BAB 4. HASIL PENELITIAN
Penellitian ini diikuti oleh sebanyak 90 pasien anak yang didiagnosis PJR dengan regurgitasi katup mitral yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi. Pasien anak berjenis kelamin perempuan terdapat sebanyak 51 56,7 anak. Rerata umur anak adalah 11,2 tahun. Sebanyak 38 42,2
pasien dengan derajat regurgitasi mitral berat. Rerata diameter akhir sistolik ventrikel kiri dari 90 pasien adalah 30,1 mm dengan rerata fraksi ejeksi
64,7 dan rerata fraksi pemendekan 35,4. Tabel 4.1. Karakteristik dasar responden penelitian
Variabel n = 90
Jenis kelamin, n Laki-laki
39 43,30 Perempuan
51 56,70 Umur, rerata SB, tahun
11,2 3,06 Derajat Regurgitasi Mitral,n
Berat 38 42,20
Sedang 33 36,70
Ringan 19 21,10
Diameter akhir sistolik ventrikel kiri, rerata SB, mm
30,1 6,26 Fraksi ejeksi, rerata SB,
64,7 6,13 Fraksi pemendekan, rerata SB,
35,4 4,93 Tabel 4.2.Hubungan derajat regurgitasi mitral dan diameter akhir sistolik
ventrikel kiri Derajat
RegurgitasiMitral Diameter akhir sistolik ventrikel kiri,
rerata SB, mm P
Berat 34 5,98
0,0001 Sedang
29,5 4,91 Ringan
25,9 4,28
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis menggunakan uji Anova diperoleh terdapat hubungan yang signifikan antara derajat regurgitasi mitral dengan diameter akhir sistolik
ventrikel kiri dimana nilai P=0,0001. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap diameter akhir sistolik ventrikel kiri terlihat bahwa semakin berat derajat
regurgitasi maka semakin besar diameter akhir sistolik ventrikel kiri. Rerata diameter akhir pada derajat regurgitasi mitral ringan adalah 25,9 mm.
selanjutnya pada derajat sedang diketahui dengan rerata diameter 29,5 mm dan pada derajat berat dengan diameter 34 mm.
Gambar 4.1. Hubungan antara derajat regurgitasi mitral dengan diameter akhir sistolik ventrikel kiri
Tabel 4.3.Hubungan derajat regurgitasi mitral dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri
Derajat Regurgitasi Mitral
Fraksi Ejeksi, rerata SB, P
Berat 64,5 5,57
0,968 Sedang
64,7 6,83 Ringan
64,9 6,51
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis menggunakan uji Anova diperoleh tidak terdapat hubunganantara derajat regurgitasi mitral dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri
dimana nilai P=0,968. Namun, dari hasil pengukuran terlihat bahwa semakin berat regurgitasi mitral maka fraksi ejeksi semakin rendah. Berdasarkan hasil
pengukuran terhadap fraksi ejeksi terlihat bahwa rerata fraksi ejeksi pada derajat regurgitasi mitral berat adalah 64,5, selanjutnya pada derajat
sedang diketahui dengan fraksi ejeksi 64,7 dan pada derajat ringan dengan
fraksi ejeksi 64,9.
Gambar 4.2. Hubungan derajat regurgitasi mitral dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri
Tabel 4.4 Hubungan regurgitasi mitral dengan ada tidaknyakelainan
katup lain dan diameter akhir sistolik serta fraksi ejeksi ventrikel kiri Mitral regurgitasi
Dengan ada tidaknya kelainan katup lain
n Diameter
akhir sistolik ventrikel kiri
rerata SB mm
P Fraksi ejeksi
Rerata SB P
Ada kelainan Katup lain
62 30,5 6,69
0,321
a
64,4 6,26 0,613
b
Tidak Ada Kelainan katup lain
28 29 11
65,2 5,90
a
uji t independent,
b
uji Mann Whitney
Universitas Sumatera Utara
Hubungan regurgitasi mitral dengan ada tidaknya kelainan katup lain dan diameter akhir sistolik ventrikel kiri dianalisis dengan uji t independent,
dimana diperoleh tidak terdapat hubungan yang signifikan untuk rerata diameter akhir sistolik ventrikel kiri berdasarkan ada tidaknya kelainan katup
lain pada pasien dengan regurgitasi mitral P=0,321. Namun terlihat rerata diameter akhir sistolik ventrikel kiri pada pasien dengan kelainan katup 30,5
mm lebih besar dibandingkan pasien tanpa kelainan katup lain 29 mm. Sedangkan hubungan regurgitasi mitral dengan ada tidaknya kelainan katup
lain dan fraksi ejeksi dianalisis dengan Mann Whitney, dimana diperoleh tidak terdapat hubungan yang signifikan antararerata fraksi ejeksi
berdasarkan ada tidaknya kelainan katup lain pada pasien PJR dengan regurgitasi mitral P=0,613. Namun terlihat rerata fraksi ejeksi pada pasien
regurgitasi mitral dengan kelainan katup lain 64,4 lebih kecil dibandingkan pasien tanpa kelainan katup 65,2.
Tabel 4.6. Hubungan Jenis kelamin dan umur dengan diameter akhir sistolik dan fraksi ejeksi ventrikel kiri
variabel Diameter
akhir sistolik ventrikel kiri
rerata SB mm
r P
Fraksi Ejeksi
rerata SB r
P
Jenis Kelamin
Laki-laki 31,4 6,11
0,08
a
65 6,26 0,678
a
Perempuan Umur
29,1 6,25 0,303
b
0,04 64,5 6,08
0,34
b
0,75
a
uji Mann Whitney,
b
uji korelasi Spearman
Hubungan antara jenis kelamin dengan diameter akhir sistolik dan fraksi ejeksi ventrikel kiri dianalisis menggunakan uji Mann Whitney, dimana
diperoleh tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan diameter akhir sistolik ventrikel kiri P=0,08, begitu juga untuk hubungan
jenis kelamin dan fraksi ejeksi P=0,678.Sedangkan hubungan antara umur dengan diameter akhir sistolik dan fraksi ejeksi ventrikel kiri dianalisis dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan uji korelasi Spearman, dimana ditemukan hubungan korelasi yang signifikan antara umur dengan diameter akhir sistolik ventrikel kiri
P=0,04, dimana nilai r korelasi = 0,303, yang berarti terdapat korelasi yang lemah antara umur dan diameter akhir sistolik ventrikel kiri. Nilai r yang
positif menunjukkan bahwa semakin bertambah umur pasien maka diameter akhir sistolik ventrikel kiri juga akan semakin bertambah besar. Sementara
itu, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara umur dan fraksi ejeksi P=0,750.
Gambar 4.3.Grafik scatterplot yang menunjukkan korelasi umur dan diameter
akhir sistolik ventrikel kiri
Diametr akhir
sistolik ventrikel
kiri
Universitas Sumatera Utara
BAB 5. PEMBAHASAN