Berdasarkan alasan yang dikemukankan di atas, maka perlu dirumuskan kembali apa yang dimaksud dengan perjanjian itu. Menurut doktrin teori lama,
yang disebut perjanjian adalah hukum berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Dari definisi di atas, telah terlihat adanya asas
konsensualisme dan timbulnya akibat hukum tumbuhlenyapnya hak dan kewajiban.
Menurut teori baru yang dikemukakan oleh Van Dunne, yang diartikan dengan perjanjian adalah suatu hubungan hukum antara dua pihak atau
lebihberdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum. Teori baru tersebut tidak hanya melihat perjanjian semata-mata, tetapi juga harus dilihat
perbuatan-perbuatansebelumnya atau yang mendahuluinya.
29
2. Pengertian Perjanjian Kerjasama
Berdasarkan pada beberapa pengertian perjanjian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa di dalam suatu perjanjian minimal harus terdapat dua pihak, di
mana kedua belah pihak saling bersepakat untuk menimbulkan suatu akibat hukum tertentu. Di mana dalam kesepakatan itu, satu pihak wajib melaksanakan
sesuai dengan yang telah disepakati, dan pihak yang satunya berhak mendapatkan sesuai dengan apa yang telah disepakati.
Perjanjian kerjasama merupakan suatu bentuk kerjasama yang berlandaskan atas perjanjian-perjanjian yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak
yang sepakat untuk melakukan kerjasama. Perjanjian kerjasama tidak diatur secara khusus dalam KUHPerdata,
perjanjian ini merupakan perjanjian yang lahir berdasarkan asas kebebasan
29
Salim H.S, Pengantar Hukum Perdata Tertulis BW, Sinar Grafika, Jakarta, 2002, hal. 161.
berkontrak. Meskipun tidak diatur dalam KUHPerdata, namun perjanjian kerjasama ini tetap berpedoman pada KUHPerdata. Hal ini sesuai dengan
ketentuan Pasal 1319 KUHPerdata yang menyatakan “Semua perjanjian baik yang mempunyai suatu nama khusus, maupun yang tidak terkenal dengan suatu nama
tertentu, tunduk pada peraturan-peraturan umum yang termuat di dalam bab ini dan bab yang lalu.”
Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, “Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan
antara serikat pekerjaserikat buruh atau beberapa serikat pekerjaserikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak”.
Sedangkan menurut Subekti perjanjian kerja adalah perjanjian antara seorang buruh dengan majikan, perjanjian mana ditandai oleh ciri-ciri adanya
suatu upah atau gaji tertentu yang diperjanjikan dan adanya suatu hubungan yaitu suatu hubungan berdasarkan mana pihak yang satu yaitu majikan berhak
memberikan perintah-perintah yang harus ditaati oleh pihak yang lain yaitu buruh. Berdasarkan Black’s Law Dictionary perjanjian kerjasama merupakan
“Suatu perjanjian antara dua orang atau lebih yang menciptakan kewajiban untuk berbuat atau tidak berbuat suatu hal yang khusus”.
30
Berdasarkan definisi perjanjian kerjasama di atas memiliki kesamaan dengan pengertian perjanjian, karena suatu perjanjian kerjasama tidak dapat
dipisahkan dari syarat-syarat perjanjian yang sah menurut KUHPerdata. Dengan
30
Edy Suprapto, Artikel Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama, http:erland78.blogspot.co.id201207nota-kesepahaman-dan-perjanjian.html
, diakses pada tanggal 06 April 2017.
kata lain, perjanjanjian kerjasama memiliki dasar hukum yang sama dengan suatu perjanjian yang merupakan suatu perangkat kaidah hukum yang mengatur tentang
hubungan hukum antara dua orang atau lebih untuk yang satu mengikat dirinya kepada yang lain, atau di antara keduanya saling mengikatkan diri yang
menimbulkan hak dan kewajiban satu sama lain, untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.
Pada dasarnya perjanjian kerjasama ini berawal dari suatu perbedaan atauketidaksamaan kepentingan diantara para pihak yang bersangkutan.
Perumusanhubungan kontraktual tersebut pada umumnya senantiasa diawali dengan prosesnegosiasi diantara para pihak. Melalui negosiasi para pihak
berupayamenciptakan bentuk-bentuk kesepakatan untuk saling mempertemukan sesuatuyang diinginkan melalui proses tawar-menawar.
31
Salah satu unsur yang terdapat dalam perjanjian kerjasama adalah adanya subjek hukum. Subjek hukum merupakan pendukung hak dan kewajiban yaitu
Berawal dari terjadinya perbedaan kepentingan para pihak akan dicobadipertemukan melalui adanya kesepakatan dari para pihak. Oleh karena
itumelalui hubungan perjanjian perbedaan tersebut dapat diakomodir dan selanjutnyadapat dibingkai dengan sebuah perangkat hukum sehingga dapat
mengikat para pihak. Mengenai sisi kepastian hukum dan keadilan justru akan tercapai apabilaperbedaan yang ada diantara para pihak dapat terakomodasi
melalui suatumekanisme hubungan kontraktual yang bekerja secara proporsional. Perjanjian yang terbentuk dari kesepakatan para pihak ini akan bersifat mengikat
dan berlaku sebagai undang-undang dan wajib dilaksanakan dengan iktikad baik.
31
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial, Kencana Prenadamedia Group, Jakarta, 2010, hal. 1.
para pihak yang terkait dalam perjanjian kerjasama tersebut. Adapun pihak-pihak yang bersangkutan dalam perjanjian kerjasama antara lain, pihak yang berhak atas
sesuatu dari pihak lain dan pihak yang berkewajiban memenuhi sesuatu kepada pihak yang satu.
Pada prinsipnya perjanjian kerjasama dibedakan dalam 3 pola yaitu: 4.
Usaha Bersama Joint Venture Joint venture adalah merupakan bentuk kerjasama umum dapat dilakukan
pada semua bidang usaha, di mana para pihak masing-masing menyerahkan model untuk membentuk badan usaha yang mengelola usaha
bersama. 5.
Kerjasama Operasi Joint Operation Joint operation adalah bentuk kerjasama khusus, di mana bidang usaha
yang dilaksanakan merupakan bidang usaha yang merupakan hak atau kewenangan salah satu pihak. Bidang usaha itu sebelumnya sudah ada dan
sudah beroperasi, di mana pihak investor memberikan dana untuk melanjutkan atau mengembangkan usaha yang semula merupakan hak atau
wewenang pihak lain, dengan membentuk badan usaha baru sebagai pelaksana kegiatan usaha.
6. Operasi Sepihak Single Operational
Single operational merupakan bentuk kerjasama khusus di mana bidang usahanya berupa bangunan komersial. Salah satu pihak dalam
kerjasamaini adalah pemilik yang menguasai tanah, sedangkan pihak laininvestor, diijinkan untuk membangun suatu bangunan komersial di
atas tanah milik yang dikuasai pihak lain, dan diberi hak untuk
mengoperasionalkan bangunan komersial tersebut untuk jangka waktu tertentu dengan pemberian fee tertentu selama jangka waktu operasional
dan setelah jangka waktu operasional berakhir investor wajib mengembalikan tanah beserta bangunan komersial di atasnya kepada pihak
pemilikyang menguasai tanah. Bentuk kerjasama ini lasimnya disebut : BOT Build, Operate and Transfer, dan variannya
adalah : BOOT Build, Own, Operate and Transfer, BLT Build, Lease and Transfer dan BOO Build, Own and Operate.
32
32
Raimond Flora Lamandasa, loc.cit.
Jumlah dari perjanjian ini tidak terbatas namun disesuaikan dengan kebutuhan para pihak yang mengadakan perjanjian ini, dan lahirnya perjanjian ini
merupakan praktik nyata dari asas kebebasan berkontrak. Suatu perjanjian tidak terlepas dari kontrak dan menganut asas kebebasan
berkontrak. Asas kebebasan berkontrak mengartikan bahwa para pihak bebas mengadakan perjanjian apa saja dengan berbagai bentuk, dengan ketentuan
kontrak yang dibuat tidak boleh bertentangan dengan Undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum. Asas kebebasan berkontrak ini dapat disimpulkan
berdasarkan pada Pasal 1338 KUHPerdata, yang mengatakan bahwa segala perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-undang bagi mereka
yang membuatnya. Pasal ini dimaksudkan sebagai pernyataan bahwa setiap perjanjian bersifat “mengikat” kedua belah pihak, disertai adanya asas kebebasan
berkontrak.
B. Syarat Sahnya Perjanjian