.500
Tidak Efisien 8
3.700.000 Tidak Efisien
9 3.602.500
Tidak Efisien 10
2.750.000 Tidak Efisien
11 -4542,55
4.450.000 -0,001020798
Tidak Efisien 12
4.134.000 Tidak Efisien
13 -32894,2
4.777.500 -0,006885232
Tidak Efisien 14
-31107,3 4.290.000
-0,007251124 Tidak Efisien
15 2.700.000
Tidak Efisien 16
4.020.000 Tidak Efisien
17 4.470.000
Tidak Efisien 18
-656915 5.080.000
-0,129314037 Tidak Efisien
19 23600,1
3.312.000 0,007125635
Tidak Efisien 20
3421,22 5.352.000
0,000639241 Tidak Efisien
Rata-Rata -34083
3.888.850 -0,00657004
Tidak Efisien
Sumber : Data Primer Diolah 2015 Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat dilihat bahwa efisiensi
harga penggunaan pupuk pada tanaman kubis oleh petani yaitu NPMx Px = -0,006 di mana -0,006 1 yang artinya penggunaan input pupuk pada tanaman
kubis tidak efisien dari segi harga. Efisiensi ekonomi merupakan produk dari efisiensi teknik dan efisiensi harga.
Efisiensi ekonomi EE dapat diperoleh dengan kriteria EE = ET. EH. Dimana:
EE : Efisiensi Ekonomi ET : Efisiensi Teknis
EH : Efisiensi Harga Dengan kriteria penilaian yaitu, jika :
Universitas Sumatera Utara
4. EE = 1, maka penggunaan faktor produksi sudah efisien 5. EE 1 , maka penggunaan faktor produksi belum efisien
6. EE 1, maka penggunaan faktor produksi tidak efisien Efisiensi ekonomi merupakan perkalian efisiensi teknis dan efisiensi
harga alokatif. Dari perhitungan efisiensi ekonomi, maka diperoleh hasil efisiensi ekonomi penggunaan pupuk tanaman kubis pada Tabel 5.4 sebagai berikut :
Tabel 5.4 Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Faktor Produksi Pupuk Tanaman Kubis
Responden Efisiensi
Teknis Efisensi
Harga Efisiensi Ekonomi
Keterangan ET X EH
1 0,99964373
Tidak Efisien 2
0,99964379 0,005305524
0,005303634 Tidak Efisien
3 0,99964494
Tidak Efisien 4
0,99964429 Tidak Efisien
5 0,99964361
Tidak Efisien 6
0,99964361 Tidak Efisien
7 0,99964359
Tidak Efisien 8
0,99964361 Tidak Efisien
9 0,99964379
Tidak Efisien 10
0,99964379 Tidak Efisien
11 0,99964349
-0,001020798 -0,001020434
Tidak Efisien 12
0,99964449 Tidak Efisien
13 0,99964389
-0,006885232 -0,00688278
Tidak Efisien 14
0,99964372 -0,007251124
-0,007248541 Tidak Efisien
15 0,99964407
Tidak Efisien 16
0,99964407 Tidak Efisien
17 0,99964449
Tidak Efisien 18
0,99964354 -0,129314037
-0,129267942 Tidak Efisien
19 0,99964378
0,007125635 0,007123097
Tidak Efisien 20
0,99964375 0,000639241
0,000639013 Tidak Efisien
Rata-Rata 0,999643902
-0,00657004 -0,006567698
Tidak Efisien
Sumber : Data Primer Diolah 2015 Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat dilihat bahwa efisiensi
ekonomi penggunaan pupuk pada tanaman kubis oleh petani yaitu - 0,006 di
Universitas Sumatera Utara
mana -0,006 1 yang artinya penggunaan input pupuk pada tanaman kubis tidak efisien secara ekonomi.
5.1.2 Efisiensi Penggunaan Pupuk Tanaman Kubis Bunga
Kubis bunga Brassica oleraceea L. merupakan jenis tanaman sayuran yang termasuk dalam keluarga tanaman kubis-kubisan Cruciferae yang berasal
dari Eropa. Di Indonesia masyarakat mengenal sayuran kubis bunga sebagai bunga kol, kembang kol, atau dalam bahasa asing disebut cauliflower. Bagian
yang dikonsumsi dari sayuran ini adalah masa bunganya curd. Kubis Bunga banyak dibudidayakan pada dataran tinggi dengan ketinggian
1000-3000 m di atas permukaan laut. Untuk menunjang pertumbuhannya, kubis bunga memerlukan nutrisi unsur hara yang cukup. Unsur nitrogen, Phospor dan
Kalium sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, pemupukan menjadi hal yang penting di dalam budidaya kubis bunga.
Untuk menghitung efisiensi penggunaan pupuk pada tanaman kubis bunga dibutuhkan data mengenai dosis pupuk, harga pupuk, produksi kubis, dan harga
kubis bunga dalam satu periode tanam. Pada Tabel 5.5 disajikan dosis pupuk, harga pupuk, produksi kubis bunga, dan harga kubis bunga berdasarkan informasi
43 responden di daerah penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel. 5.5 Data Primer Penggunaan Pupuk Pada Kubis Bunga
Dosis Pupuk Harga Pupuk
Produksi Kubis Harga Kubis
Responden Bunga
Bunga kg X
Rp Kg Y
Rp 1
300 2.580.000
4.800 4.500
2 440
2.585.000 6.600
4.200 3
440 3.685.000
6.600 4.300
4 480
3.624.000 4.800
4.200 5
480 2.850.000
7.200 4.500
6 480
2.808.000 7.200
4.200 7
520 3.581.500
5.200 4.200
8 540
3.840.000 4.800
4.000 9
540 3.21.0000
7.200 4.500
10 540
3.900.000 8.400
4.500 11
550 4.070.000
4.400 4.500
12 560
2.240.000 8.400
4.200 13
560 3.780.000
8.400 4.600
14 600
3.750.000 4.800
4.200 15
600 4.344.000
7.200 4.200
16 605
3.960.000 5.200
4.500 17
605 4.537.500
6.600 4.500
18 650
4.745.000 4.400
3.500 19
660 2.550.000
4.800 4.200
20 660
4.080.000 7.200
5.200 21
660 3.120.000
7.200 4.000
22 670
3.915.000 7.200
4.200 23
700 4.039.000
7.200 3.800
24 720
3.750.000 4.800
5.500 25
720 3.810.000
4.800 4.500
26 720
3.360.000 4.800
4.500 27
720 6.400.000
5.600 4.000
28 720
5.010.000 7.200
5.000 29
720 4.920.000
8.400 4.500
30 750
5.005.000 7.200
4.500 31
780 3.570.000
4.800 3.000
32 780
5.430.000 4.800
3.000 33
780 3.750.000
4.800 4.000
34 780
5.520.000 7.200
4.000 35
780 4.962.000
7.200 4.500
36 780
6.300.000 7.200
4.000 37
800 4.010.000
4.800 4.500
38 800
5.760.000 8.400
5.000 39
810 5.619.000
4.800 4.500
40 840
6.600.000 7.200
4.000 41
840 4.650.000
4.800 4.500
42 900
6.084.000 4.800
4.000 43
960 6.480.000
4.800 4.500
Jumlah 28540
182.784.000 264.200
184.700 Rata-Rata
663,7209302 4.250.790,7
6.144,186047 4.295,348837
Sumber : Data Primer 2015
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data pada Tabel 5.5, maka diperoleh efisiensi penggunaan pupuk kubis bunga sebagai berikut :
Tabel 5.5 Hasil Analisis Frontier 4.1 Penggunaan Pupuk pada Kubis Bunga
The Final MLE Estimates Are : Coefficient t-Ratio e.Teknis
Beta 0 0.92862804 0.97225090 0.99
Beta 1 -0.90478859 -0.72032932
Sigma-Squared 0.48261506 0.44902099 Sumber : Data Primer Diolah 2015
Berdasarkan hasil estimasi Frontier disajikan pada Frontier 4.1 maka diperoleh persamaan Y = 0,92 - 0,9 X + e, dengan Sigma-Squared sebesar 0.48,
yang artinya 48 variabel Y produksi dapat dijelaskan oleh variabel X pupuk dan 52 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat dilihat bahwa penggunaan pupuk pada kubis bunga oleh petani yaitu 0,99 yang artinya 99 dari potensial
yaitu 100 hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk oleh petani kubis bunga hampir mendekati efisien secara teknis
. Hal ini dikarenakan 0,99 1 mendekati 1 dan terdapat peluang sebesar 1 untuk mencapai efisiensi secara
teknis. Meskipun secara teknis, hasil uji Frontier 0,99 hampir mendekati 1
Efisien. Namun, hasil tersebut masih berada di daerah tidak efisien.Hal lain yang perlu dilihat juga dari aspek efisiensi harga apakah penggunaan pupuk tersebut
efisien dari segi harga. Hasil perhitungan efisiensi harga pada penggunaan faktor produksi pupuk
oleh petani kubis dapat dilihat pada Tabel 5.6 sebagai berikut :
Tabel 5.6 Analisis Efisiensi Harga Pada Faktor Produksi Pupuk Tanaman Kubis Bunga
Responden NMPXi
Harga Px Rp
Efisiensi Harga Keterangan
Universitas Sumatera Utara
1 2.580.000
Tidak Efisien 2
30713,75 2.585.000
0,011881528 Tidak Efisien
3 3.685.000
Tidak Efisien 4
-130295,5 3.624.000
-0,035953516 Tidak Efisien
5 2.850.000
Tidak Efisien 6
2.808.000 Tidak Efisien
7 -146105,6
3.581.500 -0,040794517
Tidak Efisien 8
-71909,47 3.840.000
-0,018726423 Tidak Efisien
9 3.210.000
Tidak Efisien 10
3.900.000 Tidak Efisien
11 -1330392
4.070.000 -0,326877621
Tidak Efisien 12
1361946,6 2.240.000
0,608011855 Belum Efisien
13 3.780.000
Tidak Efisien 14
-288765,3 3.750.000
-0,077004078 Tidak Efisien
15 4.344.000
Tidak Efisien 16
-1509859 3.960.000
-0,381277442 Tidak Efisien
17 4.537.500
Tidak Efisien 18
-165945,4 4.745.000
-0,034972697 Tidak Efisien
19 202893,51
2.550.000 0,079566084
Tidak Efisien 20
4.080.000 Tidak Efisien
21 3.120.000
Tidak Efisien 22
3.915.000 Tidak Efisien
23 4.039.000
Tidak Efisien 24
-671005 3.750.000
-0,178934675 Tidak Efisien
25 3.810.000
Tidak Efisien 26
3.360.000 Tidak Efisien
27 6.400.000
Tidak Efisien 28
5.010.000 Tidak Efisien
29 4.920.000
Tidak Efisien 30
-150926,8 5.005.000
-0,030155214 Tidak Efisien
31 -262887,1
3.570.000 -0,073637834
Tidak Efisien 32
5.430.000 Tidak Efisien
33 3.750.000
Tidak Efisien 34
5.520.000 Tidak Efisien
35 4.962.000
Tidak Efisien 36
6.300.000 Tidak Efisien
37 -610871,5
4.010.000 -0,152337033
Tidak Efisien 38
5.760.000 Tidak Efisien
39 -1718315
5.619.000 -0,305804381
Tidak Efisien 40
396096,56 6.600.000
0,060014631 Belum Efisien
41 4.650.000
Tidak Efisien 42
6.084.000 Tidak Efisien
43 6.480.000
Tidak Efisien
Rata-Rata -117805,3
4.250.790,698 -0,020860496
Tidak Efisien
Sumber : Data Primer Diolah 2015 Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat dilihat bahwa efisiensi
harga penggunaan pupuk pada tanaman kubis bunga oleh petani yaitu NPMx Px = -0,02 di mana -0,02 1 yang artinya penggunaan input pupuk pada
tanaman kubis bunga tidak efisien dari segi harga.
Universitas Sumatera Utara
Efisiensi ekonomi merupakan produk dari efisiensi teknik dan efisiensi harga. Efisiensi ekonomi akan tercapai apabila efisiensi teknis dan harga sudah
tercapai terlebih dahulu. Efisiensi ekonomi EE dapat diperoleh dengan kriteria
EE = ET. EH .
Dimana: EE : Efisiensi Ekonomi
ET : Efisiensi Teknis EH : Efisiensi Harga
Dengan kriteria penilaian yaitu, jika : 1. EE = 1, maka penggunaan faktor produksi sudah efisien
2. EE 1 , maka penggunaan faktor produksi belum efisien 3. EE 1, maka penggunaan faktor produksi tidak efisien
Efisiensi ekonomi merupakan perkalian efisiensi teknis dan efisiensi harga alokatif. Dari perhitungan efisiensi ekonomi, maka diperoleh hasil efisiensi
ekonomi penggunaan pupuk tanaman kubis bunga pada Tabel 5.7, sebagai berikut
Tabel 5.7 Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Faktor Produksi Pupuk Kubis Bunga
Responden Efisiensi Teknis
Efisensi Harga Efisiensi Ekonomi
Keterangan ET X EH
1 0,99836971
Tidak Efisien 2
0,99838072 0,011881528
0,011862288 Belum Efisien
3 0,99838072
Tidak Efisien 4
0,99837104 0,0035953516
-0,035894949 Tidak Efisien
5 0,99838367
Tidak Efisien 6
0,99838367 Tidak Efisien
7 0,99837377
-0,040794527 -0,040728176
Tidak Efisien 8
0,99837138 -0,018726423
-0,018695925 Tidak Efisien
9 0,998384
Tidak Efisien 10
0,99838876 Tidak Efisien
11 0,9983687
-0,326877621 -0,326344386
Tidak Efisien 12
0,99838886 0,608011855
0,607032263 Belum Efisien
13 0,99838886
Tidak Efisien 14
0,99837167 -0,077004078
-0,07687869 Tidak Efisien
Universitas Sumatera Utara
15 0,99838429
Tidak Efisien 16
0,9983742 -0,381277442
-0,380657561 Tidak Efisien
17 0,99838162
Tidak Efisien 18
0,99836918 -0,3812277442
-0,034915663 Tidak Efisien
19 0,99837194
0,079566084 0,079436546
Belum Efisien 20
0,99838456 Tidak Efisien
21 0,99838456
Tidak Efisien 22
0,9983846 Tidak Efisien
23 0,99838472
Tidak Efisien 24
0,99837219 -0,178934675
-0,178643403 Tidak Efisien
25 0,99837219
Tidak Efisien 26
0,99837219 Tidak Efisien
27 0,998377
Tidak Efisien 28
0,9983848 Tidak Efisien
29 0,99838956
Tidak Efisien 30
0,99838492 -0,030155214
-0,030106511 Tidak Efisien
31 0,99837242
-0,073637834 -0,073517983
Tidak Efisien 32
0,99837242 Tidak Efisien
33 0,99837242
Tidak Efisien 34
0,99838503 Tidak Efisien
35 0,99838503
Tidak Efisien 36
0,99838503 Tidak Efisien
37 0,99837249
-0,152337033 -0,152089103
Tidak Efisien 38
0,99838986 Tidak Efisien
39 0,99837252
-0,305804381 -0,30530669
Tidak Efisien 40
0,99838523 0,060014631
0,059917721 Belum Efisien
41 0,99837263
Tidak Efisien 42
0,99837282 Tidak Efisien
43 0,998373
Tidak Efisien
Rata-rata 0,998378813
-0,020860496 -0,020826284
Tidak Efisien
Sumber : Data Primer Diolah 2015
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat dilihat bahwa efisiensi ekonomi penggunaan pupuk pada tanaman kubis bunga oleh petani yaitu -0,02 di
mana -0,02 1 yang artinya penggunaan input pupuk pada tanaman kubis bunga tidak efisien secara ekonomi.
5.1.3 Efisiensi Penggunaan Pupuk Tanaman Wortel
Wortel digolongkan sebagai tanaman semusim karena hanya berproduksi satu kali dan kemudian mati. Tanaman wortel berumur pendek, yakni berkisar
antara 70-120 hari. Tanaman ini dapat tumbuh dengan sempurna baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan.Wortel mengandung nutrisi vitamin A
yang lebih tinggi yang berguna untuk pemeliharaan mata dan selaput mata.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menunjang pertumbuhannya, wortel memerlukan nutrisi unsur hara yang cukup. Unsur nitrogen, Phospor dan Kalium sangat penting bagi
pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, pemupukan menjadi hal yang penting di dalam budidaya wortel.
Untuk menghitung efisiensi penggunaan pupuk pada tanaman wortel dibutuhkan data mengenai dosis pupuk, harga pupuk, produksi wortel, dan harga
wortel dalam satu periode tanam. Pada Tabel 5.8 disajikan dosis pupuk, harga pupuk, produksi wortel, dan harga kubis berdasarkan informasi 17 responden di
daerah penelitian.
Tabel. 5.8 Data Primer Penggunaan Pupuk Pada Wortel
Responden Dosis Pupuk
Kg Harga Pupuk
Rp Produksi Wortel
Kg Harga Wortel
Rp 1
141 1.280.500
4.500 2.000
2 150
1.320.000 4.400
1.800 3
150 1.370.000
4.620 3.500
4 150
1.290.000 3.150
5.000 5
152,5 1.406.250
4.000 2.000
6 165
1.492.500 4.800
2.000 7
175 1.422.500
4.000 2.500
8 179,5
1.568.000 4.000
2.500 9
180 1.667.500
5.000 2.000
10 185
1.737.500 4.300
4.500 11
190 1.570.000
7.000 2.000
12 222,5
1.817.500 6.500
2.000 13
227 1.950.000
4.000 2.000
14 229
2.027.000 4.000
1.200 15
230 1.910.000
5.500 1.800
16 240
2.280.000 5.000
3.200 17
330 2.800.000
4.000 2.000
Jumlah 3296,5
28.909.250 78.770
42.000
Rata-Rata 193,9117647
1.700.544,12 4.633.529.412
2.470,59
Sumber : Data Primer Diolah 2015
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data pada Tabel 5.8, maka diperoleh efisiensi penggunaan pupuk sebagai berikut :
Tabel 5.9 Hasil Analisis Frontier 4.1 Penggunaan Pupuk pada Wortel
The Final MLE Estimates Are : Coefficient t-Ratio e.Teknis
Beta 0 0.65312182 0.57376872 0.99
Beta 1 0.36093906 0.20704926
Sigma-Squared 0.28503069 0.68301498 Sumber : Data Primer Diolah 2015
Berdasarkan hasil estimasi Frontier disajikan pada Frontier 4.1 maka diperoleh persamaan Y = 0,65 + 0,36 X + e, dengan Sigma-Squared sebesar 0,28,
yang artinya 28 variabel Y produksi dapat dijelaskan oleh variabel X pupuk dan 72 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat dilihat bahwa penggunaan pupuk pada wortel oleh petani yaitu 0,99 yang artinya 99 dari potensial yaitu
100 hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk oleh petani wortel hampir mendekati efisien secara teknis
. Hal ini dikarenakan 0,99 1 mendekati 1 dan terdapat peluang sebesar 1 untuk mencapai efisiensi secara teknis.
Meskipun secara teknis, hasil uji Frontier 0,99 hampir mendekati 1 Efisien. Namun, hasil tersebut masih tergolong pada daerah yang tidak efisien
secara teknis. Hal lain yang perlu dilihat juga dari aspek efisiensi harga apakah penggunaan pupuk tersebut efisien dari segi harga.
Hasil perhitungan efisiensi harga pada penggunaan faktor produksi pupuk oleh petani kubis dapat dilihat pada Tabel 5.10 sebagai berikut :
Tabel 5.10 Analisis Efisiensi Harga Pada Faktor Produksi Pupuk Wortel
Responden NMPXi
Harga Px Efisiensi
Harga Keterangan
Rp 1
1.492.500 Tidak Efisien
2 24446,7672 1.568.000
0,01559105 Belum Efisien
Universitas Sumatera Utara
3 1.667.500
Tidak Efisien 4
1.290.000 Tidak Efisien
5 1306808,69 1.737.500
0,752120108 Belum Efisien
6 -68565,199 2.280.000 -0,030072456
Tidak Efisien 7
-33204,964 1.280.500 -0,025931249 Tidak Efisien
8 56687,9846 1.910.000
0,029679573 Belum Efisien
9 296011,191 1.570.000
0,18854216 Belum Efisien
10 -78518,112 1.320.000 -0,059483418
Tidak Efisien Sambungan Tabel 5.10
Responden NMPXi
Harga Px Efisiensi Harga
Keterangan Rp
11 85519,98473
2027000 0,042190422
Belum Efisien 12
29175,40141 1817500
0,01605249 Belum Efisien
13 -
703888,0263 1370000
-0,513786881 Tidak Efisien
14 1412066,467
1422500 0,992665355
Belum Efisien 15
- 2130436,465
1406250 -1,514977042
Tidak Efisien 16
72624,02227 2800000
0,025937151 Belum Efisien
17 -
9497,040824 1950000
-0,004870277 Tidak Efisien
Rata-Rata 15248,86459 1700544,118
-0,005079001 Tidak Efisien
Sumber : Data Primer Diolah 2015 Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat dilihat bahwa efisiensi
harga penggunaan pupuk pada tanaman wortel oleh petani yaitu NPMx Px = - 0,005 di mana -0,005 1 yang artinya penggunaan input pupuk pada tanaman
wortel tidak efisien dari segi harga. Efisiensi ekonomi merupakan produk dari efisiensi teknik dan efisiensi
harga. Efisiensi ekonomi EE dapat diperoleh dengan kriteria EE = ET.EH.
Dimana: EE : Efisiensi Ekonomi
ET : Efisiensi Teknis EH : Efisiensi Harga
Dengan kriteria penilaian yaitu, jika :
Universitas Sumatera Utara
1. EE = 1, maka penggunaan faktor produksi sudah efisien 2. EE 1 , maka penggunaan faktor produksi belum efisien
3. EE 1, maka penggunaan faktor produksi tidak efisien Efisiensi ekonomi merupakan perkalian efisiensi teknis dan efisiensi
harga alokatif. Dari perhitungan efisiensi ekonomi, maka diperoleh hasil efisiensi ekonomi penggunaan pupuk tanaman wortel pada Tabel 5.11, sebagai berikut :
Tabel 5.11 Analisis Efisiensi Ekonomi Pada Faktor Produksi Pupuk Wortel
Responden Efisiensi Teknis
Efisiensi Harga
Efisiensi Ekonomi Keterangan
ET X EH 1
0,99926865 Tidak Efisien
2 0,99926917
0,01559105 0,015579656
Tidak Efisien 3
0,99926842 Tidak Efisien
4 0,99926594
Tidak Efisien 5
0,99927165 0,752120108
0,751572301 Tidak Efisien
6 0,99926928
-0,030072456 -0,030050481
Tidak Efisien 7
0,99926784 -0,025931249
-0,025912263 Tidak Efisien
8 0,99926874
0,029679573 0,02965787
Tidak Efisien 9
0,99926923 0,18854216
0,188404379 Tidak
Efisien 10
0,99926764 -0,059483418
-0,059439855 Tidak Efisien
11 0,99926985
0,042190422 0,042159617
Tidak Efisien 12
0,99927196 0,01605249
0,016040803 Tidak Efisien
13 0,99926687
-0,513786881 -0,513410208
Tidak Efisien 14
0,99927262 0,992665355
0,99194331 Tidak
Efisien 15
0,99926682 -1,514977042
-1,513866291 Tidak Efisien
16 0,99926855
0,025937151 0,025918179
Tidak Efisien 17
0,99926778 -0,004870277
-0,004866711 Tidak Efisien
Rata-Rata 0,999268883
-0,005079001 -0,005074688
Tidak Efisien
Sumber : Data Primer Diolah 2015 Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat dilihat bahwa efisiensi
ekonomi penggunaan pupuk pada tanaman wortel oleh petani yaitu -0,005 di mana -0,005 1 yang artinya penggunaan input pupuk pada tanaman wortel
tidak efisien secara ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
5.1 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Pupuk Oleh
Petani Pada Tanaman Sayuran
Uji statistik dilakukan dengan metode Regresi Linier Berganda untuk melihat pengaruh harga pupuk, harga sayuran dan pengalaman petani terhadap
dosis pupuk yang digunakan. Pengolahan data digunakan dengan menggunakan alat bantu software spss 17. Setelah data diolah menggunakan spss 17, maka
dilakukan interpretasi hasil.
5.1.1 Kubis
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi petani kubis di dalam pemberian pupuk bagi tanaman. Faktor pengalaman bertani salah satunya di mana tentu ada
perbedaan antara satu petani dengan petani yang lain. Pengalaman yang berbeda- beda tentu menjadi pembelajaran tersendiri bagi masing-masing petani di dalam
memberikan pupuk. Dari segi harga pupuk dan harga sayuran juga menjadi salah satu pertimbangan. Keadaan harga pupuk sedang mahal dengan keadaan harga
pupuk sedang murah tentu hal yang berbeda yang perlu disikapi petani ketika memberikan pupuk. Kemampuan modal petani yang berbeda-beda di dalam
menghadapi perubahan harga pupuk tentu akan memberikan perbedaan di dalam pemberian perlakuan pemupukan untuk tanaman sayuran.
Pada Tabel 5.11 disajikan dosis pupuk, harga pupuk, harga sayuran kubis, dan pengalaman bertani kubis berdasarkan informasi 20 responden.
Tabel 5.11
Data Primer Dosis Pupuk, Harga Pupuk, Harga Kubis, dan Pengalaman Bertani Kubis
Universitas Sumatera Utara
Responden Dosis
Pupuk Harga
Pupuk Harga Kubis
Pengalaman Bertani kg X
Rp Rp
Tahun 1
500 3.000.000
700 7
2 550
3.162.500 2.000
25 3
550 4.300.000
1.200 13
4 550
3.762.000 1.200
8 5
550 3.975.000
900 5
6 550
3.425.000 700
11 7
550 3.514.500
700 4
8 550
3.700.000 900
9 9
550 3.602.500
700 20
10 550
2.750.000 1.200
14 11
600 4.450.000
500 4
12 600
4.134.000 1.200
25 13
650 4.777.500
1.200 20
14 660
4.290.000 700
6 15
660 2.700.000
1.200 3
16 660
4.020.000 1.200
35 17
660 4.470.000
1.500 20
18 665
5.080.000 1.200
20 19
720 3.312.000
1.200 36
20 840
5.352.000 700
7 Sumber : Data Primer Diolah 2015
Y = 357,514 + 5,976 X
1
- 0,009 X
2
+ 1,864 X
3
Berdasarkan persamaan berikut maka dapat diinterpretasikan: 1. Apabila harga pupuk sama dengan nol, harga kubis sama dengan nol,
pengalaman petani sama dengan nol maka dosis penggunaan pupuk pada tanaman kubis sebanyak 357,514 kg0,25Ha.
2. Apabila terjadi peningkatan harga pupuk sebesar Rp 1, maka terjadi peningkatan terhadap dosis penggunaan pupuk oleh petani kubis sebesar 5,976
Kg 0,25 Ha.
Universitas Sumatera Utara
3. Apabila terjadi peningkatan harga kubis sebesar Rp 1, maka akan mengurangi penggunaan pupuk sebesar 0,009 kg0,25Ha oleh petani kubis.
4. Apabila terjadi peningkatan pengalaman petani kubis sebesar 1 tahun, maka akan meningkatkan penggunaan pupuk sebesar 1,864kg0,25Ha oleh petani
kubis.
5.1.1.1 Uji Determinan R
2
R
2
= 0,355 Artinya, bahwa variabel dependen Penggunaan Dosis Pupuk pada model dijelaskan oleh variabel independen harga pupuk, harga kubis, dan
pengalaman petani secara bersama-sama sebesar 35,5 dan sisanya sebesar 64,5 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk ke dalam model.
5.2.1.2 T-hitung
Kriteria uji : 3. Berdasarkan Perbandingan Nilai t- hitung dan t- tabel
-
t-hitung t- tabel α2 n-p, maka tolak H
-
t-hitung t- tabel α2 n-p, maka terima H
2. Berdasarkan Nilai Signifikansi α =0,05
-
Jika nilai signifikansi α maka H diterima
-
Jika nilai Signifikansi Berdasarkan hasil Uji-T dari pengolahan data melalui SPSS 17 untuk
menguji seberapa besar faktor harga pupuk berpengaruh terhadap penggunaan pupuk pada kubis, diperoleh hasil Signifikansi 0,017 0,05
α
maka, H ditolak,
H
1
diterima. Artinya, ada pengaruh nyata antara harga pupuk terhadap
α maka H ditolak.
Universitas Sumatera Utara
penggunaan pupuk pada tanaman kubis. Dengan kata lain, harga pupuk berpengaruh nyata terhadap penggunaan pupuk pada tanaman kubis.
Hasil pengujian Uji-T faktor harga kubis terhadap penggunaan pupuk pada kubis diperoleh hasil Signifikansi 0,882 0,05
α
maka, H diterima, H
1
ditolak.
Artinya, tidak ada pengaruh nyata antara harga kubis terhadap penggunaan pupuk pada tanaman kubis. Dengan kata lain, harga kubis tidak berpengaruh nyata
terhadap penggunaan pupuk pada tanaman kubis. Hasil pengujian Uji-T faktor pengalaman petani terhadap penggunaan
pupuk pada kubis diperoleh Signifikansi 0,356 0,05
α
maka, H diterima, H
1
ditolak. Artinya, tidak ada pengaruh nyata antara pengalaman petani terhadap
penggunaan pupuk pada tanaman kubis. Dengan kata lain, pengalaman petani tidak berpengaruh nyata terhadap penggunaan pupuk pada tanaman kubis.
5.2.1.3 F-hitung
Uji F-hitung dilakukan untuk menguji seberapa besar pengaruh antara berbagai variabel bebas independen secara bersama-sama terhadap variabel
terikat dependen.
Kriteria uji : 2. Berdasarkan Perbandingan Nilai F- hitung dan F- tabel
-
F-hitung F- tabel α2 n-p, maka tolak H
-
F-hitung F- tabel α2 n-p, maka terima H
2. Berdasarkan Nilai Signifikansi
-
Jika nilai signifikansi α maka H diterima
Universitas Sumatera Utara
-
Jika nilai Signifikansi Dari hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 17 diperoleh
nilai signifikansi F 0,065 0,05
α,
maka, H diterima, H
1
ditolak. Artinya, tidak
ada pengaruh nyata harga pupuk, harga kubis dan pengalaman petani secara bersama-sama terhadap penggunaan pupuk pada tanaman kubis.
α maka H ditolak
5.1.2 Kubis Bunga
Pada umumnya yang terjadi di lapangan, penggunaan pupuk oleh petani berbeda-beda sesuai dengan target produksi yang ingin petani tersebut capai.
Namun, selalu ada yang disebut keterbatasan yang pada prosesnya menghambat tercapainya target produksi yang telah ditetapkan tersebut.
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi petani kubis bunga di dalam pemberian pupuk bagi tanaman, antara lain harga pupuk, harga kubis bunga dan
pengalaman petani kubis bunga. Pada Tabel 5.12 disajikan dosis pupuk, harga pupuk, harga kubis bunga,
dan pengalaman bertani kubis bunga berdasarkan informasi 43 responden.
Tabel 5.12 Data Primer Dosis Pupuk, Harga Pupuk, Harga Kubis Bunga,
dan Pengalaman Bertani Kubis Bunga
Responden Dosis Pupuk
kg X Harga Pupuk
Rp Harga Kubis Bunga
Rp Pengalaman Bertani
Tahun 1
300 2.580.000
4.500 10
2 440
2.585.000 4.200
8 3
440 3.685.000
4.300 5
4 480
3.624.000 4.200
20 5
480 2.850000
4.500 4
6 480
2.808.000 4.200
15 7
520 3.581.500
4.200 12
8 540
3.840.000 4.000
2 9
540 3.210.000
4.500 2
10 540
3.900.000 4.500
12 11
550 4.070.000
4.500 15
12 560
2.240.000 4.200
8 13
560 3.780.000
4.600 7
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Data Primer Diolah 2015
Y = 326,886 + 8,873 X
1
– 0,009X
2
– 0,010X
3
Berdasarkan persamaan berikut maka dapat diinterpretasikan: 1. Apabila harga pupuk sama dengan nol, harga kubis bunga sama dengan nol,
pengalaman petani sama dengan nol maka dosis penggunaan pupuk pada tanaman kubis bunga sebanyak 326, 886 kg0,25 Ha.
2. Apabila terjadi peningkatan harga pupuk sebesar Rp 1, maka terjadi peningkatan terhadap dosis penggunaan pupuk oleh petani kubis bunga
sebesar 8,873 Kg 0,25 Ha. 3. Apabila terjadi peningkatan harga kubis bunga sebesar Rp 1, maka akan
mengurangi penggunaan pupuk sebesar 0,009 kg0,25Ha oleh petani kubis.
14 600
3.750.000 4.200
25 15
600 4.344.000
4.200 4
16 605
3.960.000 4.500
8 17
605 4.537.500
4.500 10
18 650
4.745.000 3.500
25 19
660 2.550.000
4.200 6
20 660
4.080.000 5.200
36 21
660 3.120.000
4.000 13
23 700
4.039.000 3.800
3 24
720 3.750.000
5.500 14
25 720
3.810.000 4.500
4 26
720 3.360.000
4.500 11
27 720
6.400.000 4.000
20 28
720 5.010.000
5.000 3
29 720
4.920.000 4.500
5 30
750 5.005.000
4.500 20
31 780
3.570.000 3.000
5 32
780 5.430.000
3.000 15
33 780
3.750.000 4.000
10 34
780 5.520.000
4.000 7
35 780
4.962.000 4.500
5 36
780 6.300.000
4.000 7
37 800
4.010.000 4.500
35 38
800 5.760.000
5.000 30
39 810
5.619.000 4.500
20 40
840 6.600.000
4.000 4
41 840
4.650.000 4.500
4 42
900 6.084.000
4.000 3
43 960
6.480.000 4.500
7
Universitas Sumatera Utara
4. Apabila terjadi peningkatan pengalaman petani kubis bunga sebesar 1 tahun, maka akan mengurangi penggunaan pupuk sebesar 0,010 kg0,25Ha oleh
petani kubis bunga.
5.1.2.1 Uji Determinan R
2
R
2
= 0,536 Artinya, bahwa variabel dependen Penggunaan Dosis Pupuk pada model dijelaskan oleh variabel independen harga pupuk, harga kubis bunga,
dan pengalaman petani secara bersama-sama sebesar 53,6 dan sisanya sebesar 46,4 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk ke dalam model.
5.2.1.2 T-hitung
Kriteria Uji : 1. Berdasarkan Perbandingan Nilai t- hitung dan t- tabel
-
t-hitung t- tabel α2 n-p, maka tolak H
-
t-hitung t- tabel α2 n-p, maka terima H
2. Berdasarkan Nilai Signifikansi α =0,05
-
Jika nilai signifikansi α maka H diterima
-
Jika nilai Signifikansi α maka H
ditolak.
Berdasarkan hasil Uji-T dari pengolahan data melalui SPSS 17 untuk menguji seberapa besar faktor harga pupuk terhadap penggunaan pupuk pada
kubis bunga diperoleh Signifikansi 0,000 0,05
α
maka, H ditolak, H
1
diterima. Artinya, ada pengaruh nyata antara harga pupuk terhadap penggunaan
Universitas Sumatera Utara
pupuk pada tanaman kubis bunga. Dengan kata lain, harga pupuk berpengaruh nyata terhadap penggunaan pupuk pada tanaman kubis bunga.
Hasil pengujian Uji-T faktor harga kubis bunga terhadap penggunaan pupuk pada kubis bunga diperoleh
Signifikansi 0,783 0,05
α
maka, H diterima, H
1
ditolak. Artinya, tidak ada pengaruh nyata antara harga kubis
bunga terhadap penggunaan pupuk pada tanaman kubis bunga. Dengan kata lain, harga kubis bungan tidak berpengaruh nyata pada tanaman kubis bunga.
Hasil pengujian Uji-T faktor pengalaman petani terhadap penggunaan
pupuk pada kubis bunga diperoleh Signifikansi 0,996 0,05
α
maka, H diterima, H
1
ditolak. Artinya, tidak ada pengaruh nyata antara pengalaman petani
terhadap penggunaan pupuk pada tanaman kubis bunga. Dengan kata lain, pengalaman petani tidak berpengaruh nyata terhadap penggunaan pupuk pada
tanaman kubis bunga. 5.2.1.3 F-hitung
Kriteria uji : 3. Berdasarkan Perbandingan Nilai F- hitung dan F- tabel
-
F-hitung F- tabel α2 n-p, maka tolak H
-
F-hitung F- tabel α2 n-p, maka terima H
2. Berdasarkan Nilai Signifikansi
-
Jika nilai signifikansi α maka H diterima
-
Jika nilai Signifikansi α maka H
ditolak
Dari hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 17 diperoleh nilai signifikansi F 0,000 0,05
α,
maka, H ditolak, H
1
diterima.
Artinya, ada
Universitas Sumatera Utara
pengaruh nyata harga pupuk, harga kubis bunga dan pengalaman petani secara bersama-sama terhadap penggunaan pupuk pada tanaman kubis bunga.
5.1.3 Wortel
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi petani kubis di dalam memberikan pupuk bagi tanaman. Faktor-faktor yang diduga memiliki pengaruh
antara lain, harga pupuk, harga sayuran dan pengalaman petani. Pada Tabel 5.13 disajikan dosis pupuk, harga pupuk, harga kubis bunga,
dan pengalaman bertani kubis bunga berdasarkan informasi 17 responden.
Tabel 5.13 Data Primer Dosis Pupuk, Harga Pupuk, Harga Wortel, dan
Pengalaman Bertani Wortel
Sumber : Data Primer Diolah 2015 Responden
Dosis Pupuk kg Y
Harga Pupuk Rp
Harga Wortel Rp
Pengalaman Bertani
Tahun 1
141 1.280.500
2.000 9
2 150
1.320.000 1.800
5 3
150 1.370.000
3.500 12
4 150
1.290.000 5.000
5 5
152,5 1.406.250
2.000 7
6 165
1.492.500 2.000
20 7
175 1.422.500
2.500 13
8 179,5
1.568.000 2.500
25 9
180 1.667.500
2.000 6
10 185
1.737.500 4.500
20 11
190 1.570.000
2.000 8
12 222,5
1.817.500 2.000
8 13
227 1.950.000
2.000 20
14 229
2.027.000 1.200
25 15
230 1.910.000
1.800 8
16 240
2.280.000 3.200
20 17
330 2.800.000
2.000 4
Universitas Sumatera Utara
Y = 9,440 + 0,000 X
1
– 0,003X
2
– 0,489X
3
Berdasarkan persamaan berikut maka dapat diinterpretasikan: 1. Apabila harga pupuk sama dengan nol, harga wortel sama dengan nol,
pengalaman petani sama dengan nol maka dosis penggunaan pupuk pada tanaman kubis bunga sebanyak 9,440 kg0,25 Ha.
2. Apabila terjadi peningkatan harga pupuk sebesar Rp 1, maka tidak terjadi peningkatan dan penurunan terhadap dosis penggunaan pupuk oleh petani
wortel. 3. Apabila terjadi peningkatan harga wortel sebesar Rp 1, maka akan
mengurangi penggunaan pupuk sebesar 0,003 kg0,25Ha oleh petani wortel. 4. Apabila terjadi peningkatan pengalaman petani wortel sebesar 1 tahun, maka
akan mengurangi penggunaan pupuk sebesar 0,489 kg0,25Ha oleh petani wortel.
5.2.3.1 Uji Determinan R
2
R
2
= 0,966 Artinya, bahwa variabel dependen Penggunaan Dosis Pupuk pada model dijelaskan oleh variabel independen harga pupuk, harga kubis bunga,
dan pengalaman petani secara bersama-sama sebesar 96,6 dan sisanya sebesar 3,4 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk ke dalam model.
5.2.3.2 T-hitung
Kriteria uji : 1. Berdasarkan Perbandingan Nilai t- hitung dan t- tabel
-
t-hitung t- tabel α2 n-p, maka tolak H
Universitas Sumatera Utara
-
t-hitung t- tabel α2 n-p, maka terima H
2. Berdasarkan Nilai Signifikansi α =0,05
-
Jika nilai signifikansi α maka H diterima
-
Jika nilai Signifikansi α maka H
ditolak.
Berdasarkan hasil Uji-T dari pengolahan data melalui SPSS 17 untuk menguji faktor harga pupuk terhadap penggunaan pupuk pada wortel diperoleh
Signifikansi 0,000 0,05
α
maka, H ditolak, H
1
diterima. Artinya, ada
pengaruh nyata antara harga pupuk terhadap penggunaan pupuk pada tanaman wortel. Dengan kata lain, harga pupuk berpengaruh nyata terhadap penggunaan
pupuk pada tanaman wortel. Hasil pengujian Uji-T faktor harga wortel terhadap penggunaan pupuk
pada wortel diperoleh Signifikansi 0,275 0,05
α
maka, H diterima, H
1
ditolak.
Artinya, tidak ada pengaruh nyata antara harga wortel terhadap penggunaan pupuk pada tanaman wortel. Dengan kata lain, harga wortel tidak berpengaruh
nyata terhadap penggunaan pupuk pada tanaman wortel. Hasil pengujian Uji-T faktor pengalaman petani terhadap penggunaan
pupuk pada wortel diperoleh Signifikansi 0,173 0,05
α
maka, H diterima, H
1
ditolak. Artinya, tidak ada pengaruh nyata antara pengalaman petani terhadap
penggunaan pupuk pada tanaman wortel. 5.2.3.3 F-hitung
Kriteria uji : 1. Berdasarkan Perbandingan Nilai F- hitung dan F- tabel
-
F-hitung F- tabel α2 n-p, maka tolak H
Universitas Sumatera Utara
-
F-hitung F- tabel α2 n-p, maka terima H
2. Berdasarkan Nilai Signifikansi
-
Jika nilai signifikansi α maka H diterima
-
Jika nilai Signifikansi Dari hasil pengolahan data menggunakan software SPSS 17 diperoleh
nilai signifikansi F 0,000 0,05
α,
maka, H ditolak, H
1
diterima. Artinya, ada
pengaruh nyata harga pupuk, harga wortel dan pengalaman petani secara bersama-sama terhadap penggunaan pupuk pada tanaman wortel.
α maka H ditolak
5.3 Penentuan Dosis Optimal Berdasarkan Teori The Law of Diminishing
Returns LDR
Efisiensi diartikan sebagai upaya penggunaan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Efisien dapat diketahui
apabila Average Product AP berada di titik maksimum dan ketika Average Product AP sama dengan Marginal Product MP sampai ketika Marginal
Product MP berada dititik 0 dan Total Product MP berada di titik maksimum.
5.3.1 Kubis
“Bila satu faktor produksi ditambah terus dalam suatu produksi, ceteris paribus, maka mula-mula terjadi kenaikan hasil, kemudian kenaikan hasil itu
menurun, lalu kenaikan hasil nol dan akhirnya kenaikan hasil negatif ”. The Law Of Diminishing Return merupakan hukum kenaikan hasil yang
semakin berkurang. Hukum ini populer dipakai dalam sektor pertanian, di mana di dalam sektor pertanian penambahan faktor produksi akan meningkatkan hasil.
Namun peningkatan hasil memiliki batas yang justru dalam jangka panjang faktor
Universitas Sumatera Utara
produksi ditambah malah tidak memberikan hasil yang meningkat dan bahkan cenderung menurun. Pada Tabel 5.14 disajikan dosis penggunaan pupuk, produksi
kubis, AP, MP berdasarkan informasi 20 responden.
Tabel 5.14 Data Primer Penggunaan Pupuk Pada Tanaman Kubis
Sumber : Data Primer Diolah 2015 Berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 5.14, maka dapat diperoleh
kurva penggunaan pupuk pada tanaman kubis seperti berikut ini :
Respon Den
Dosis Pupuk
Produksi Kubis
Dosis Pupuk
Produksi Kubis
AP MP
EP Daerah
kg X Kg Y
kg Ln X Kg Ln Y
Rasional 1
500 4.000
6,2146080 8,29404964
1,3346054 III
2 550
4.400 6,3099182
8,38935982 1,3295512
1 0,005
II
3 550
8.000 6,3099182
8,98719682 1,4242968
III 4
550 5.720
6,3099182 8,65172408
1,3711309 III
5 550
4.000 6,3099182
8,29404964 1,3144464
III 6
550 4.000
6,3099182 8,29404964
1,3144464 III
7 550
3.960 6,3099182
8,28399930 1,3128536
III 8
550 4.000
6,3099182 8,29404964
1,3144464 III
9 550
4.400 6,3099182
8,38935982 1,3295512
III 10
550 4.400
6,3099182 8,38935982
1,3295512 III
11 600
4.000 6,3969296
8,29404964 1,2965672
-1,0954 -0,001
III 12
600 6.720
6,3969296 8,81284343
1,3776677 III
13 650
5.200 6,4769726
8,55641390 1,3210514
-3,2037 -0,006
III 14
660 4.800
6,4922398 8,47637119
1,3056158 -5,2427
-0,007 III
15 660
5.760 6,4922398
8,65869275 1,3336988
III 16
660 5.760
6,4922398 8,65869275
1,3336988 III
17 660
7.200 6,4922398
8,88183630 1,3680696
III 18
665 4.400
6,4997870 8,38935982
1,2907130 -65,253
-0,129 III
19 720
5.280 6,5792512
8,57168137 1,3028354
2,2943 0,007
I 20
840 5.760
6,7334018 8,65869275
1,2859313 0,5644
0,0006 II
Universitas Sumatera Utara
5.3.1.1 Kurva Produksi Kubis
Gambar 5.1 Kurva Penggunaan Pupuk Pada Tanaman Kubis
Produksi kubis tertinggi adalah ketika dosis pupuk yang digunakan 550 kg0,25 Ha, namun pada dosis 600 kg0,25 Ha produksi kembali menurun. Pada
dosis 660 kg0,25 Ha produksi kubis kembali meningkat dan kembali menurun pada dosis 665 kg0,25 Ha. Sebagian besar petani kubis yang diteliti, tidak
optimal dalam pemberian dosis pupuk sehingga penggunaan dosis pupuk harus
8,2 8,3
8,4 8,5
8,6 8,7
8,8 8,9
9 9,1
6,15 6,2
6,25 6,3
6,35 6,4
6,45 6,5
6,55 6,6
6,65 6,7
6,75 6,8
Ln Y
Ln X
Produksi Kubis
Produksi Kubis
-5 -4,5
-4 -3,5
-3 -2,5
-2 -1,5
-1 -0,5
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
4,5 5
6,15 6,2
6,25 6,3
6,35 6,4
6,45 6,5
6,55 6,6
6,65 6,7
6,75 6,8
MP AP
Universitas Sumatera Utara
dikurangi. Hal ini dikarenakan, penambahan jumlah dosis pupuk yang dilakukan oleh petani kubis tersebut, ternyata tidak mempengaruhi peningkatan jumlah
produksi yang diperoleh atau penambahan outputnya termasuk kecil. Penggunaan pupuk secara optimal berdasarkan data tersebut dapat dilihat ketika Average
Product AP sama dengan Marginal Product MP atau ketika AP bersinggungan dengan MP atau dengan melihat Ep Elastisitas Produksi di mana apabila Ep
mendekati 1 serta AP MP , maka termasuk ke daerah efisien. Dosis pupuk yang masuk ke daerah efisien yaitu ketika penggunaan pupuk 550 kg0,25 Ha dengan
produksi 4.400 kg0,25 Ha. Dengan dosis optimal adalah 550 kg0,25 Ha. Dengan kata lain, apabila penggunaan pupuk pada kubis lebih besar dari nilai dosis
optimal berdasarkan Teori The Law of Diminishing Returs LDR, maka penggunaan pupuk tidak optimal dan dosis penggunaan pupuknya perlu dikurangi.
Tetapi apabila penggunaan pupuknya di bawah titik optimal, maka penggunaan pupuk masih belum optimal. Dengan kata lain, input pupuk harus ditambah.
5.3.2 Kubis Bunga
Pada Tabel 5.15 disajikan dosis penggunaan pupuk, produksi kubis bunga, AP, MP berdasarkan informasi 43 responden.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.15 Data Primer Penggunaan Pupuk Pada Tanaman Kubis Bunga
Responden Dosis Produksi
Pupuk Kg Produksi
AP MP
Ep Daerah
Kubis Kg Y
LnX Kubis Kg Ln
Y Rasional
1 300
4.800 5,703782475
8,476371197 1,4860965
III
2 440
6.600 6,08677473
8,794824928 1,444907
0,831489 0,011
II
3 440
6.600 6,086774727
8,794824928 1,4449073
III 4
480 4.800
6,173786104 8,476371197
1,3729616 -3,659909
-0,035 III
5 480
7.200 6,173786104
8,881836305 1,4386369
III 6
480 7.200
6,173786104 8,881836305
1,4386369 III
7 520
5.200 6,253828812
8,556413905 1,3681881
-4,065609 -0,04
III 8
540 4.800
6,29156914 8,476371197
1,3472587 -2,12088
-0,018 III
9 540
7.200 6,29156914
8,881836305 1,4117045
III 10
540 8.400
6,29156914 9,035986985
1,4362056 III
11 550
4.400 6,309918278
8,38935982 1,3295513
-35,24019 -0,326
III 12
560 8.400
6,327936784 9,035986985
1,4279515 35,886837 0,608
I 13
560 8.400
6,327936784 9,035986985
1,4279515 III
14 600
4.800 6,396929655
8,476371197 1,3250687
-8,111211 -0,077
III 15
600 7.200
6,396929655 8,881836305
1,388453 III
16 605
5.200 6,405228458
8,556413905 1,3358484
-39,21317 -0,034
III 17
605 6.600
6,405228458 8,794824928
1,3730697 -0,079
III 18
650 4.400
6,476972363 8,38935982
1,2952595 -5,651561
III 19
660 4.800
6,492239835 8,476371197
1,3056159 5,6991345 III
20 660
7.200 6,492239835
8,881836305 1,3680697
III 21
660 7.200
6,492239835 8,881836305
1,3680697 III
22 670
7.200 6,50727771
8,8818363 1,3649081
III 23
700 7.200
6,55108033 8,8818363
1,3557819 III
24 720
4.800 6,57925121
8,47637119 1,2883489
-14,39305 -0,178
III 25
720 4.800
6,57925121 8,47637119
1,2883489 III
26 720
4.800 6,57925121
8,47637119 1,2883489
III 27
720 5.600
6,57925121 8,63052187
1,3117787 III
28 720
7.200 6,57925121
8,8818363 1,3499767
III 29
720 8.400
6,57925121 9,03598698
1,3734065 III
30 750
7.200 6,6200732
8,8818363 1,3416522
-3,776167 -0,03
III 31
780 4.800
6,65929392 8,47637119
1,2728633 -10,33803 -0,073
III 32
780 4.800
6,65929392 8,47637119
1,2728633 III
33 780
4.800 6,65929392
8,47637119 1,2728633
III 34
780 7.200
6,65929392 8,8818363
1,3337504 III
35 780
7.200 6,65929392
8,8818363 1,3337504
III 36
780 7.200
6,65929392 8,8818363
1,3337504 III
37 800
4.800 6,68461172
8,47637119 1,2680424
-16,01501 -0,152
III 38
800 8.400
6,6846117 9,03598698
1,3517594 III
39 810
4.800 6,69703424
8,47637119 1,2656902
-45,04849 -0,305
III 40
840 7.200
6,73340189 8,8818363
1,3190711 11,149061 0,06
I 41
840 4.800
6,73340189 8,47637119
1,2588541 III
42 900
4.800 6,80239476
8,47637119 1,2460863
III 43
960 4.800
6,86693328 8,47637119
1,234375 III
Sumber : Data Primer Diolah 201
Universitas Sumatera Utara
5.3.1.2 Kurva Produksi Kubis Bunga
Gambar 5.2 Kurva Penggunaan Pupuk Pada Tanaman Kubis Bunga
Produksi kubis bunga tertinggi adalah ketika dosis pupuk yang digunakan 540 kg0,25 Ha, namun pada dosis 600 kg0,25 Ha produksi kembali menurun.
Sebagian besar petani kubis bunga yang diteliti, tidak optimal dalam pemberian dosis pupuk sehingga penggunaan dosis pupuk harus dikurangi. Hal ini berarti,
penambahan jumlah dosis pupuk yang dilakukan oleh petani sayuran tersebut,
8,3 8,4
8,5 8,6
8,7 8,8
8,9 9
9,1 9,2
5,5 5,6
5,7 5,8
5,9 6
6,1 6,2
6,3 6,4
6,5 6,6
6,7 6,8
6,9 7
Produksi Kubis Bunga
Produksi Kubis Bunga
-50 -45
-40 -35
-30 -25
-20 -15
-10 -5
5 10
15 20
25 30
5,5 5,6
5,7 5,8
5,9 6
6,1 6,2
6,3 6,4
6,5 6,6
6,7 6,8
6,9 7
LN Y
LN X AP
MP
Universitas Sumatera Utara
ternyata tidak mempengaruhi peningkatan jumlah produksi yang diperoleh atau penambahan output produksinya kecil. Pengurangan dosis pupuk yang berlebihan
tersebut merupakan salah satu alternatif untuk menekan biaya cost yang dianggap tidak terlalu memberikan dampak besar bagi jumlah produksi. Dan dana
yang diperoleh dari pengoptimalan pupuk dapat dialokasikan untuk biaya pengadaan faktor produksi lain.Penggunaan pupuk secara optimal berdasarkan
data tersebut dapat dilihat ketika Average Product AP sama dengan Marginal Product MP atau ketika AP bersinggungan dengan MP. Salah satu cara untuk
melihat titik optimal ialah dengan melihat dan membandingkan nilai Elastisitas produksinya Ep. Di mana apabila nilai Ep, hampir mendekati 1, maka nilai itu
mendekati nilai efisien itu sendiri. Titik optimal ketika penggunaan pupuk 440 kg0,25 Ha dengan produksi 6600kg0,25 Ha. Dengan dosis optimal adalah 440
kg0,25 Ha. Hal ini menunjukkan, apabila penggunaan pupuk di atas 440 kg0,25, maka penggunaan pupuk tidak optimal serta perlu dilakukan pengurangan dosis
pupuk dan apabila penggunaan pupuk di bawah 440 kg0,25 Ha, maka penggunaan pupuk belum optimal dan penggunaan pupuk perlu ditambah.
Universitas Sumatera Utara
5.3.3 Wortel
Pada Tabel 5.16 disajikan dosis penggunaan pupuk, produksi wortel, AP, MP berdasarkan informasi 17 responden.
Tabel 5.16 Data Primer Penggunaan Pupuk Pada Tanaman Wortel
Sumber : Data Primer Diolah 2015 Respon
Dosis Pupuk
kg X Produksi
Wortel Dosis Pupuk
Produksi Wortel
AP MP
Ep Daerah
Den Kg Y
kg Ln X Kg Ln Y
Rasional 1
141 4.000
4,94875989 8,29404964 1,6759855
III
2 150
4.300 5,010635294 8,366370302 1,6697225 1,1688111 0,0156
II
3 150
4.000 5,010635294 8,29404964
1,655289 III
4 150
3.150 5,010635294 8,055157732 1,6076121
III 5
152,5 5.500
5,027164596 8,612503371 1,713193 33,718643 0,7521 I
6 165
4.500 5,105945474 8,411832676 1,6474584
- 2,5472006
-0,03 III
7 175
4.000 5,164785974 8,29404964 1,6058845
- 2,0017341 -0,026
III 8
179,5 4.400
5,190175208 8,38935982 1,6163924 3,7539604 0,0297 I
9 180
4.620 5,192956851 8,438149984 1,624922 17,540053 0,1885
I 10
185 4.000
5,220355825 8,29404964 1,5887901 -
5,2593335 -0,059 III
11 190
5.000 5,247024072 8,517193191 1,6232426 8,3673873 0,0422
I 12
222,5 6.500
5,404927102 8,779557456 1,6243619 1,6615531 0,0161 I
13 227
4.000 5,424950017 8,29404964 1,5288712
- 24,247608 -0,514
III 14
229 7.000
5,433722004 8,853665428 1,6293924 63,795791 0,9927 I
15 230
4.000 5,438079309 8,29404964
1,52518 -
128,43162 -1,515 III
16 240
4.800 5,480638923 8,476371197 1,5466027
4,28391 0,0259
I 17
330 4.000
5,799092654 8,29404964 1,4302323 -0,572521 -0,005 III
Universitas Sumatera Utara
5.3.1.3 Kurva Produksi Wortel
Gambar 5.3 Kurva Penggunaan Pupuk Pada Tanaman Wortel
Produksi wortel tertinggi adalah ketika dosis pupuk yang digunakan 229 kg0,25 Ha, namun pada dosis 222,5 kg0,25 Ha produksi kembali menurun.
Sebagian besar wortel yang diteliti, belum optimal dalam pemberian dosis pupuk sehingga penggunaan dosis pupuk harus ditambah. Hal ini berarti, penambahan
8 8,1
8,2 8,3
8,4 8,5
8,6 8,7
8,8 8,9
4,9 4,95 5
5,05 5,1 5,15 5,2 5,25 5,3 5,35 5,4 5,45 5,5 5,55 5,6 5,65 5,7 5,75 5,8 5,85
Ln X Ln Y
Produksi Wortel Kg
Produksi Wortel Kg
-10 -9
-8 -7
-6 -5
-4 -3
-2 -1
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15
4,9 4,95 5
5,05 5,1 5,15 5,2 5,25 5,3 5,35 5,4 5,45 5,5 5,55 5,6 5,65 5,7 5,75 5,8 5,85 AP
MP
Universitas Sumatera Utara
jumlah dosis pupuk yang dilakukan oleh petani masih memiliki peluang potensial untuk memperoleh hasil yang optimal. Penggunaan pupuk secara optimal
berdasarkan data tersebut dapat dilihat ketika Average Product AP sama dengan Marginal Product MP atau ketika AP bersinggungan dengan MP atau ketika Ep
Elastisitas Produksi mendekati 1 dan rasional dimana APMP yaitu ketika penggunaan pupuk 150 kg0,25 Ha dengan produksi 4300 kg0,25 Ha. Dengan
dosis optimal adalah 150 kg0,25 Ha. Hal ini menunjukkan, apabila penggunaan pupuk di atas 150 kg0,25, maka penggunaan pupuk tidak optimal serta perlu
dilakukan pengurangan dosis pupuk dan apabila penggunaan pupuk di bawah 150kg0,25 Ha, maka penggunaan pupuk belum optimal dan penggunaan pupuk
perlu ditambah.
5.4 Perbandingan Penggunaan Pupuk Yang Seharusnya Berdasarkan Teori Efisiensi Dengan Penggunaan Pupuk Oleh Petani.
Salah satu yang penting untuk diperhatikan ialah bagaimana perbandingan antara penggunaan pupuk yang efisien menurut teori efisiensi dengan penggunaan
pupuk oleh petani sayuran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan yang signifikan antara penggunaan pupuk secara efisien berdasarkan
teori The Law of Diminishing Returns LDR dengan penggunaan pupuk oleh petani dengan menggunakan uji One Sample T-test yaitu dengan menggunakan
software SPSS 17.
5.4.1 Kubis
Untuk mengetahui perbedaan signifikan antara dosis penggunaan pupuk efisien berdasarkan teori The Law of Diminishing Returns LDR dan penggunaan
pupuk oleh petani kubis, maka diperlukan data penggunaan pupuk yang efisien
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan teori dan data penggunaan pupuk oleh petani kubis. Tabel 5.17 dosis pupuk efisien berdasarkan teori dan dosis pupuk oleh petani kubis berdasarkan
informasi 20 responden.
Tabel 5.17 Data Primer Penggunaan Pupuk Pada Kubis
Sumber : Data Primer 2015 Berdasarkan data Tabel 5.17 tersebut diolah, maka diperoleh hasil T-test
dengan kriteria uji sebagai berikut : Nilai Signifikansi
α =0,05
-
Jika nilai signifikansi α maka H diterima
-
Jika nilai Signifikansi α maka H
ditolak Responden
Dosis pupuk efisien berdasarkan teori kg
Dosis pupuk oleh petani kubis kg
1 550
500 2
550 3
550 4
550 5
550 6
550 7
550 8
550 9
550 10
550 11
600 12
600 13
650 14
660 15
660 16
660 17
660 18
665 18
720 20
840
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.18 Hasil Analisis Statistik Kubis
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. 2-tailed Mean Difference
95 Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Dosis Pupuk Petani 33.636
19 .000
608.25000 570.4010
646.0990
Sumber : Data Primer Diolah 2015 Berdasarkan Tabel 5.18 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Di
mana signifikansi 0,000 0,005
α
, maka H ditolak, H
1
diterima. Artinya, ada
perbedaan yang signifikan antara penggunaan pupuk secara efisien dengan penggunaan pupuk oleh petani kubis, dengan rata-rata perbedaan sebesar 608,25
kg0,25ha.
5.4.2 Kubis Bunga
Untuk mengetahui perbedaan signifikan antara dosis penggunaan pupuk efisien berdasarkan teori The Law of Diminishing Returns LDR dan penggunaan
pupuk oleh petani kubis bunga, maka diperlukan data perbandingan antara dosis pupuk yang sesuai dengan teori dan data penggunaan pupuk yang telah diberikan
petani kubis bunga. Tabel 5.19 disajikan dosis pupuk efisien berdasarkan teori dan dosis pupuk oleh petani kubis bunga berdasarkan informasi 43 responden.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.19 Data Primer Penggunaan Pupuk Pada Kubis Bunga
Responden Dosis pupuk efisien
berdasarkan teorikg Dosis pupuk
oleh petani kubis bungakg 1
440 300
2 440
3 440
4 480
5 480
6 480
7 520
8 540
9 540
10 540
11 550
12 560
13 560
14 600
15 600
16 605
17 605
18 650
18 660
20 660
21 660
22 670
23 700
24 720
25 720
26 720
27 720
28 720
29 720
30 750
31 780
32 780
33 780
34 780
35 780
36 780
37 800
38 800
39 810
40 840
41 840
42 900
43 960
Sumber : Data Primer 2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data Tabel 5.19 diolah, maka diperoleh hasil T-test dengan kriteria uji sebagai berikut :
Nilai Signifikansi α =0,05
-
Jika nilai signifikansi α maka H diterima
-
Jika nilai Signifikansi α maka H
ditolak.
Tabel 5.20 Hasil Analisis Statistik Kubis Bunga
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. 2-tailed Mean Difference
95 Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Dosis Pupuk Petani 31.089
42 .000
663.72093 620.6365
706.8054
Sumber : Data Primer Diolah 2015
Berdasarkan Tabel 5.20 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Di mana signifikansi 0,000 0,005
α
, maka H ditolak, H
1
diterima. Artinya, ada
perbedaan yang signifikan antara penggunaan pupuk secara efisien dengan penggunaan pupuk oleh petani kubis bunga, dengan rata-rata perbedaan sebesar
663,72 kg0,25ha.
5.4.3 Wortel
Untuk mengetahui perbedaan signifikan antara dosis penggunaan pupuk efisien berdasarkan teori The Law of Diminishing Returns LDR dan penggunaan
pupuk oleh petani wortel, maka diperlukan data sebagai berikut. Tabel 5.21 disajikan dosis pupuk efisien berdasarkan teori dan dosis pupuk oleh petani kubis
berdasarkan informasi 17 responden.
Tabel 5.21 Data Primer Penggunaan Pupuk Pada Wortel
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Data Primer Diolah 2015 Berdasarkan data Tabel 5.21 diolah, maka diperoleh hasil T-test dengan
kriteria uji sebagai berikut : Nilai Signifikansi
α =0,05
-
Jika nilai signifikansi α maka H diterima
-
Jika nilai Signifikansi
Tabel 5.22 Hasil Analisis Statistik Wortel
α maka H ditolak.
One-Sample Test
Test Value = 0
t df
Sig. 2-tailed Mean Difference
95 Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Dosis Pupuk Petani 16.595
16 .000
193.82353 169.0632
218.5839
Sumber : Data Primer Diolah 2015 Responden
Dosis pupuk efisien berdasarkan teori kg
Dosis pupuk oleh petani Wortel kg
1 150
141 2
150 3
150 4
150 5
152,5 6
165 7
175 8
179,5 9
180 10
185 11
190 12
222,5 13
227 14
229 15
230 16
240 17
330
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 5.22 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Di mana signifikansi 0,000 0,005
α
, maka H ditolak, H
1
diterima. Artinya, ada
perbedaan yang signifikan antara penggunaan pupuk secara efisien dengan penggunaan pupuk oleh petani wortel, dengan rata-rata perbedaan sebesar 193,82
kg0,25ha.
5.5 Penentuan Penggunaan Dosis Pupuk untuk Tanaman Sayuran oleh