Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2012 dengan jumlah 141 mahasiswa. Deskripsi data yang disajikan merupakan data yang telah
diolah dilihat dari nilai rata-rata mean, median, modus, dan standardeviasi. Selain itu, juga disajikan tebel distribusi frekuensi dan
histogram dari masing-masing variabel. Deskripsi data masing-masing variabel secara rinci dapat dilihat dalam uraian berikut ini.
a. Kesiapan Mengajar
Data variabel Kesiapan Mengajar diperoleh melalui angket yang terdiri dari 17 butir pernyataan dengan menggunakan 4 alternatif
jawaban dimana 4 untuk skor tertinggi dan 1 untuk skor terendah. Berdasarkan analisis data variabel Kesiapan Mengajar dengan
menggunakan program komputer SPSS Statistics 21 diperoleh skor tertinggi 66 dan skor terendah 47; dengan nilai Mean M sebesar
55,91, Median Me sebesar 54, Modus Mo sebesar 51 dan Standar Deviasi SD sebesar 5,03.
Untuk menyusun distribusi frekuensi Kesiapan Mengajar dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1 Menentukan Kelas Interval
Jumlah Kelas Interval K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 141
= 8,092 dibulatkan menjadi 8 2
Menghitung Rentang Kelas Range Rentang Kelas R
= skor tertinggi – skor terendah
= 66 – 47 = 19
3 Menentukan Panjang Kelas
Panjang Kelas =
Re a e a
J a e a
e a
= = 2,375 dibulatkan menjadi 3
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Data Variabel Kesiapan Mengajar
No. Interval
F
1. 45-47
1 0,709
2. 48-50
7 4,965
3. 51-53
53 37,589
4. 54-56
23 16,312
5. 57-59
22 15,603
6. 60-62
13 9,220
7. 63-65
17 12,057
8. 66-68
5 3,546
Jumlah 141
100
Sumber: Data Primer yang telah diolah Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dapat digambarkan
histogram distribusi frekuensi Kesiapan Mengajar sebagai berikut:
Gambar 3. Histogram Distribusi Frekuensi Kesiapan Mengajar 1
7 53
23 22
13 17
5 10
20 30
40 50
60
44,5 47,5 50,5 53,5 56,5 59,5 62,5 65,5 68,5 F
re k
u en
si
Interval Kesiapan Mengajar
Pengkategorian variabel Kesiapan Mengajar menggunakan kriteria skor ideal. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Jumlah butir = 17
Mi = +
= 42,5 Penskoran
= 1 – 4
SDi = −
= 8,5 X
min i
= 17 x 1 = 17 X
max i
= 17 x 4 = 68 Selanjutnya variabel Kesiapan Mengajar digolongkan kedalam 3
kategori kecenderungan variabel yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Adapun
pengkategorian kecenderungan
Kesiapan Mengajar
didasarkan pada 3 kategori dengan ketentuan sebagai berikut Saifuddin Azwar, 2010:109:
Tabel 10. Kategori Variabel Kesiapan Mengajar
No Rumus
Batasan Kategori
1. X ≥ Mi+1,0SDi
X ≥ 51 Tinggi
2. Mi
–1,0SDi≤X Mi+1,0SDi 34 ≤X51 Sedang
3. X Mi-1,0SDi
X 34 Rendah
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh kriteria
kecenderungan Kesiapan Mengajar sebagai berikut: Tabel 11. Kategori Kecenderungan Variabel Kesiapan Mengajar
No. Skor
Frekuensi Kategori
Absolut Relatif
1. X ≥ 51
133 94,3
Tinggi 2.
34 ≤ X 51 8
5,7 Sedang
3. X 34
Rendah
Jumlah 141
100
Sumber: Data Primer yang telah diolah Berdasarkan distribusi kecenderungan variabel Kesiapan
Mengajar di atas dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut:
Gambar 4. Diagram Lingkaran Variabel Kesiapan Mengajar Berdasarkan tabel dan diagram lingkaran di atas frekuensi
variabel Kesiapan Mengajar pada kategori tinggi sebanyak 133 mahasiswa 94,3, frekuensi variabel Kesiapan Mengajar pada
kategori sedang sebanyak 8 mahasiswa 5,7, dan frekuensi variabel Kesiapan Mengajar pada kategori rendah sebanyak 0
mahasiswa 0. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan variabel Kesiapan Mengajar berada pada kategori tinggi yaitu 133
mahasiswa 94,3.
b. Minat menjadi Guru
Data variabel Minat menjadi Guru diperoleh melalui angket yang terdiri dari 17 butir pernyataan dengan menggunakan 4
alternatif jawaban dimana 4 untuk skor tertinggi dan 1 untuk skor terendah. Berdasarkan analisis data variabel Minat menjadi Guru
dengan menggunakan program komputer SPSS Statistics 21,maka diperoleh skor tertinggi 67 dan skor terendah 40; dengan nilai Mean
M sebesar 51,04, Median Me sebesar 50, Modus Mo sebesar 51 dan Standar Deviasi SD sebesar 5,52.
94,3 5,7 0
Kesiapan Mengajar
Tinggi Sedang
Rendah