Tinjauan Pustaka LANDASAN TEORI

a. Komoditas prima komoditas tanaman bahan makanan yang mempunyai laju pertumbuhan yang cepat dan kontribusi yang besar dibandingkan dengan PDRB Kabupaten Karanganyar, terdiri dari komoditas padi, jagung dan pisang. b. Komoditas potensial komoditas tanaman bahan makanan yang mempunyai laju pertumbuhan yang lambat tetapi kontribusi yang besar dibandingkan dengan PDRB Kabupaten Karanganyar, terdiri dari ubi kayu dan kacang tanah. c. Komoditas berkembang komoditas tanaman bahan makanan yang memiliki ciri laju pertumbuhan cepat tetapi kontribusi komoditas yang rendah dibandingkan dengan PDRB Kabupaten Karanganyar, terdiri dari komoditas mangga, durian, wortel, bawang merah, rambutan, nangkacempedak, melinjo, jamur, bawang daun, kedelai, dukulangsat, bawang putih, kubis, petsaisawi, cabe besar, petai, sawo, buncis, jeruk siamkeprok, tomat, kembang kol, pepaya, salak, melon, cabe rawit, kacang panjang, ketimun, jambu biji, semangka, sukun, sirsak, manggis, terung, kentang, jambu air, jeruk besar, kangkung, labu siam, bayam. d. Komoditas terbelakang komoditas tanaman bahan makanan yang dicirikan dengan laju pertumbuhan yang lebih lambat dan kontribusi yang lebih kecil dibandingkan dengan PDRB Kabupaten Karanganyar, terdiri dari komoditas ubi jalar, alpukat, strawberry, belimbing, nanas, dan kacang merah. Penelit ian-penelit ian di at as dijadikan referensi dalam penelit ian ini dengan alasan adanya kesam aan alat analisis penelit ian, yait u Tipologi Klassen. Adapun penelit ian- penelit ian di at as unt uk ke depannya dapat dijadikan sebagai sum ber inform asi dan gam baran secara kom prehensif sehingga akan m em perm udah penelit i unt uk m enent ukan st rat egi pengem bangan w ilayah di Kabupat en M usi Raw as.

B. Tinjauan Pustaka

1. Pem bangunan dan Perencanaan Pem bangunan Pem bangunan adalah upaya m ult idim ensional yang m eiput i perubahan pada berbagai aspek t erm asuk di dalam nya st rukt ur sosial, sikap m asyarakat , sert a inst it usi nasional t anpa m engesam pingkan t ujuan aw al yait u pert um buhan ekonom i, penanganan ket im pangan pendapat an sert a perluasan kesem pat an kerja Widodo, 2006. Pem bangunan merupakan suat u kenyat aan fisik sekaligus t ekad suat u masyarakat unt uk berupaya sekeras m ungkin m elalui serangkaian kom binasi proses sosial, ekonom i, dan inst it usional dem i mencapai kehidupan yang serba lebih baik. Apapun kom ponen yang spesifik at as “ kehidupan yang lebih baik” , bert olak dari t iga nilai pokok proses perkembangan di sem ua masyarakat harus mem iliki t iga t ujuan int i yait u Todaro, 2000: a. Peningkat an ket ersediaan sert a perluasan dist ribusi berbagai m acam barang kebut uhan hidup yang pokok sepert i pangan, sandang, papan, kesehat an, dan perlindungan keam anan. b. Peningkat an st andar hidup yang t idak hanya berupa peningkat an pendapat an, t et api juga m eliput i penam bahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualit as pendidikan, sert a peningkat an perhat ian at as nilai-nilai cult ural dan kemanusiaan yang kesem uanya it u t idak hanya unt uk m em perbaiki jat i diri pribadi dan bangsa yang bersangkut an. c. Perluasan pilihan-pilihan ekonom is dan sosial bagi set iap individu sert a bangsa secara keseluruhan yakni dengan m em bebaskan m ereka dari belit an sikap m engham ba dan ket ergant ungan bukan hanya t erhadap orang at au negara bangsa lain nam un juga t erhadap set iap kekuat an yang berpot ensi m erendahkan nilai-nilai kem anusiaan m ereka. Arsyad, 1992 m engat akan bahw a perencanaan pem bangunan dit andai dengan adanya usaha unt uk m em enuhi berbagai ciri t ert ent u sert a adanya t ujuan yang bersifat pem bangunan t ert ent u. Ciri-ciri dari suat u perencanaan pem bangunan : a. Usaha yang dicerm inkan dalam rencana unt uk m encapai perkem bangan sosial ekonom i yang m ant ap st eady sosial econom ic grow t h. Hal ini dicerm inkan dalam usaha pert um buhan ekonom i yang posit if. b. Usaha yang dicerm inkan dalam rencana unt uk m eningkat kan pendapat an per kapit a. c. Usaha unt uk m engadakan perubahan st rukt ur ekonom i. Hal ini sering kali disebut sebagai usaha diversifikasi ekonom i. d. Usaha perluasan kesem pat an kerja. e. Usaha pem binaan lem baga-lem baga ekonom i m asyarakat yang lebih m enunjang kegiat an-kegiat an pem bangunan. f. Usaha secara t erus-m enerus m enjaga st abilit as ekonom i. Dengan m enget ahui t ujuan dan sasaran pem bangunan sert a kekuat an dan kelem ahan yang dim iliki suat u daerah, m aka st rat egi-st rat egi pem bangunan akan m enjadi pedom an bagi pem erint ah daerah at au siapa saja yang akan m elaksanakan kegiat an usaha di daerah yang bersangkut an Iraw an dan Suparm oko, 2002. 2. Pem bangunan Ekonom i Pem bangunan ekonom i pada hakekat nya merupakan upaya m eningkat kan kesejaht eraan m asyarakat m elalui peningkat an dan pem erat aan pendapat an m asyarakat . Pelaksanaan pem bangunan ekonom i didasarkan pada sist em ekonom i kerakyat an dan pengem bangan sekt or unggulan, t erut am a yang banyak m enyerap t enaga kerja dan berorent asi pada ekspor yang didukung dengan peningkat an kem am puan sum ber daya m anusia dan t eknologi unt uk m em perkuat landasan pem bangunan yang berkelanjut an dan m eningkat kan daya saing sert a berorient asi pada globalisasi ekonom i Juoro, 2006. Pem bangunan ekonom i bisa diart ikan sebagai kegiat an-kegiat an yang dilakukan suat u negara unt uk m engem bangkan kegiat an ekonom i dan t araf hidup m asyarakat nya. Dengan adanya pem bat asan di at as, m aka pem bangunan ekonom i pada um um nya didefinisikan sebagai suat u proses yang m enyebabkan pendapat an perkapit a penduduk m eningkat dalam jangka panjang. Dari definisi di at as jelas bahw a pem bangunan ekonom i m em punyai t iga sifat pent ing. Pem bangunan ekonom i m erupakan: a. Suat u proses yang berart i perubahan yang t erjadi t erus-m enerus. b. Usaha yang dilakukan unt uk m eningkat kan pendapat an per kapit a. c. Kenaikan pendapat an perkapit a it u berlangsung t erus-m enerus dalam jangka panjang. Jadi pem bangunan ekonom i harus dipandang sebagai suat u proses agar saling ket erkait an dan saling m em pengaruhi ant ara fakt or-fakt or yang m enghasilkan pem bangunan ekonom i t ersebut dapat dilihat dan dianalisa Arsyad, 1992. Pem bangunan ekonom i juga sering diukur berdasarkan t ingkat kem ajuan st rukt ur produksi dan penyerapan sum ber daya yang diupayakan secara t erencana. Biasanya, peranan sekt or pert anian akan t urun unt uk m em beri kesem pat an bagi t am pilnya sekt or-sekt or m anufakt ur dan jasa-jasa yang selalu diupayakan unt uk berkem bang Todaro, 2000. Usaha-usaha pem bangunan yang sedang giat dilaksanakan oleh negara-negara sedang berkem bang developing count ries di dunia pada um um nya berorient asi kepada bagaim ana m em perbaiki at au m engangkat t ingkat hidup level of living m asyarakat di negara-negara t ersebut agar mereka bisa hidup sepert i masyarakat di negara-negara maju. Pembangunan ekonom i m erupakan salah sat u jaw aban yang seakan-akan m enjadi sem acam kunci keberhasilan suat u negara unt uk m eningkat kan t araf hidup w arga negaranya Suryana, 2000. 3. Pem bangunan Daerah M asalah pokok dalam pem bangunan daerah adalah t erlet ak pada penekanan t erhadap kebijakan-kebijakan pem bangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang besangkut an endogenous developm ent dengan m enggunakan pot ensi sum ber daya m anusia, kelem bagaan, dan sum ber daya fisik secara lokal daerah. Orient asi ini m engarahkan kit a kepada pengam bilan inisiat if yang berasal dari daerah t ersebut dalam proses pem -bangunan unt uk m encipt akan kesem pat an kerja baru dan m erangsang peningkat an kegiat an ekonom i Arsyad, 2004. Set iap daerah m em punyai corak pert um buhan ekonom i yang berbeda dengan daerah lain. Oleh sebab it u perencanaan pem bangunan ekonom i suat u daerah pert am a- t am a perlu m engenali karakt er ekonom i, sosial dan fisik daerah it u sendiri, t erm asuk int eraksinya dengan daerah lain. Dengan dem ikian, t idak ada st rat egi pem bangunan ekonom i daerah yang dapat berlaku unt uk sem ua daerah. Nam un di pihak lain, dalam m enyusun st rat egi pem bangunan ekonom i daerah, baik jangka pendek m aupun jangka panjang, pem aham an m engenai t eori pert um buhan ekonom i w ilayah, yang dirangkum dari kajian t erhadap pola-pola pert um buhan ekonom i dari berbagai w ilayah, m erupakan sat u fakt or yang cukup m enent ukan kualit as rencana pem bangunan ekonom i daerah Darw ant o, 2006. Pembangunan daerah diarahkan untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakarsa dan peran aktif masyarakat serta meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal juga diarahkan untuk lebih mengembangkan dan menyesuaikan laju pertumbuhan antardaerah, antara daerah perkotaan dan daerah pedesaan Suyatno, 2000. Perencanaan pem bangunan daerah dim aksudkan agar sem ua daerah dapat m elaksanakan pem bangunan secara proporsional dan m erat a sesuai dengan pot ensi yang ada di daerah t ersebut . M anfaat perencanaan pem bangunan daerah adalah unt uk pem erat aan pem bangunan at au perluasan dari pusat ke daerah. Bila perencanaan pem bangunan daerah dan pem bangunan daerah berkem bang dengan baik m aka diharapkan bahw a kem andirian daerah dapat t um buh dan berkem bang sendiri m andiri at as dasar kekuat an sendiri. Dengan dem ikian m aka kenaikan pendapat an dan kesejaht eraan m asyarakat di daerah t ersebut t idak t erlalu bergant ung dari pusat t et api relat if cukup didorong dari daerah yang bersangkut an Soekart aw i, 1990. 4. Ot onom i Daerah Ot onom i daerah adalah kew enangan daerah ot onom unt uk m engat ur dan m engurus kepent ingan m asyarakat set em pat berdasarkan aspirasi m asyarakat sesuai dengan perat uran perundang-undangan. Sedangkan daerah ot onom adalah kesat uan m asyarakat hukum yang m em punyai bat as daerah t ert ent u berw enang m engat ur m asyarakat set em pat . Ot onom i daerah t idak dipandang sem at a-m at a sebagai hak dan w ew enang, t et api lebih m erupakan kew ajiban dan t anggung jaw ab, sehingga bagi daerah dit unt ut m engem bangkan dan m eningkat kan Sum ber Daya M anusia SDM , kelem bagaan ket at alaksanaan, birokrat , kelayakan organisasi, dan kecanggihan adm inist rasi Wijaya, 2004. Ot onom i daerah adalah keleluasan daerah unt uk m enyelenggarakan kew enangan pem erint ah di bidang t ert ent u yang dapat t um buh, hidup, berkem bang di suat u daerah. Sedangkan ot onom i yang bert anggung jaw ab adalah berupa perw ujudan pert anggungjaw aban sebagai konsekuensi pem berian hak dan kew enangan t erhadap daerah dalam w ujud t ugas dan kew ajiban yang harus dipikul oleh Daerah dalam m encapai t ujuan pem berian ot onom i, berupa peningkat an pelayanan dan kesejaht eraan yang sem akin baik, pengem bangan kehidupan dem okrasi, keadilan, dan pem erat aan, sert a pem eliharaan hubungan yang serasi ant ara Pusat dan Daerah sert a ant ar -Daerah dalam rangka m enjaga keut uhan Negara Kesat uan Republik Indonesia Deddy dan Dadang, 2004. Pelaksanaan otonomi daerah menuntut tiap daerah agar bisa melakukan optimalisasi semua sumber dayanya. Oleh karena itu tiap daerah harus bisa cermat dalam memberdayakan potensi alam daerah setempat supaya lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah. Daerah memiliki keunggulan tertentu yang berbeda dengan daerah lain sehingga daerah perlu melakukan antisipasi dengan menentukan sektor apa yang menjadi basis ekonomi dan kemungkinan bisa dikembangkan pada masa yang akan datang Suyatno, 2000. Otonomi daerah harus dilihat dalam bingkai yang positif dan akseleratif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menciptakan pelayanan publik yang lebih prima. Kemampuan anggaran masih tetap dinilai sebagai unsur yang sangat essensial tanpa menghilangkan persoalan sumber daya manusia, sehingga langkah-langkah strategis penigkatan pendapatan asli daerah PAD menjadi orientasi dalam pembangunan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Sudantoko, 2003 5. Pem bangunan Pert anian Peran pert anian dalam pem bangunan ekonom i hanya sebagai sum ber t enaga kerja dan bahan-bahan pangan yang m urah unt uk berkem bangnya sekt or indust ri yang berfungsi sebagai unggulan dinam is dalam st rat egi pem bangunan secara keseluruhan Todaro, 2000. Pem bangunan pert anian diart ikan sebagai proses yang dit ujukan unt uk selalu m enam bah produk pert anian unt uk t iap konsum en sekaligus m em pert inggi pendapat an dan produkt ivit as usaha pet ani dengan jalan m enam bah m odal dan skill unt uk m em perbesar cam pur t angan m anusia di dalam perkem bangbiakan t um buhan dan hew an. Penam bahan produksi, pendapat an m aupun produkt ivit as it u berlangsung t erus, sebab apabila t idak, berart i pem bangunan t erhent i Surahm an dan Sut risno, 1997. Pem bangunan pert anian t idak dapat t erlaksana hanya oleh para pet ani sendiri. Pert anian t idak dapat berkem bang m elam paui t ahap subsist en t radisional t anpa adanya perkem bangan yang sesuai pada bidang-bidang kehidupan nasional lainnya dari m asyarakat dim ana pert anian it u dilaksanakan. Unt uk m eningkat kan produkt ivit as pert anian, set iap pet ani sem akin lam a sem akin t ergant ung pada pada sum ber-sum ber dari luar lingkungan. Ada 3 t ahap perkem bangan pem bangunan pert anian. Tahap pert am a adalah pert anian t radisional yang produkt ivit asnya rendah. Tahap kedua adalah penganekaragam an produk pert anian sudah ada yang dijual ke sekt or kom ersial, t et api pem akaian m odal dan t eknologi m asih rendah. Tahap yang ket iga adalah t ahap yang m enggam barkan pert anian m odern yang produkt ivit asnya sangat t inggi yang disebabkan oleh pem akaian m odal dan t eknologi yang t inggi Arsyad, 1992. Pem bangunan pert anian harus m am pu m em anfaat kan dalam m eningkat kan keunggulan sum ber daya w ilayah dan dapat berkelanjut an, m aka kebijaksanaan pem bangunan pert anian harus dirancang dalam perspekt if ekonom i w ilayah. Dalam kebijaksanaan pem bangunan pert anian saat ini secara im plisit dirancang dalam perspekt if ekonom i w ilayah. Hal ini t erlihat jelas dari peran daerah dalam m erencanakan dan m engim plem ent asikan program -program . Pem er int ah Pusat dalam hal ini hanya m erancang pelaksanaan yang bersifat m akro, sedangkan Pem erint ah Daerah m erancang pelaksanaan pencapaian t arget sesuai dengan kondisi w ilayah. Dalam perspekt if kebijakan yang dem ikian, m aka Pem erint ah Daerah benar-benar dit unt ut agar m am pu m elaksanakan kebijakan t ersebut secara m aksim al, unt uk m engelola sum ber daya spesifik lokasi. Sebagai bahan perencanaan diperlukan analisis pot ensi w ilayah baik dalam aspek biofisik maupun sosial ekonom i. Pem anfaat kan pot ensi t ersebut , peran sert a m asyarakat secara part isipat if perlu didorong dan dikem bangkan Sudaryant o et .al. , 2002. 6. Peranan Perkebunan Tanam an perkebunan m em iliki dua pot ensi pasar yait u di dalam dan di luar negeri. Tanam an perkebunan di dalam negeri dapat dikonsum si langsung oleh m asyarakat , diperlukan sebagai bahan baku indust ri. Hal ini m enunjukkan bahw a t anam an perkebunan m em iliki art i ekonom i yang pent ing. Art inya, bila diusahakan secara sungguh-sungguh at au profesional bisa m enjadi suat u bisnis yang m enjadikan keunt ungan besar Rahardi et al., 1993. Pem erint ah secara berangsur m engurangi pet ani yang t idak m em punyai t anah m enjadi pem ilik t anah dalam pem bangunan sub sekt or perkebunan. Pem ilikan lahan secara bert ahap dilakukan dengan program Perkebunan Int i Rakyat PIR. Tujuan dilaksanakannya pem bangunan PIR adalah unt uk m eningkat kan t araf hidup para pet ani at au pengebun dengan jalan pem bukaan arel-areal baru kurang produkt if at as lahan krit is, sert a m enghent ikan perladangan berpindah-pindah. Dengan proyek Perkebunan Int i Rakyat m aka pet ani dapat m enjual kom odit as hasil kebunnya kepada pem erint ah dengan harga pasaran ekspor sert a kualit as kom odit as t erjam in st andart nya Depart em en Penerangan, 1998 Pot ensi sub sekt or perkebunan unt uk dijadikan ekspor di m asa-m asa m endat ang sebenarnya sangat besar. Prasyarat yang diperlukan hanyalah perbaikan dan penyem purnaan iklim usaha dan st rukt ur pasar kom odit as perkebunan dari sekt or hulu sam pai ke hilir. M ust ahil kinerja ekspor akan lebih baik jika kegiat an produksi di sekt or hulu, pola perdagangan dan dist ribusi kom odit as perkebunan dom est ik m asih m engalam i banyak ham bat an Arifin,2001. 7. M et ode Analisis Pot ensi Relat if Perekonom ian Wilayah Penent uan pot ensi relat if perekonom ian suat u w ilayah dapat m enggunakan beberapa m et ode analisis. Adapun m et ode analisis it u diant aranya adalah: a. M et ode Analisis Locat ion Quant ient LQ Locat ion quot ien kuosien lokasi at au disingkat LQ adalah suat u perbandingan t ent ang besarnya peranan suat u sekt or indust ri disuat u daerah t erhadap besarnya peranan sekt or indust ri t ersebut secara nasional. Ada banyak ist ilah yang bisa diperbandingkan, t et api yang um um adalah nilai t am bah t ingkat pendapat an dan jum lah lapangan kerja Tarigan, 2007. M enurut Widodo 2006 dengan analisis Locat ion Quot ient LQ dapat dit ent ukan kapasit as ekspor perekonom ian daerah dan derajat kem andirian suat u sekt or. Dalam analisis LQ, kegiat an ekonom i suat u daerah dibagi m enjadi 2 golongan, yait u: 1. Kegiat an sekt or yang m elayani pasar di daerah it ui sendir m aupun di luar daerah yang bersangkut an. Indust ri sepert i ini dinam akn indust ri basis. 2. Kegiat an sekt or yang m elayani pasar di daerah t ersebut , jenis ini dinam akan indust ri non basis at au indust ri lokal. M et ode Locat ion Quot ient LQ m erupakan perbandingan ant ara pangsa relat if pendapat an t enaga kerja sekt or i pada t ingkat w ilayah t erhadap pendapat an t enaga kerja t ot al w ilayah dengan pangsa relat if pendapat an t enaga kerja sekt or i pada t ingkat nasional t erhadap pendapat an t enaga kerja nasional. Apabila LQ suat u sekt or ≥ 1, m aka sekt or t ersebut m erupakan sekt or basis. Sedangkan bila LQ suat u sekt or 1, m aka sekt or t ersebut m erupakan sekt or non basis. Asum si m et ode LQ iniadalah penduduk di w ilayah yang bersangkut an m em punyai pola perm int aan w ilayah sam a dengan pola perm int aan nasional. Asum si lainnya adalah bahw a perm int aan w ilayah akan sesuat u barang akan dipenuhi t erlebih dahulu oleh produksi w ilayah, kekurangannya diim por dari w ilayah lain Budiharsono, 2005. b. M et ode Analisis Shift Share Analisis Shift Share adalah salah sat u t eknik kuant it at if yang bisa digunakan unt uk m enganalisis perubahan st rukt ur ekonom i daerah relat if t erhadap st rukt ur ekonom i w ilayah adm inist rat if yang lebih t inggi sebagai pem banding at au referensi. Unt uk t ujuan t ersebut analisis ini m enggunakan t iga inform asi dasar yang berhubungan sat u sam a lain, yait u: Pert am a, pert um buhan ekonom i referensi provinsi at au nasional nat ional grow t h effect , yang m enunjukkan bagaim ana pengaruh pert um buhan ekonom i nasional t erhadap perekonom ian daerah. Kedua, pergeseran proporsional proport ional shift , yang m enunjukkan perubahan relat if kinerja suat u sekt or di daerah t ert ent u t erhadap sekt or yang sam a di referensi propinsi at au nasional. Ket iga, Pergeseran diferensial different ial shift yang m em berikan inform asi dalam m enent ukan seberapa jauh daya saing indust ri daerah lokal dengan perekonom ian yang dijadikan referensi W idodo, 2006. M enurut Tarigan 2007 Analisis Shift -Share juga m em bandingkan perbedaan laju pert um buhan berbagai sekt or di daerah dengan ilayah nasional. Akan t et api m et ode ini lebih t ajam dibandingkan dengan m et ode LQ. M et ode LQ t idak m em berikan penjelasan at as fakt or penyebab perubahan sedangkan m et ode shift - share m em perinci penyebab perubahan at as beberapa variabel. Analisis ini m enggunakan pengisolasian beberapa fakt or yang m enyebabkan perubahan st rukt ur indust ri suat u daerah dalam pert um buhannya dari sat u kurun akt u ke kurun akt u berikut nya. Keragam an dalam st rukt ur indust ri m enim bulkan perbedaan per-t um buhan out put produksi dan kesem pat an kerja. Wilayah yang t um buh cepat disebabkan karena st rukt ur indust ri sekt ornya m endukung dalam art i lain sebagian besar sekt ornya m em punyai laju pert um buhan yang cepat . Sedangkan bagi w ilayah yang pert um buhannya lam ban, sebagian besar sekt ornya m em punyai laju pert um buhan lam ban. Unt uk m engident ifikasi sum ber at au kom ponen pert um buhan w ilayah lazim digunakan analisis Shift Share Budiharsono, 2005. c. M et ode Analisis Input -Out put I-O Analisi input -out put analisis m asukan-keluaran adalah suat u analisis at as perekonom ian w ilayah secara kom prehensif karena m elihat ket erakait an ant ar sekt or ekonom i di w ilayah t ersebut secara keseluruhan. Dengan dem ikian, apabila t erjadi perubahan t ingkat produksi at as sekt or t ert ent u, dam paknya t erhadap sekt or lain dapat dilihat . Selain it u, analisis ini juga t erkait dengan t ingkat kem akm uran m asyarakat di w ilayah t ersebut m elalui input prim er nilai t am bah. Art inya, akibat perubahan t ingkat produksi sekt or-sekt or t ersebut , dapat dilihat seberapa besar kem akm uran m asyarakat bert am bah berkurang Tarigan, 2007 Analisis IO dipergunakan unt uk perencanaan ekonom i nasional m aupun regional. M odel IO m em berikan inform asi yang perlu m engenai koefisien st rukt ural berbagai sekt or perekonom ian selam a suat u jangka w akt u at au suat u w akt u t ert ent u yang dapat dipergunakan seopt im al m ungkin m engalokasikan sum berdaya- sum berdaya ekonom i m enuju cit a-cit a yang diinginkan. Selain dapat m enget ahui besarnya ket erkait an ant arsekt or baik ke depan m aupun ke belakang, perencana juga dapat m enget ahui besarnya angka pengganda dari set iap sekt or produksi dalam perekonom ian t ersebut . Angka pengganda yang dihasilkan dari m odel IO m encakup angka pengganda out put , t enaga kerja sert a pendapat an. Dari keduanya angka pengganda dan koefisien ket erkait an ant arsekt or dapat diket ahui sekt or apa yang m enjadi unggulan daerah sert a yang m am pu m em acu pert um buhan ekonom i regional Widodo, 2006. Teknik Input -Out put digunakan unt uk m enelaah ket erkait an ant ar-indust ri dalam upaya unt uk m em aham i kom pleksit as perekonom ian sert a kondisi unt uk m em pert ahankan keseim bangan ant ara penaw aran dan perm int aan. Beberapa penerapan m odel Input -Out put di dalam perencanaan pem bangunan : Arsyad, 2005 a. M odel Input -Out put m em berikan kepada set iap sekt or perekonom ian perkiraan t ent ang t ingkat produksi dan im por yang sesuai sat u sam a lain dan sesuai dengan perkiraan perm int aan akhir. b. Solusi m odel ini m em bant u pengalokasian invest asi yang dibut uhkan unt uk m encapai t ingkat produksi dan m odel ini m em berikan pengujian yang lebih t ajam m engenai cukup t idaknya sum ber invest asi yang t ersedia. c. Kebut uhan akan t enaga kerja t erdidik juga dapat dievaluasi dengan cara yang sam a. d. Dengan adanya penget ahuan t ent ang penggunaan bahan baku im por dan buat an dalam negeri dalam berbagai bidang dalam perekonom ian, analisis t ent ang kebut uhan im por dan kem ungkinan subt it usi m enjadi lebih m udah. e. Sebagai t am bahan t erhadap kebut uhan langsung akan m odal, t enaga kerja, dan im por; kebut uhan t idak langsung pada sekt or-sekt or lain perekonom ian juga dapat diperkirakan. f. M odel Input -Out put secara regional juga dapat dibuat unt uk t ujuan perencanaan, unt uk menjajagi implikasi program pem bangunan w ilayah t ert ent u, at aupun unt uk perekonom ian secara keseluruhan. d. M et ode Analisis Tipologi Klassen Teknik Tipologi Klassen dapat digunakan unt uk m enget ahui gam baran t ent ang pola dan st rukt ur pert um buhan sekt oral daerah. Analisis ini m endasarkan pengelom pokkan suat u sekt or dengan m elihat pert um buhan dan kont ribusi sekt or t ert ent u t erhadap t ot al PDRB Pendapat an Dom est ik Regional Brut o suat u daerah. Dengan m enggunakan analisis Tipologi Klassen, suat u sekt or dapat dikelom pokkan ke dalam 4 kat egori, yait u: sekt or prim a, sekt or pot ensial, sekt or berkem bang, dan sekt or t erbelakang. Penent uan kat egori suat u sekt or ke dalam em pat kat egori di at as didasarkan pada laju pert um buhan kont ribusi sekt oral dan rerat a besar kont ribusi sekt oralnya t erhadap PDRB, sepert i yang dit unjukkan pada Tabel 6. Tabel 6. M at rik Tipologi Klassen Rerat a Kont ribusi Sekt oral Terhadap PDRB Rerat a Laju Pert um buhan Sekt oral Y sekt or Y PDRB Y sekt or Y PDRB r sekt or r PDRB Sekt or Prim a Sekt or Berkembang r sekt or r PDRB Sekt or Pot ensial Sekt or Terbelakang Sum ber : Widodo, 2006 Ket erangan : Y sekt or = nilai kont ribusi sekt or ke i Y PDRB = rat a-rat a PDRB r sekt or = laju pert um buhan sekt or ke i r PDRB = laju pert um buhan PDRB Pengelom pokan kom odit as perkebunan yang didasarkan pada laju pert um buhan dan besarnya kont ribusi di Kabupat en M usi Raw as dapat m enghasilkan suat u st rat egi pengem bangan kom odit as perkebunan dalam jangka pendek, jangka m enengah dan jangka panjang. Hal ini dilakukan agar produkt ivit as hasil perkebunan m eningkat dan pendapat an pet ani kebun juga m eningkat . Unt uk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. M at riks St rat egi Pengembangan Jangka Pendek 1-5th Jangka M enengah 5-10th Jangka Panjang 10-25th - sekt or prim a - sekt or berkem bang m enjadi sekt or prim a - sekt or t erbelakang m enjadi sekt or berkem bang - sekt or berkem bang m enjadi sekt or prim a Sum ber : Widodo, 2006 Tipologi Klassen juga m erupakan salah sat u alat analisis ekonom i regional, yait u alat analisis yang digunakan unt uk m enget ahui gam baran t ent ang pola dan st rukt ur pert um buhan ekonom i suat u daerah. Pada pengert ian ini, Tipologi Klassen dilakukan dengan m em bandingkan pert um buhan ekonom i daerah dengan pert um buhan ekonom i daerah yang m enjadi acuan at au nasional dan m em bandingkan pert um buhan PDRB per kapit a daerah dengan PDRB per kapit a daerah yang m enjadi acuan at au PDRB perkapit a secara nasional Anonim , 2009.

C. Kerangka Teori Pendekatan M asalah