Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari buku-buku referensi,
dokumen, majalah, jurnal dan bahan-bahan dari situs-situs internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.
3.5 Interpretasi Data
Data yang dikerjakan sejak peneliti mengumpulkan data dilakukan secara intensif setelah pengumpulan data selesai dilaksanakan. Menurut Moleong
2006:190 pengolahan data ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Yaitu, wawancara, pengamatan observasi yang
sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Data tersebut setelah dibaca dan dipelajari lalu ditelaah, maka
langkah selanjutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan cara abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang terperinci,
merujuk keinti dengan menelaah pernyataan-pernyataan yang diperlukan sehingga tetap berada dalam fokus penelitian. Langkah selanjutnya adalah menyusun data-
data dalam satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan. Berbagai kategori tersebut dilihat kaitannya satu dengan yang lainnya dan di interpretasikan secara
kualitatif. Proses analisis dalam penelitian ini telah dimulai sejak awal penulisan proposal, sehingga selesainya penelitian ini yang menjadi ciri khas dari analisis
kualitatif.
Universitas Sumatera Utara
3.6 Jadwal Kegiatan No.
Kegiatan Bulan ke-
1 2
3 4
5 6
7 8
9 1
Pra Observasi √
2 ACC Judul
√
3 Penyusunan Proposal Penelitian
√ √
4
Seminar Proposal Penelitian √
5 Revisi Proposal Penelitian
√ √
6 Penelitian ke Lapangan
√ √ √ √ √ √
7 Pengumpulan Data dan Analisis
Data √ √
8
Bimbingan Skripsi √ √ √ √ √ √
9 Penulisan Laporan
√ √
10 Sidang Meja Hijau
√
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PROSES PERALIHAN FUNGSI KAWASAN DARI KAWASAN
PEMUKIMAN MENJADI KAWASAN PERDAGANGAN DI KECAMATAN MEDAN AREA
Pada peralihan kawasan yang terjadi di Kecamatan Medan Area ini terbagi atas dua masa kawasan. Yaitu pada masa Kecamatan Medan Area merupakan
kawasan permukiman dan masa dimana Kecamatan Medan Area merupakan kawasan perdagangan. Kondisi kawasan ini pada saat menjadi kawasan
permukiman dan pada saat menjadi kawasan perdagangan sangat berbeda. Perbedaan ini dapat dilihat dengan perubahan lingkungan, pola interaksi
masyarakat, kegiatan-kegiatan yang ada di kawasan tersebut, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah pemaparan bagaimana proses peralihan fungsi kawasan
dari kawasan permukiman menjadi kawasan perdagangan di Kecamatan Medan Area berdasarkan hasil interpretasi data lapangan.
4.1 Kecamatan Medan Area Pada Masa Menjadi Kawasan Permukiman
Pada zaman Kesultanan Melayu Deli, beberapa Kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Area merupakan wilayah yang masih termasuk dalam
lingkungan istana. Wilayah-wilayah yang diperkirakan oleh masyarakat setempat, yang dahulu merupakan lingkungan istana atau tempat berdirinya puri-puri pada
masa pemerintahan Kesultanan Melayu Deli adalah Kelurahan Kota Matsum I,Kelurahan Kota, Matsum II, dan Kelurahan Kota Matsum IV. Tepatnya wilayah
yang kini sudah berubah menjadi Jalan besar yang dikelilingi oleh rumah-rumah penduduk. Yaitu Jalan Amaliun, Jalan Puri, Jalan Rahmadsyah, Jalan Utama,
Jalan Laksana, dan Jalan Ismaliyah. Bahkan nama salah satu jalan di wilayah
Universitas Sumatera Utara