tanda. Semiotika dikategorikan kedalam penelitian interpetatif dan subjektif karena sangat mengandalkan kemampuan peneliti dalam menafsirkan teks
ataupun tanda yang dikaitkan dengan nilai-nilai ideologi, budaya, moral dan spiritual Morissan, 2009: 49.
Selanjutnya peneliti akan menggunakan analisis semiologi Roland Barthes untuk membedah lirik lagu Iwan Fals yang berjudul ‘Ujung Aspal Pondok Gede’.
Pada penelitian ini menggunakan signifikasi dua tahap, pada signifikasi pertama menggunakan makna denotasi, pada tahap kedua menggunakan konotasi dan
mitos. Tahap pertama merupakan hubungan antara penanda dan petanda dalam sebuah tanda dalam realitas eksternal yang disebut denotasi. Sedangkan tahap
kedua, konotasi merupakan gambaran interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan dan emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayanya.
3.2. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti peneliti adalah lagu Iwan Fals yang berjudul “Ujung Aspal Pondok Gede”. Lagu ini dibuat pada akhir Orde Baru tahun 1998 yang
berisi tentang sengketa tanah yang berakibat penggusuran masyarakat kecil. Klip ini telah menjadi hits di kalangan pemuda, klip ini juga bertujuan untuk
menyadarkan mafia tanah serta politikus agar tidak menindas yang lemah karena memang klip ini ditujukan kepada mereka. Dengan klip yang berdurasi lima menit
sepuluh detik, klip ini menceritakan tentang keasrian dusun, keluguan serta ketertindasan dan kesengsaraan masyarakat dusun yang diangkat dari lagu Iwan
Fals. Iwan Fals yang bernama lengkap Vigiawan Listanto adalah penyanyi
beraliran balada dan country yang sering mengkritik pemerintahan. Sehingga dibelakang nama kecilnya Iwan ditambah dengan kata “Fals”, yang berarti
salahkritikan. Karena memang dia sering mengkritik pemerintahan yang baginya menyimpang. Hal ini terbukti karena Iwan Fals pernah ditahan pihak kepolisian
akibat dari makna lagunya. Salah satu lagunya yang diteliti oleh peneliti adalah lagu yang berjudul
“Ujung Aspal Pondok Gede”. Lagu ini terdiri dari tiga paragraf selain refrain. Secara sekilas, ketiga paragraf ini seperti pantun, namun menurut aturan pantun,
lirik lagu ini bukan pantun. Karena lirik demi liriknya bukan bersajak aa aa, atau
Universitas Sumatera Utara
ab ab. Suatu lirik bisa dikatakan pantun bila terdiri dari empat baris per paragraf, dan memiliki sampiran dan isi. Sedangkan lirik lagu “Ujung Aspal Pondok Gede”
setelah dipilah terdiri dari empat sampai delapan baris per paragrafnya, dan tidak bersajak aa aa, ataupun ab ab. Maka lirik lagu Ujung Aspal Pondok Gede
bukanlah puisi karena setiap paragraf tidak terdapat isi dan sampiran. Setiap barisnya merupakan isi.
Lagu “Ujung Aspal Pondok Gede” mengangkat konsep budaya Indonesia, lagu yang diciptakan Iwan Fals yang ditujukan terhadap mafia tanah dan politikus
mengajak, memohon petinggi negeri ini agar tidak berbuat sewenang ataupun bebas korupsi, kolusi dan nepotisme KKN adalah salah satu yang telah menjadi
budaya buruk para petinggi. Pendengar juga diajak agar lebih berwaspada terhadap harta milik masyarakat agar nantinya tidak ada mafia yang mengklaim
hak masyarakat sebagai hak mereka agar tidak ada yang katanya penggusuran dari tanah nenek moyang. Budaya buruk masyarakat Indonesia inilah yang menjadi
konsep dasar Iwan Fals menciptakan lagu kritikan, karena budaya tersebut dianggap menyiksa dan tidak berpihak terhadap masyarakat kecil. Iwan Fals
berusaha untuk menyadarkan masyarakat di Indonesia ini pada umumnya lewat lagunya, sehingga negara ini bebas dari unsur KKN, dan kelak dapat
menyejahterakan masyarakat kecil nantinya. 3.3. Unit Analisis Level
Penelitian ini mengambil unit analisis berupa lirik lagu dalam klip lagu Iwan Fals yang berjudul “Ujung Aspal Pondok Gede”. Lirik lagu yang ada di
dalam lagu “Ujung Aspal Pondok Gede” sebanyak tiga paragraf selain refrain, yang menceritakan keserakahan politikus, aktivitas dan ketertindasan masyarakat
kecil pada saat itu. Untuk mempermudah peneliti dalam hal memaknai lagu ini, maka peneliti
akan memaknai lagu ini baris demi baris agar hasi penelitian ini lebih tepat sasaran. Hal yang dilakukan selanjutnya dengan meneliti lirik lagu “Ujung Aspal
Pondok Gede” dengan menggunakan pendekatan semiologi Roland Barthes dalam level tanda, denotasi, konotasi dan mitos. Hal ini dilakukan untuk melihat
representasi kehidupan masyarakat Indonesia di dalam lirik lagu Iwan Fals yang berjudul “Ujung Aspal Pondok Gede”.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3 Unit dan Level Analisis
UNIT ANALISIS LEVEL ANALISIS
PETANDA DENOTASI
KONOTASI MITOS
PENANADA TANDA
3.4. Metode Pengumpulan Data