41
2.2.6.1. Intervensi Gaya Hidup
Pada pasien dengan dislipidemia, terapi intervensi gaya hidup merupakan lini pertama yang termasuk diantaranya aktivitas
fisik, kebiasaan pasien, dan terapi nutrisi.
34,35
Aktivitas fisik Aktivitas fisik minimal 30 menit sehari dengan aktivitas
menengah 4-6 kali setiap minggunya. Berat badan optimal dan lingkar pinggang
Direkomendasikan untuk menurunkan berat badan hingga IMT 25 kgm
2
, dan lingkar perut 94 cm pada pria dan 80 cm pada wanita.
Kebiasaan merokok Rokok dapat berpengaruh langsung terhadap rasio
kolesterol LDL dan HDL, pada beberapa studi dibuktikan bahwa berhenti merokok memiliki efek yang signifikan
dalam peningkatan kadar kolesterol HDL. Terapi nutrisi
o Konsumsi buah dan sayur ditingkatkan ≥5 porsi per
hari o
Konsumsi gandum utuh ditingkatkan ≥6 porsi perhari
o Konsumsi lemak mono- dan polyunsaturated,
termasuk asam lemak omega-3 o
Menurunkan konsumsi karbohidrat sederhana dan olahan
o Dan turunkan konsumsi lemak tersaturasi dan lemak
trans
42
2.2.6.2. Obat
Pengobatan dislipidemia dengan farmakoterapi juga mungkin dibutuhkan, tetapi farmakoterapi tidak berjalan sendiri
melainkan didukung oleh perubahan gaya hidup seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
35
Tabel 2.15. Golongan, Jenis, Efek samping, dan kontraindikasi obat dislipidemia diambil dari ATP III national cholesterol education program.
33
2.2.7. Hubungan Dislipidemia dengan PPHNA
Prevalensi dislipidemia yang terjadi bersamaan dengan PPHNA dilaporkan ada sekitar 20-80 kasus secara keseluruhan pada
hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia dan atau bahkan keduanya. Kondisi perlemakan pada hati menggambarkan bagaimana keseimbangan
fluks asam lemak bebas yang dihasilkan dari lipolisis, de novo lipogenesis dan sekresi VLDL, hal ini dapat menyebabkan kejenuhan terhadap proses
oksidasi asam lemak dan sekresi VLDL sehingga pada akhirnya trigliserida akan terakumulasi dalam hati.
36
43
Gambar 2.9. Hubungan antara resistensi insulin dengan peningkatan kadar asam lemak bebas dan proses akumulasi TG di hati serta hubungan
akumulasi lipid dengan pelepasan stres oksidatif dan peroksidasi lipid, yang dapat meningkatkan risiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular.
36
Kadar asam lemak bebas yang berlebihan ditambah dengan hyperlipidemia posprandial memiliki peran yang berbahaya terhadap
pembuluh darah. Baik secara langsung ataupun tidak langsung kadar lipid dapat infiltrasi langsung terhadap dinding pembuluh darah yang
mengalami peningkatan permeabilitas, ataupun scara tidak langsung dapat meningkatkan produk dari proses lipolisis seperti asam lemak bebas dan
lysolecithin yang dapat mengaktivasi jalur proinflmasi di sel endotel. Penelitian belakangan ini membuktikan bahwa PPHNA sangat
berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
36,37