Idiom Pemakaian Gaya Bahasa Figuratif Khususnya Idiom, Arti Kiasan, Konotasi,

98 Jawa. Meskipun Andrea Hirata sebagai penulis merupakan orang Belitong asli, namun ia telah mengenyam pendidikan di luar Belitong selama bertahun- tahun sehingga tidak heran bila ia menguasai banyak leksikon bahasa Jawa. Ia kolaborasikan pemakaian leksikon bahasa Jawa dalam deskripsi ceritanya sehingga demikian memikat dan dapat mencerminkan nuansa kejawaan.

C. Pemakaian Gaya Bahasa Figuratif Khususnya Idiom, Arti Kiasan, Konotasi,

Metafora, Metonimia, Simile, Personifikasi, dan Hiperbola, yang Terdapat dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata Sebuah karya sastra terutama novel pasti banyak ditemukan penggunaan bahasa figuratif. Hal itu tak terlepas dari fungsi bahasa figuratif itu sendiri yaitu sebagai sarana retorika yang mampu menghidupkan lukisan dan menyegarkan pengungkapan. Jelasnya dengan penggunaan bahasa figuratif pengungkapan maksud menjadi lebih mengesankan, lebih hidup, lebih jelas dan lebih menarik. Berikut beberapa bahasa figuratif yang terdapat pada novel Laskar Pelangi.

1. Idiom

Idiom adalah konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya. Adapun penggunaan idiom pada novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata adalah dapat dilihat pada data-data berikut ini. 105 senyum getir LP: 2 senyum yang lahir dari rasa hati kecewa 106 situasi genting LP: 4 keadaan yang tegang, berbahaya 99 107 keras kepala LP: 14; 425; 459 tidak mau menurut nasihat orang lain 108 angkat bicara LP: 21 mulai bicara 109 dada berkobar-kobar LP: 23 semangat yang menyala-nyala dengan hebatnya 110 pahit getir LP: 23 perjalanan hidup dengan berbagai kesulitan dan kesusahan 111 rendah hati LP: 35; 111; 122; 359 sifat yang tidak sombong atau tidak angkuh 112 hitam putih LP: 61 keadaan ketentuan, hal yang sebenarnya 113 buang hajat LP: 65 buang air besar 114 bermulut besar LP: 69 suka membual 115 tersenyum pahit LP: 73 senyum yang lahir dari rasa hati kecewa 116 pucat pasi LP: 73; 173; 368; 382; 407 pucat sekali 117 terkulai lemas LP: 73 tergantung lemah; hampir patah tetapi masih tergantung 118 anak emas LP: 74 orang yang paling disayangi 119 kepala batu LP: 75 tidak mau menurut nasihat orang lain 120 sebatang kara LP: 91 tidak mempunyai sanak saudara 121 bujang lapuk LP: 99 laki-laki dewasa tua yang belum menikah 122 diam terpaku LP: 104; 290 tidak bisa berkata apa-apa 123 otakmu tumpul LP: 108 bodoh 124 jatuh hati LP: 109 menaruh cinta kasih kepada seseorang 100 125 memaku hati LP: 137 menciptakan rasa yang mendalam dalam hati 126 luar kepala LP: 143 hanya dengan ingatan tidak perlu ditulis atau melihat tulisan 127 dada terasa lapang LP: 150 tidak mudah marah;sabar 128 setengah hati LP: 189 tidak sungguh-sungguh 129 bertangan dingin LP: 193 mempunyai sifat yang selalu membawa hasil 130 berhati lembut LP: 193 perasaan hati yang tulus 131 diam seribu bahasa LP: 206 tidak bisa berkata apa-apa 132 mabuk kepayang LP: 213 tergila-gila karena cinta 133 cinta monyet LP: 251; 338 rasa kasih antara laki-laki dan perempuan ketika masih kanak- kanak 134 belahan jiwaku LP: 252 kekasih hati 135 patah harapan LP: 256 putus asa; kehilangan semangat 136 debat kusir LP: 264; 290 debat yang tidak disertai alasan yang masuk akal 137 remuk redam LP: 264 hancur sama sekali 138 senyum kecut LP: 265 senyum yang lahir dari rasa hati kecewa 139 mati lemas LP: 276 mati karena kekurangan oksigen 140 sedingin es LP: 325; 427 tidak menaruh perhatian, sikap yang kaku 141 patah hati LP: 335 kecewa karena putus percintaan ; kecewa karena harapannya gagal 101 142 berjiwa besar LP: 336; 339 sabar; tidak mudah marah 143 cinta picisan LP: 338 rasa kasih antara laki-laki dan perempuan yang bermutu rendah 144 dunia hitam LP: 349 lingkungan kehidupan yang bertentangan dengan norma hukum yang berlaku; 145 keras pendiriannya LP: 349 tidak mau menurut nasihat orang lain 146 uang saku LP: 358 uang yang dibawa untuk keperluan sewaktu-waktu; uang jajan 147 dunia gelap LP: 360; 387 lingkungan kehidupan yang bertentangan dengan norma hukum yang berlaku; kehidupan orang-orang yang melakukan kejahatan 148 berkecil hati LP: 363 agak marah; mudah tersinggung 149 membabi buta LP: 382 melakukan sesuatu secara nekad, tidak peduli apa-apa 150 kerendahan hati LP: 431 menjadikan diri tidak sombong, tidak angkuh Pemilihan dan pemakaian idiom pada data-data di atas dalam deskripsi cerita dimaksudkan penulis untuk lebih memperdalam makna tuturan. Idiom- idiom tersebut sangat mewarnai dalam deskripsi cerita sehingga kalimat- kalimat yang ditulis Andrea Hirata seakan berpotensi membentuk paragraph- paragraf baru. Pembaca dibuatnya terlena dan larut dalam cerita dengan untaian bahasa yang begitu memikat. Selain itu pemilihan dan pemakaian 102 idiom berfungsi untuk membuat indah deskripsi cerita. Perhatikan data idiom berikut ini jika dalam kalimat. 149.a Ia paham bahwa berpolemik secara membabi buta dan berkomentar... akan memperlihatkan ketololannya sendiri. LP: 382 150.a Kami belajar tentang kerendahan hati, tekad dan persahabatan LP: 431 Data 149.a menggunakan idiom membabi buta, yang artinya melakukan sesuatu secara nekad, tidak peduli apa-apa. Jika dalam deskripsi cerita ditulis apa adanya sesuai artinya tersebut maka tidak akan menimbulkan kesan estetis dan tidak membuat tertarik pembaca. Begitu pula pada data 150.a kata kerendahan hati yang artinya menjadikan diri tidak sombong, tidak angkuh, jika langsung dituangkan dalam kalimat juga membuat deskripsi cerita tidak bermakna. Jadi dapat dikatakan bahwa penggunaan idiom pada deskripsi cerita menambah makna dan nilai keindahan cerita.

2. Arti Kiasan