20
membekali peserta didik dengan keterampilan berpikir logis dan sistematis dalam menghadap suatu masalah di bidang manapun Suprihatiningrum, 2013, hal. 167-
169. Tujuan melatih keterampilan proses sains dalam proses pembelajaran antara
lain: a.
Meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik, karena peserta didik dipacu untuk berpartisipasi secara aktif dan efisien.
b. Menuntaskan hasil belajar peseta didik secara menyeluruh, baik keterampilan
produk, proses, maupun kinerja. c.
Menemukan dan membangun sendiri konsep serta dapat mendefinisikan benar untuk mencegah miskonsepsi.
d. Memperdalam konsep dan fakta yang dipelajari karena peserta didik yang
menemukan konsep sendiri. e.
Mengembangkan konsep dengan kenyataan dalam lingkungan masyarakat. f.
Melatih keterampilan dan berpikir logis dalam masyarakat dalam memecahkan masalah sebagai latihan hidup bermasyarakat Trianto, 2010, hal. 150.
5. Materi Pembelajaran Asam Basa
Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, zat yanh bersifat masam mengandung asam
misalkan asam asetaat yang terdapat pada cuka, asam sitrat yang terdapat dalam jeruk, dll. Sedangkan basa mempunyai sifat pahit, misalkan soda api natrium
hidroksida yang bersifat membakar. Untuk mengetahui sifat dari suatu asam dan basa yang terdapat dalam laboratorium tidak boleh membedakan dengan mencicipi
21
dari rasanya, tetapi menggunakan alat atau zat tertentu yang disebut indikator. Sebenarnya terdapat beberapa teori untuk menjelaskan sifat asam dan basa dari
suatu larutan antara lain: a.
Teori Arrhenius Pada tahun 1887, ketika Arhenius melontarkan teori tentang disosiasi
elektrolit. Menurut Arrhenius dalam air, asam berdisosiasi menjadi ion hidrogen dan anion, serta basa berdisosiasi menjadi ion hidroksida dan kation:
Asam : HX H
+
+ X
-
Basa : BOH OH
-
+ B
+
Day Underwood, 1999, hal. 119 b.
Teori Bronsted-Lowry Pada tahun 1923, Bronsted mengemukakan gagasan baru tentang asam-basa
yang mempertahankan persamaan kesetimbangan Arrhenius tetapi secara konsep lebih luas dan informas yang lebih banyak. Pada tahun 1924, Lowry juga
menyampaikan gagasan yang sama dengan Bronsted sehingga banyak orang menyebutkan teori asam basa Bronster-Lowry. Dalam konsep Bronsted, asam
adalah zat yang dapat memberikan proton sedangkan basa adalah zat yang menerima suatu proton. Apabila suatu spesies yang dihasilkan kekurangan proton
maka spesies tersebut memiliki afinitas proton dan bersifat basa. Jadi dalam konsep Bronsted terdapat pasangan asam basa “konjugat”:
HB H
+
+ B Asam
Basa Asam HB dapat bersifat netral, anion, maupun kation kerena itu muatan
pada HB dan B tidak dispesifikkan. Sebagai satuan unsur yang positif, proton memiliki kerapatan muatan sedemikian sehingga sangat tidak mngkin bisa berada
dalam larutan secara bebas. Jadi, agar HB berubah menjadi B harus terdapat suatu
22
penerima proton suatu basa lain. Seringkali basa tersebut adakah pelarutnya sendiri, seperti dalam disosiasi asam asetat dalam air:
HOAc H
+
+ OAc
-
H
2
O + H
+
H
3
O
+
HOAc + H
2
O H
3
O
+
+ OAc
-
Asam1 Basa2 Basa1 Asam2
Air bukanlah satu-satunya pekarut yang dapat diberikan proton oleh asam. Salah satu teori penting dari Bronsted adalah tekanan pada peranan pelarut dalam
asama dan basa. Disosiasi asam dalam larutan sangat tergantung pada kebasaan pelarut. Sebagai contoh asam perklorat adalah suatu asam kuat, terdisosiasi total
dalam pelarut air, tetapi hanya terdisosiasi sedikit dalam asam sulfat tanpa air. Dalam disosiasi suatu basa menggunakan prinsip yang sama dengan disosiasi asam,
dan besarnya disosiasi dipengaruhi oleh keasaamn pelarut Day Underwood, 1999, hal. 120-121.
c. Konsep pH
Ion hidrogen dan ion hidroksida akan terdapat dalam banyak kesetimbangan sebagai hasil pada disosisasi air sehingga sering dibutuhkan untuk mengetahui
konsentrasinya dalam laritan air. Konsentrasi ion tersebut berkisar dari harga yang relatif tinggi sampai yang sangat rendah, dan suatu sebutan logaritma tela dibuat
untuk memudahkan pengungkapan besaran konsentrasi. Misalkan, jika ingin konsentrasi ion hidorgen dalam suatu larutan disebut pH, maka
pH = log [H
+
] = −log[H
+
]
23
Dengan pendekatan yang sama untuk konsentrasi ion OH
-
, maka definisi dari pOH larutan adalah
pOH = −log[OH
−
] Sebagaimana hubungan antara [H
+
] dam [OH
-
] dalam larutan, demikian juga pH dan pOH-nya. Dari pernyataan kesetimbangan untuk disosiasi air, akan
didapatkan persamaan dengan mengambil harga logaritma dari keduanya − log �
�
= − log[
+
] + − log[�
−
] Dari definisi
− log �
�
= p�
�
p�
�
= pH + pOH Oleh karena
�
�
= , �
−1
, p�
�
= 4. Maka diperoleh hubungan yang penting
pH + pOH = 4 Brady, 2010, hal. 105-106
d. Indikator Asam Basa
Untuk memperkirakan keasaman atau kebasaan suatu larutan menggunakan zat disebut indikator asam basa. Indikator adalah senyawa organik yang warnanya
tergantung pada pH larutan kemana indikator itu dilarutkan. Contoh yang khas adalah lakmus yang berwarna merah muda pada larutan asma dan biru pada larutan
basa. Dalam laboratirium, sering digunakan kertas lakmus, yaitu suatu kertas absorben yang telah dicelupkan ke dalam zat warna lakmus. Misalnya untuk
mengetahui apakah suatu larutan bersifat asam atau basa, maka pada lakmus merah ditetesi suatu larutan apabila warna kertas lakmus menjadi biru berarti larutan
bersifat basa. Demikian juga apabila lakmus biru ditetesi suatu larutan apabila warna kertas lakmus menjadi merah berarti larutan bersifat asam. Kertas-kertas pH
24
lainnya yang mengandung indikator campuran juga dapat digunakan untuk memperkirakan pH larutan dan disebut jug kertas indikator universal Brady, 2010,
hal. 107. Indikator asam basa selain untuk membedakan larutan asam dan basa,
memperkirakan pH larutan serta digunakan menentukan titik akhir titrasi. Terdapat banyak asam dan basa organik lemah yang bentuk ion dan bentuk tak
terdisosiasinya menunjukkan warna yang berbeda. Molekul-molekul yang seperti itu dapat digunakan sebagai indikator tampak asma basa.
Secara sederhana, indikator asam dilambangkkan dengan HIn dan indikator basa dilambangkan dengan InOH. Disosiasi indikator asam basa tersebut adalah
sebagai berikut: HIn + H
2
O H
3
O
+
+ In
-
InOH In
-
+ OH
-
Tetapan disosiasi asam adalah �
�
= [ �
+
][
−
] [
] Dalam bentuk logaritma menjadi
H = �
�
− � � [
] [
−
] Perubahan minimun dalam pH yang diperlukan untuk suatu perubahan warna
yang terjadi pada indikator disebut jangkauan indikator. Beberapa indikator asam basa antara lain:
25
Tabel 1. Indikator Asam Basa Indikator
Perubahan Warna Dengan Naiknya pH
Jangka pH Asam pikrat
Tak berwarna ke kuning 0,1-0,8
Biru timol Merah ke kuning
1,2-2,8 2,6-Dinitrofenol
Tak berwarna ke kuning 2,0-4,0
Metil kuning Merah ke kuning
2,9-4,0 Metil jingga
Merah ke kuning 3,1-4,4
Hijau bromkresol Kuning ke biru
3,8-5,4 Metil merah
Merah ke kuning 4,2-6,2
Lakmus Merah ke biru
5,0-8,0 Metil ungu
Ungu ke biru 4,8-5,4
p-Nitrofenol Tak berwarna ke kuning
5,6-7,6 Ungu bromkresol
Kuning ke ungu 5,2-6,8
Biru bromtimol Kuning ke biru
6,0-7,6 Merah fenol
Kuning ke merah 6,8-8,4
Fenolftalein Tak berwarna ke merah
8,0-9,6 Kuning R alizarin
Kuning ke lembayung 10,1-12,0
Day Underwood, 1999, hal. 152-153.
26
BAB III METODE PENELITIAN