Siklus 1 Hasil Penelitian 1. Kondisi Tempat Penelitian

139 kelompok group process skills. Model pembelajaran GI ini dapat membantu dalam pembelajaran menggambar busana karena mempunyai kelebihan antara lain: singkat, efisien dan terarah sehingga dapat meningkatkan kompetensi belajar siswa. Model pembelajaran Group Investigation ini telah divalidasi oleh ahli judgment expert untuk diterapkan pada pembelajaran menggambar busana SMK N 1 Sewon. Proses pembelajaran dilakukan sebanyak tiga siklus yang dimulai dari pra siklus sebelum dikenai tindakan. Tiap siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun tahapan dalam penelitian tindakan kelas tersebut adalah sebagai berikut.

a. Siklus 1

1 Tahap pendahuluan Model pembelajaran Group Investigation membantu siswa dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, hal ini terjadi karena siswa terdorong untuk selalu ingin tahu lebih banyak dari materi yang belum mereka ketahui. Namun, mereka merasa malu dan takut untuk menanyakan hal yang belum mereka ketahui kepada guru, dengan demikian dengan penerapan Model pembelajaran Group Investigation ini sangat tepat untuk siswa karena mereka bisa bekerja sama dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru pada mata pelajaran menggambar proporsi tubuh wanita. Pada siklus 1 respon dan motivasi siswa masih rendah. Interaksi siswa dengan teman aktif dan kurang berkembang dalam berdiskusi kelompok. Belum semua siswa yang menyampaikan pendapat dan atau pertanyaan kepada sesama teman kelompok. Hal ini disebabkan siswa belum sepenuhnya memahami sikap dan kegiatan yang seharusnya dilakukan pada tahap ini. Seharusnya siswa menyampaikan pendapatnya sehingga tercapai kesepakatan tentang skenario pembelajaran dan tugas belajar siswa. 2 Tahap mengidentifikasi masalah 140 Siswa terlatih untuk bekerja sama secara terbuka dalam setiap tahapan pembelajaran, dalam mengidentifikasi masalah siswa belajar untuk menganalisis gambar yang diberikan guru kepada masing-masing kelompok kemudian didiskusikan bersama-sama. Hal ini penting karena berpengaruh pada tahap selanjutnya, siswa juga belajar untuk mengetahui apa yang mereka perlukan untuk setiap materi pelajaran. Pelaksanaan tahap menganalisis gambar pose pada siklus 1 siswa masih menghabiskan waktu untuk menganalisis proporsi tubuh wanita yang sesuai pose pada gambar. Kerjasama dan diskusi dalam kegiatan ini belum dilaksanakan sepenuhnya dengan baik oleh siswa. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa belum memahami kegiatan ini secara benar. 3 Tahap mengumpulkan data Pada tahap pengumpulan data ini, siswa telah mampu menganalisis gambar dengan benar yang kemudian dituangkan pada desainlembar kerja gambar yang akan mereka buat seusai langkah-langkah gambar yang benar. Hal ini dikarenakan pada Model pembelajaran Group Investigation siswa selalu bertukar pendapat dengan kelompoknya untuk memperoleh pengetahuan baru yang dipergunakan untuk memecahkan masalah dalam menganalisis gambar. 4 Tahap melakukan pemecahan masalah Dalam tahap pemecahan masalah Model pembelajaran Group Investigation membantu siswa untuk lebih aktif, baik dalam persiapan menggambar, maupun proses menggambar proporsi tubuh wanita dengan pose. Sehingga hasil dari gambar dan analisis gambar pada kompetensi siswa dalam menggambar proporsi tubuh wanita ini berkembang dengan baik. Tahap melakukan pemecahan masalah pada siklus 1 telah 141 dilaksanakan oleh siswa meskipun dengan hasil yang kurang maksimal. Siswa masih menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan apa yang harus mereka kerjakan. 5 Tahap penutup Tahapan penutup siswa dapat melihat hasil dari ketercapaian pemahaman materi yang mereka pelajari, sikap aktif selama pembelajaran, juga hasil gambar proporsi tubuh wanita yang siswa kerjakan selama pembelajaran berlangsung. Semakin baik mengikuti tahapan Model pembelajaran Group Investigation, maka semakin meningkat pula kompetensi yang mereka miliki. Pada siklus 1 siswa belum mampu melaksanakan tahap penutup dengan baik, karena konsentrasi mereka masih terpecah untuk menyelesaikan langkah-langkah gambar proporsi tubuh dengan pose, sehingga pemikiran mereka kurang fokus.

b. Siklus 2

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN MENGGAMBAR PROPORSI TUBUH WANITA DEWASA SISWA KELAS XI TATA BUSANA SMK NEGERI 8 MEDAN.

0 5 25

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN CHART DAN JOB SHEET PROPORSI TUBUH WANITA PADA MATA DIKLAT MENGGAMBAR BUSANA DI SMK MARSUDIRINI MARGANINGSIH SURAKARTA.

0 0 183

PENGEMBANGAN MODUL MENGGAMBAR PROPORSI TUBUH WANITA DEWASA DALAM MATA PELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA PADA SISWA KELAS X SMK MA’ARIF 2 PIYUNGAN.

8 94 200

PENGEMBANGAN BUKU AJAR “MENGGAMBAR PROPORSI TUBUH: TIPE NATURAL” PADA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT MENGGAMBAR BUSANA DI SMKN 1 GEGERBITUNG SUKABUMI JAWA BARAT.

0 2 184

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGAMBAR PROPORSI TUBUH WANITA MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA DI SMK PIRI 2 YOGYAKARTA.

1 3 250

PENINGKATAN KREATIVITAS MENDESAIN BUSANA DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA PEMBELAJARAN MOODBOARD PADA MATA DIKLAT MENGGAMBAR BUSANA SISWA KELAS XI DI SMK N 1 SEWON.

28 312 258

PENINGKATAN KREATIVITAS MENDESAIN BUSANA DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA PEMBELAJARAN MOODBOARD PADA MATA DIKLAT MENGGAMBAR BUSANA SISWA KELAS XI DI SMK N 1 SEWON.

1 1 258

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGAMBAR PROPORSI TUBUH MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH UNTUK SISWA X BUSANA SMK MUHAMMADIYAH 1 IMOGIRI.

0 0 179

PENGEMBANGAN MODUL PENYELESAIAN PEMBUATAN GAMBAR BUSANA PADA MATA PELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 1 PANDAK.

38 504 304

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KOMPETENSI MENGGAMBAR SECARA KERING MENGGUNAKAN MEDIA JOB SHEET PADA MATA DIKLAT MENGGAMBAR BUSANA KELAS X DI SMK PEMBANGUNAN PACITAN.

0 8 150