Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pendapatan Asli Daerah Lainnya

76 Tabel 4.1 anggaran pendapatan pemerintah daerah Kabupaten Batu Bara 2013 Jenis Pendapatan Jumlah PENDAPATAN DAERAH 1. Pendapatan Asli Daerah

1.1 Pajak Daerah

1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame 5. Pajak Penerangan 6. Pajak pengambilan Bahan Galian Golongan C 7. Pajak Parkir 8. Pajak Air Bawah Tanah 9. Pajak Sarang Burung Walet 10. Pajak Lingkungan 11. Lainnya BPHATB

1.2 Retribusi Daerah

1. Pelayanan Kesehatan 2. Pelayanan persampahanKebersihan 3. Penggantian Biaya KTP dan Akte Capil 4. Pelayanan Parkir di Tepi Jalan 5. Pelayanan Pasar 6. Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran 7. Pelayanan Pendidikan 8. Pelayanan Tera 9. Pengendalian Menara Telekomunikasi 10. Pemakaian Kekayaan Daerah 11. Pasar GrosirPertokoan 12. Terminal 13. Rumah Potong Hewan 14. Tempat Rekreasi dan Olahraga 15. Penjualan Produksi Usaha 16. Lainnya 17. Izin Mendirikan Bangunan 18. Izin GangguanKeamanan 19. Izin Trayek 20. Izin Usaha Perikanan

1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

1. Bagian Laba Atas Penyertaan Modal

1.4 Pendapatan Asli Daerah Lainnya

1. Penerimaan Jasa Giro 2. Lainnya 2. Dana Perimbangan 2.1 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 1. Bagi Hasil Pajak 833.815.478.587 35.362.443.500 15.338.743.500 11.925.000 1.139.043.500 11.900.000 200.000.000 7.980.000.000 182.750.000 7.875.000 400.000.000 5.250.000 5.000.000.000 400.000.000 6.023.700.000 3.600.000.000 50.000.000 500.000.000 100.000.000 145.200.000 14.000.000 - - 300.000.000 80.000.000 - 72.000.000 5.500.000 30.000.000 4.000.000 50.000.000 710.000.000 335.000.000 8.000.000 20.000.000 - - 14.000.000.000 4.000.000.000 10.000.000.000 586.798.144.635 26.885.402.635 Universitas Sumatera Utara 77 2. Bagi Hasil Pajak dari Sumber Daya Alam 2.2 Dana Alokasi Umum DAU 2.3 Dana Alokasi Khusus 1. Dana Alokasi Khusus Reboisasi 2. Dana Alokasi Khusus Non Reboisasi

3. Pendapatan Lain – Lain

1. Pendapatan Hibah 2. Dana Darurat 3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Lainnya. 25.996.213.547 919.189.088 517.734.102.000 42.178.640.000 - 42.178.640.000 211.654.890.452 - - 14.877.831.780 70.032.054.672 126.745.004.000 Sumber : Dinas Pendapatan Kabupaten Batu Bara Berdasarkan tabel diatas, dapat menjelaskan bahwa pada Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Batu Bara Tahun 2013 mencapai 838,8 miliar rupiah sedangkan pendapatan daerahnya mencapai 833,8 miliar. Ini menjelaskan bahwa realisasi Anggaran Belanja Daerah sesuai dengan pendapatan daerah yang diperoleh pada tahun 2013. Dan persentase pendapatan Kabupaten Batu Bara meningkat setiap tahunnya jika dilihat dari tabel realisasi pendapatan Kabupaten Batu Bara mulai dari Tahun 2007 – 2009.

B. Produk Domestik Regional Bruto PDRB

Produk Domestik Regional Bruto merupakan produksi yang dihasilkan oleh suatu masyarakat dalam kurun waktu 1 tahun yang berada di daerah atau regional tertentu. Produk Domestik Regional Bruto sebagai salah satu indikator ekonomi memuat berbagai instrumen ekonomi yang didalamnya terlihat dengan jelas keadaan makro ekonomi suatu daerah dengan pertumbuhan ekonominya, pendapatan per kapita dan berbagai instrumen lainnya. Dimana dengan adanya data-data tersebut akan sangat membantu pengambil kebijakan dalam perencanaan dan evaluasi sehingga pembangunan tidak akan salah arah. Angka Produk Universitas Sumatera Utara 78 Domestik Regional Bruto sangat dibutuhkan dan perlu disajikan, karena selain dapat dipakai sebagai bahan analisa perencanaan pembangunan juga merupakan barometer untuk mengukur hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan. Tabel 4.2 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Batu Bara Tahun 2009 - 2013 Lapang Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik, gas, dan air bersih Bangunan Perdagangan, hotel, dan restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, real estat, dan jasa perusahaan Jasa – jasa 15,44 0,11 53,54 0,69 1,59 22,95 2,72 1,21 1,75 15,51 0,11 53,57 0,68 1,61 22,76 2,72 1,20 1,83 15,37 0,12 53,55 0,67 1,66 22,72 2,83 1,18 1,91 15,44 0,11 53,86 0,67 1,71 22,20 2,85 1,21 1,95 15,49 0,11 53,63 0,69 1,75 22,05 2,97 1,24 2,07 Pertumbuhan Ekonomi 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Batu Bara Pada tahun 2013 PDRB Kabupaten Batu Bara atas dasar harga berlaku adhb mencapai 22,419 triliun rupiah. Sektor usaha yang paling memberikan peranan terbesar terhadap total PDRB adalah sektor industry pengolahan 53,63 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran 22,05 persen dan sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan 15,49 persen. Pada tahun 2008 PDRB Batu Bara atas dasar harga berlaku adhb Universitas Sumatera Utara 79 mencapai 13.202 triliun rupiah. Sektor usaha yang memberikan peranan terbesar terhadap total PDRB adalah sektor industri 53,14 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor perdagangan 23,54 persen dan sektor pertanian 15,30 persen. Sedangkan sektor-sektor lainnya total kontribusinya hanya sebesar 8,01 persen. Sedangkan berdasarkan harga konstan adhk tahun 2000, PDRB Kabupaten Batu Bara pada tahun 2008 mencapai 6.782 triliun rupiah. Pada tahun yang sama pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batu Bara mencapai 4,55 persen dengan pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor jasa-jasa 6,97 persen. Pada tahun yang sama pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batu Bara mencapai 3,35 persen dengan pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor keuangan, real estat, dan jasa perusahaan 7,08 persen.

C. Tingkat Kemiskinan

Kemiskinan merupakan salah satu tolak ukur dari keberhasilan suatu daerah. Daerah dapat dikatakan sejahtera jika tingkat kemiskinan masyarakatnya rendah bahkan lebih tinggi pendapatan daerahnya. Pemekaran wilayah yang dilakukan pemerintah daerah Kabupaten Batu Bara harus bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat dan membuat tingkat kemiskinannya rendah. Berikut keterangan mengenai kemiskinan Kabupaten Batu Bara : Universitas Sumatera Utara 80 Tabel 4.3 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kabupaten Batu Bara Tahun 2008 – 2012 Tahun Garis Kemiskinan Penduduk Miskin Jumlah Persentase 2008 189.522 51,67 13,64 2009 232.538 49,50 12,87 2010 253.846 46,00 12,29 2011 277.434 44,34 11,67 2012 303.214 43,00 11,24 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Batu Bara Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah penduduk miskin di Kabupaten Batu Bara mengalami perubahan dari setiap tahunnya baik secara absolute maupun secara persentase. Dimana pada tahun 2008 penduduk miskin 13,64 persen, tahun 2009 penduduk miskin 12,87 persen, tahun 2010 penduduk miskin 12,29 persen, 2011 sebesar 11,67 persen kemudian tahun 2012 penduduk miskin sebesar 11,24 persen. Jumlah keluarga Pra Sejahtera di Kabupaten Batu Bara pada tahun 2013 sebesar 11.394 keluarga. Keluarga Pra Sejahtera yang paling banyak berasal dari Kecamatan Tanjung Tiram sebaanyak 3.566 keluarga, kemudian diikuti Kecamatan Lima Puluh 2.927 keluarga.

4.1.2.2 Aspek Infrastruktur

Keberhasilan pembangunan dapat diukur dari ketersediaan dan kecukupan serta kemampuan sarana dan prasarana yang mempunyai peranan Universitas Sumatera Utara 81 penting terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Infrastruktur yang dimaksud merujuk pada sistem fisik dan juga terkait dengan potensi daerah dari Kabupaten Batu Bara yang menjadi ukuran keberhasilan dalam pemekaran daerah ini. Aspek itu meliputi transportasi, komunikasi, pariwisata, pertanian, perkebunan dan industri.

A. Transportasi

Jalan merupakan sarana yang sangat penting memperlancar dan mendorong roda perekonomian. Sarana jalan yang baik dapat meningkatkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lainnya. Berikut data mengenai transportasi Kabupaten Batu Bara : Tabel 4.4 Banyaknya Kendaraan Kabupaten Batu Bara Tahun 2009 – 2013 Tahun Sepeda Motor Angkutan Umum Mikro Bus Truk Alat Berat Jumlah 2009 580 23 1 18 - 622 2010 1.904 88 7 64 - 2.063 2011 15.423 718 43 454 18 16.656 2012 17.786 992 46 605 24 19.453 2013 17.671 1.167 25 596 24 19.483 Sumber : UPT Dinas Pendapatan Provinsi Sumatera Utara, Lima Puluh Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa jumlah transportasi terbanyak di Kabupaten Batu Bara pada tahun 2013 sebanyak 19.483. Dari data diatas, jumlah sepeda motor terbanyak pada tahun 2012 yaitu 17.786, angkutan umum terbanyak pada tahun 2013 yaitu 1.167, mikro bus terbanyak pada tahun 2012 Universitas Sumatera Utara 82 yaitu 46, truk terbanyak pada tahun 2012 yaitu 605 dan alat berat terbanyak pada tahun 2012 dan 2013 yaitu 24. Panjang jalan di seluruh Kabupaten Batu Bara pada tahun 2013 mencapai 700,137 km yang terbagi atas jalan negara 73,0 km, jalan provinsi 20,1 km, dan jalan kabupaten 607,037 km. Kondisi jalan di Kabupaten Batu Bara pada tahun 2013 sebagian besar sudah dalam tingkat sedang 273,8 km. Hal ini disebabkan karena adanya perbaikan di beberapa ruas jalan terutama jalan kabupaten. Lima puluh, ibukota Kabupaten Batu Baramerupakan jalur lalu lintas kereta api Medan – Tanjung Balai dan Medan – Rantau Prapat. Pada tahun 2013 terdapat 3 stasiun kereta api di wilayah Kabupaten Batu Bara.

B. Komunikasi

Di era globalisasi ini peranan sektor pos dan telekomunikasi sangatlah penting. Kemajuan teknologi telekomunikasi akan meningkatkan arus informasi sehingga arus berita, informasi dan data berjalan lancar. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk memperlancar pelayanan dengan semakin meningkatnya permintaan akan jasa pos. Salah satunya dengan memperbanyak jumlah kantor pelayanan pos. Universitas Sumatera Utara 83 Tabel 4.5 Produksi Pos Menurut Jenisnya di Kabupaten Batu Bara Tahun 2009 – 2013 Jenis Pos Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 Surat Pos 1. Dalam Negeri Biasa Tercatat Kilat Biasa Kilat Khusus Kilat Tercatat Faksimili

2. Luar Negeri

Biasa Tercatat Paket Pos 1. Dalam Negeri 2. Luar Negeri Wesel Pos 1. Dikirim 2. Dibayar Lembar Lembar Lembar Lembar Lembar Lembar Lembar Lembar Kg Kg Juta Rupiah Juta Rupiah 64. 857 388 2.335 64.507 6 - 45 392 6.555 199 5.665 19.646 88.907 428 1.523 40.145 2 - 50 418 5.678 95 7.400 23.876 22.457 305 982 45.324 - - 61 439 9.157 169 10.371 26.465 5.905 - 990 68.279 - - 55 445 9.004 155 10.050 25.465 7.142 - 1.023 74.486 - - 114 472 12.114 185 11.023 28.672 Sumber : PT Pos Indonesia Persero Kantor Pos Kisaran Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa kegiatan produksi pos di Kabupaten Batu Bara tidak tetap. Ada jenis pos yang meningkat dan ada yang menurun pada tahun tertentu.

C. Pariwisata

Kabupaten Batu Bara merupakan wilayah yang berbatasan dengan Selat Malaka sehingga menjadikan Kabupaten ini mempunyai banyak tempat yang dijadikan sebagai tempat pariwisata. Sektor pariwisata yang dikelola dan dikembangkan dengan baik oleh pemerintah daerah akan menjadi sumber pendapatan sendiri untuk Kabupaten Batu Bara. Wilayah Kabupaten Batu Bara memiliki 8 kawasan wisata, yaitu : 1. Pantai Kuala Sipore di Kecamatan Medang Deras 2. Pantai Kubah Padang di Kecamatan Tanjung Tiram Universitas Sumatera Utara 84 3. Pantai Beting Bogak di Kecamatan Tanjung Tiram 4. Istana Lima Laras di Kecamatan Lima Puluh 5. Perupuk di Kecamatan Lima Puluh 6. Danau Laut Tador di Kecamatan Air Putih 7. Pantai Pasir Putih di Kecamatan Air Putih 8. Pulau Pandang dan Pulau Salah Nama di Kecamatan Tanjung Tiram

D. Pertanian

Tanaman pangan diwilayah Kabupaten Batu Bara adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau. Adapun hasil produksi tanaman pangan adalah sebgai berikut : Tabel 4.6 Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Batu Bara Tahun 2009 – 2013 Tanaman Pangan 2009 2010 2011 2012 2013 Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Kacang Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau 7.554 24.694 1.537 135,1 125,5 144,7 3.885 25.048,7 672 351,2 66,9 50,9 8.139 63.159 1.015 89 47 30 43.104 104.975 1.536 89 92 65 743 211.180 548 193 34 25 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Batu Bara Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa ubi kayu merupakan tanaman pangan yang paling banyak di produksi Kabupaten Batu Bara terlihat pada tahun 2009 24.694 ton, tahun 2010 25.048,7 ton, tahun 2011 63.159 ton, tahun 2012 104.975 ton dan tahun 2013 211.180 ton. Seluruh jenis tanaman Universitas Sumatera Utara 85 mengalami penurunan pada tahun 2012 kecuali kacang kedelai yang setiap tahun juga mengalami peningkatan.

D. Perkebunan

Kabupaten Batu Bara merupakan salah satu sentra perkebunan di Sumatera Utara. Hasil perkebunan di wilayah Kabupaten Batu Bara terdiri dari hasil perusahaan perkebunan dan hasil perkebunan rakyat. Komoditi penting yang dihasilkan perkebunan di Kabupaten Batu Bara adalah karet, kelapa sawit, kelapa, coklat, dan pinang. Selain perkebunan yang dikelola oleh rakyat, Batu Bara juga merupakan sentra perkebunan yang dikelola oleh swasta dan BUMN PNPPTP. Komoditas yang diusahakan antara lain karet dan kelapa sawit. Tabel 4.7 Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Batu Bara Tahun 2009 – 2013 Jenis Tanaman 2009 2010 2011 2012 2013 Karet Kelapa Sawit Kelapa Coklat Kopi Aren Pinang 117,30 70.792,75 5.210,10 1.627,10 - - 10,82 240,50 10.747,50 7.262,50 806,00 - - 26,00 147,90 165.875,00 21.021,00 1.731,16 - - 32,65 485 174.197 47.051 1.797 - - 148 485,00 174.197,00 47.051,00 1.797,00 - - 148,00 Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Batu Bara Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa produksi tanaman perkebunan rakyat yang paling menghasilkan lebih banyak adalah kelapa sawit. Dan produksi kelapa sawit meningkat per tahunnya. Universitas Sumatera Utara 86

E. Industri

Industri yang berkembang di wilayah Kabupaten Batu Bara ini termasuk industri berskala nasional, yaitu PT. Inalum yang memproduksi aluminium. Selain itu di wilayah Batu Bara terkenal akan industri kerajinan tenunan songket yang disebut Songket Batu Bara. Tabel 4.8 Banyaknya Perusahaan Industri BesarSedang Menurut Kecamatan di Kabupaten Batu Bara Tahun 2009 – 2013 Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013 Sei Balai 1 1 1 1 1 TanjungTiram 12 11 9 - - Talawi 8 7 6 4 4 Lima Puluh 7 7 5 5 5 Air Putih 9 8 5 3 3 Sei Suka 12 12 9 7 7 Medang Deras 4 3 3 1 1 Batu Bara 53 49 38 21 21 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Batu Bara Berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa jumlah perusahaan industri besarsedang di Kabupaten Batu Bara berkurang setiap tahunnya. Dan pada tahun 2013 jumlah perusahaan industri besarsedang sebanyak 21 perusahaan. Namun untuk perusahaan industri kecilkerajinan rumah jumlahnya meningkat setiap per tahun. Tahun 2009 sebanyak 614 perusahaan, tahun 2010 sebanyak 654 perusahaan, tahun 2011 sebanyak 700 perusahaan, tahun 2012 sebanyak 732 perusahaan dan tahun 2013 sebnayak 740 perusahaan. Universitas Sumatera Utara 87

4.1.2.3 Aspek Sosial

Keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan dari segi sosial dapat dilihat dalam sektor pendidikan dan kesehatan. Berikut data tentang pendidikan dan kesehatan Kabupaten Batu Bara :

A. Pendidikan

Keberhasilan suatu daerah didasari dari segi pendidikannya. Karena pendidikan merupakan dasar generasi untuk mendapatkan pengetahuan yang baik dan mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya. Penyediaan sarana fisik pendidikan dan jumlah tenaga guru yang memadai merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan partisipasi sekolah dan dan kualitas pendidikan. Tabel 4.9 Fasilitas Pendidikan Umum Kabupaten Batu Bara Jenis Pendidikan Jumlah TK 79 SD 238 SMP 50 SMA 22 SMK 15 Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa terdapat 79 buah TK dengan jumlah murid 2.245 orang dan gurun sebanyak 254 orang. Terdapat 238 SD dengan jumlah murid 52.325 orang guru sebanyak 3.079 orang. Terdapat 50 SMP dengan jumlah murid 15.866 orang dan guru sebanyak 909 orang. Terdapat 22 Universitas Sumatera Utara 88 SMA dengan jumlah murid 6.559 orang dan guru sebanyak 558. Dan terdapat 15 buah SMK dengan jumlah murid 5.332 orang dan guru sebanyak 416 orang.

B. Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan tersedianya sara dan prasarana kesehatan yang memadai sangat membantu dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Berikut jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Batu Bara : Tabel 4.10 Jumlah Fasilitas Kesehatan di kabupaten Batu Bara Tahun 2009 – 2013 Jenis Fasilitas 2009 2010 2011 2012 2013 Rumah Sakit 1 1 1 1 2 Rumah Bersalin - 9 12 12 2 Puskesmas 9 11 12 13 13 Posyandu 498 498 496 496 512 KlinikBalai Kesehatan 13 23 36 36 90 Polindes 17 31 33 33 6 Sumber : Dinas Kesehatan kabupaten Batu Bara Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa di Kabupaten Batu Bara terdapat 2 dua buah rumah sakit yaitu RSUD Batu Bara di Kecamatan Lima Puluh dan RSU Swasta milik PT Inalum di Kecamatan Sei Suka. Sedangkan puskesamas yang ada berjumla 13 buah, posyandu sebanyak 512 buah, klinik sebanyak 90 buah, dan polindes sebanyak 6 buah. Universitas Sumatera Utara 89

4.2 Pembahasan

Pada pembahasan peneliti akan menganalisis dan membahas data – data yang telah disajikan baik data yang diperoleh secara wawancara dan observasi juga data – data sekunder. Sesuai dengan konfirmasi dengan berbagai kalangan masyarakat yang ada di wilayah Kabupaten Batu Bara sangat mendukung pemekaran Kabupaten Asahan menjadi Kabupaten Asahan dan Kabupaten Batu Bara melalui surat dukungan serta keikut sertaan masyarakat dalam upaya pemekaran daerah ini. Selanjutnya dengan memperhatikan aspirsai masyarakat yang dituangkan dalam Keputusan DPRD Kabupaten Asahan No. 23KDPRD2005 tentang persetujuan Pemekaran Wilayah Kabupaten Asahan untuk Pembentukan Kabupaten Batu Bara dan Keputusan DPRD Kabupaten Asahan No.25KDPRD2005 tanggal 4 Agustus 2005 tentang Kesanggupan Dukungan Dana kepada Pemerintah Kabupaten Baru Hasil Pemekaran Kabupaten Asahan dan Keputusan DPRD Provinsi Sumatera Utara No.11K2005 tanggal 18 Oktober 2005 tentang Persetujuan Terhadap Rencana Pemekaran Kabupaten Batu Bara di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan hal tersebut pemerintah telah melakukan kajian mengenai kelayakan pembentukan daerah dan kesimpulannya pemerintah perlu membentu Kabupaten Batu Bara. Pemekaran wilayah adalah suatu proses membagi satu daerah administratif daerah otonom menjadi dua atau lebih daerah otonom baru berdasarkan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah hasil amandemen Universitas Sumatera Utara 90 Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan landasan pelaksanaannya didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 129 tahun 2000. Analisis evaluasi dampak kebijakan pemekaran wilayah Kabupaten Batu Bara dalam penelitian ini didasarkan pada beberapa indikator evaluasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang “Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah”. Dalam melakukan penelitian di lapangan, penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam kepada sejumlah instansi yang terkait dalam indikator evaluasi pemekaran wilayah serta didukung dengan data – data sekunder yang diperoleh. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan, Bapak Ruzan Siswa Yudha mengenai percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah menjelaskan bahwa untuk pembangunan infrastruktur dasar daerah seperti sekolah, kantor pemerintahan daerah, rumah sakit, puskesmas, jalan, dan irigasi terus dilakukan pembangunan dan perbaikan seperti sekarang ada proses perbaikan sejumlah ruas jalan terutama jalan kabupaten. Walaupun pada beberapa target belum mencapai tujuan dari target yang telah dibuat karena ada faktor yang menjadi kendala seperti faktor tenaga kerja, biaya pembangunan dan perbaikan kurang dari anggaran, dan potensi daerah belum digali secara maksimal. Sarana pendidikan sekolah juga merupakan sekolah layak pakai, dan sarana kesehatan seperti Rumah Sakit Umum Daerah juga fasilitasnya mulai dilengkapi. Dapat disimpulkan bahwa percepatan pembangunan perekonomian daerah di Kabupaten Batu Bara sangat cepat. Hal itu bisa dilihat dari sejak pembentukan Kabupaten Batu Bara pada tahun 2007 hingga Universitas Sumatera Utara 91 saat ini kurang lebih 7 tahun menjadi daerah otonom infrastuktur dasar daerah Kabupaten Batu Bara sudah lebih baik. Selanjutnya mengenai indikator pelayanan kepada masyarakat yang bersumber dari Kepala Seksi Perizinan dan Non Perizinan Kabupaten Batu Bara, Bapak Aswin disimpulkan bahwa menjadi daerah otonom dan mengurus daerahnya sendiri sudah seharusnya bagi pemerintah daerah mampu memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakatnya. Setelah memisahkan diri Kabupaten Asahan menjadi Kabupaten Batu Bara pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih mudah. Hal itu dibuktikan dari kemudahan masyarakat saat membuat izin usaha atau mendirikan bangunan. Karena sebelum pemekaran, banyak kendala bagi masyarakat untuk mengurus izin seperti masyarakat membutuhkan waktu yang lama untuk ke kantor pelayanan dan perizinan karena jaraknya yang jauh. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Batu Bara, Bapak Luthfi Solihin Sirait,S.STP, M.AP mengenai pengelolahan potensi daerah dijelaskan bahwa untuk Pendapatan Asli Daerah PAD Kabupaten Batu Bara meningkat per tahunnya. Sumber pendapatan yang paling besar dari pajak daerah dan retribusi daerah. Untuk PDRB Kabupaten Batu Bara juga mengalami peningkatan seperti tahun 2013 juga lebih besar dari tahun 2012. Pendapatan daerah yang besar akan memberikan pengaruh yang besar juga bagi percepatan pertumbuhan pembangunan daerah. Sehingga pendapatan menjadi salah satu sumber terpenting yang harus dikembangkan oleh suatu daerah. Universitas Sumatera Utara 92 Selanjutnya wawancara dengan masyarakat mengenai pertumbuhan kehidupan demokrasi Kabupaten Batu Bara setelah pemekaran dijelaskan bahwa masyarakat bisa menggunakan haknya jika ada hal yang perlu disampaikan kepada perintah daerah. Untuk pemerataan dan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Batu Bara berada dititik sedang artinya kadang pemerintah daerah tidak transparan dalam menjalankan tugasnya, kadang ada pemungutan biaya diluar prosedur dan pemerintah daerah sifatnya lebih mengutamakan sanak saudara untuk diberikan bantuan dari pusat. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara mengenai indikator evaluasi dampak kebijakan pemekaran wilayah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 yang indikatornya adalah sebagai berikut :. e. Percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah. f. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat. g. Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi. h. Percepatan pengelolahan potensi daerah. Dapat disimpulkan bahwa pemekaran wilayah di Kabupaten Batu Bara hasilnya cukup baik. Ada beberapa indikator yang perkembangannya sangat cepat tetapi ada juga yang tidak. Artinya pemerintah daerah Kabupaten Batu Bara harus lebih meningkatkan lagi kinerja sebagai perangkat daerah agar tujuan pemekaran kabupaten ini bisa tercapai dengan mengutamakan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan pertumbuhan pembangunan kabupaten. Ukuran dari keberhasilan suatu daerah dalam mengembangkan daerahnya dilihat juga dari beberapa aspek seperti aspek ekonomi, aspek infrastruktur dan Universitas Sumatera Utara 93 potensi daerah dan aspek sosial. Pada aspek ekonomi bisa ditinjau dari pendapatan nasional, PDRB, dan kemiskinan. Posisi keuangan merupakan hal yang sangat penting terutama jika dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi daerah. Artinya, keberhasilan dari otonomi daerah itu tidak terlepas dari kemampuan daerah dalam bidang keuangan termasuk Pendapatan Asli Daerah. Sekalipun kebutuhan dari suatu daerah kabupaten dibiaya sendiri dari PAD kabupaten tersebut melainkan ada juga subsidi dari pemerintah pusat dan provinsi dan penerimaan yang sah lainnya. Pendapatan nasional dan PDRB Kabupaten Batu Bara meningkat per tahunnya. Pada tahun 2013 pendapatan Kabupaten Batu Bara mencapai 833,8 miliar rupiah namun jika dilihat dengan jumlah penduduk 375.885 jiwa, pendapatan Kabupaten Batu Bara masih perlu ditingkatkan lagi karena Kabupaten Batu Bara mempunyai sumber pendapatan yang masih bisa dikelola dan dikembangkan dengan baik. Namun, tanpa kebijakan pengelolaan dan kebijakan hokum yang jelas, maka tidak menutup kemungkin pendapatan dari pajak daerah, retribusi daerah dan sumber lainnya akan semakin memburuk. Secara keseluruhan aspek ekonomi Kabupaten Batu Bara sangat baik. Kebijakan pemekaran wilayah membuat kabupaten ini mampu mengelola dan mengembangkan pada sektor ekonominya dengan baik. Hal itu dibuktikan dengan peningkatan pendapatan nasional dan PDRB Kabupaten Batu Bara serta menurunnya jumlah penduduk miskin. Analisis terhadap aspek infrastruktur dan potensi daerah pada evaluasi dampak kebijakan pemekaran wilayah di Kabupaten Batu Bara ditinjau dari transportasi, komunikasi, pariwisata, pertanian, perkebunan dan industri. Universitas Sumatera Utara 94 Kebijakan pemekaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Batu Bara menunjukkan bahwa daerah ini bisa mengelola potensi daerahnya dengan baik. Sejak menjadi daerah otonom, banyak potensi daerah yang terus dikembangkan. Infrastruktur yang menjadi dasar penunjang keberhasilan suatu daerah juga telah dilakukan seperti perbaikan diberbagai ruas jalan, rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas cukup lengkap, sektor pariwisata yang semakin banyak dikembangkan, serta sektor industri seperti tenun songket batu bara dan juga pabrik aluminium yang dikelola oleh PT Inalum dan berkembang hingga internasional. Namun tidak sedikit juga masyrakat yang mengeluh dengan pemerintah daerah karyang tidak merata pembangunan jalannya. Perbaikan dan pembangunan jalan dilakukan disekitar jalan kabupaten dan jalan besar daerah tetapi pada daerah yang di pedalaman tidak diperbaiki. Masih banyak yang perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Batu Bara untuk mensejahterakan masyarakatnya. Selanjutnya adalah aspek sosial yang ditinjau dari pendidikan dan kesehatan. Kabupaten Batu Bara memiliki sarana pendidikan dan kesehatan yang layak digunakan. Sejak pemekaran hingga saat ini ada sekitar 404 sekolah terdiri dari TK,SD,SMP,SMA, dan SMK. Perbaikan pada sejumlah sekolah dilakukan untuk membuat sarana pendidikan ini layak digunakan. Karena pendidikan merupakan dasar keberhasilan suatu daerah. Jika sara pendidikannya bagus maka akan menhasilkan generasi yang bagus. Saran kesehatan pun juga sangat diperhatikan. Kabupaten Batu Bara mempunyai satu rumah sakit umum daerah dan satu rumah sakit milik swasta. Universitas Sumatera Utara 95 Berdasarkan indikator evaluasi dampak kebijakan pemekaran wilayah di Kabupaten Batu Bara menurut Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang “Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah” bahwa kebijakan menjadi daerah otonom oleh Kabupaten Batu Bara memberikan dampak yang sangat baik untuk daerah itu sendiri. Banyak perkembangan pada beberapa sektor di Kabupaten Batu Bara. Keseluruhan indikator dari evaluasi pemekaran wilayah mengalami perubahan secara signifikan walaupun tidak semua. Pemerintah daerah harus lebih mampu untuk mengelola potensi daerah yang ada untuk menjadi daerah yang maju dan sejahtera. Universitas Sumatera Utara 96

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan sebelumnya, maka penulis membuat kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan di Kabupaten Batu Bara, yakni tentang “evaluasi dampak kebijakan pemekaran wilayah di Kabupaten Batu Bara” yakni : 1. Kebijakan pemekaran wilayah di Kabupaten Batu Bara memberikan dampak secara signifikan pada beberapa sektor. Banyak perubahan pembangunan daerah yang terjadi di Kabupaten Batu Bara seperti pada sektor ekonomi yang terus meningkat per tahunnya yang diikuti dengan menurunnya angka kemiskinan, sektor infrastruktur juga mengalami pengembangan dengan baik seperti infrastruktur dasar yang telah dibangun misalnya jalan, rumah sakit, sekolah, kantor dan lain – lain termasuk sektor sosial yang juga membaik. 2. Tidak sedikit masyarakat yang mengeluh kepada pemerintah daerah yang tidak merata pada pembangunan infrastruktur dasar seperti pembangunan dan perbaikan jalan. Jalan di daerah pedalaman kurang diperhatikan. Pembagian bantuan dari pemerintah pusat juga sering tidak dibagi sesuai dengan orang yang membutuhkan. 3. Indikator – indikator evaluasi pemekaran wilayah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000 tentang “Persyaratan Pembentukan Universitas Sumatera Utara