Penyusunan Failure Mode and Effect Analysis FMEA Logic Tree Analysis LTA

Tabel 5.9. Matriks Kegagalan Fungsi Sistem Mesin No. Kegagalan Fungsi 1.1.1 1.1.2 1.2.1 1.2.2

2.1.1 2.1.2

2.1.3 Vakum X X X X Sealing X X X

5.2.2.5. Penyusunan Failure Mode and Effect Analysis FMEA

Dari analisis FMEA, kita dapat memprediksi komponen mana yang yang sering rusak dan sejauh mana pengaruhnya terhadap fungsi sistem secara keseluruhan sehingga kita akan dapat memberikan perlakuan lebih terhadap komponen tersebut dengan tindakan pemeliharaan yang tepat. Hal utama dalam FMEA adalah Risk Priority Number RPN. RPN merupakan hasil perhitungan matematis dari keseriusan effect severity, kemungkinan terjadinya kegagalan yang berhubungan dengan effect occurrence, dan kemampuan untuk mendeteksi kegagalan sebelum terjadi detection. RPN dapat ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut : RPN = Severity x Occurrence x Detection Contoh pengisian Tabel FMEA atas permasalahan 1.1.1 yaitu masih terdapat udara di dalam bola lampu sebagai berikut : 1. Komponen part yang mungkin rusak yaitu karet vakum atau Rubber S-205 2. Mode kegagalan Failure Mode yang terjadi yaitu karet vakum tidak dapat menghambat udara Universitas Sumatera Utara 3. Penyebab kerusakan Failure Causes antara lain yaitu karet aus, pemasangan karet vakum yang tidak sesuai, dan kecacatan awal yang terjadi pada karet vakum 4. Efek kegagalan Failure Effect dari kerusakan ini yaitu ruang vakum bola lampu tercampur dengan udara 5. Tingkat Severity adalah 7 Pengurangan fungsi utama karena pada dasarnya komponen masih melakuka fungsi utama namun tidak secara sempurna 6. Tingkat Occurrence adalah 8 31-35 kali per 7200 jam penggunaan 7. Tingkat Detection adalah 5 memberikan kesempatan yang sedang untuk terdeteksi 8. Nilai RPN = Severity x Occurrence x Detection = 7 x 8 x 5 = 280 Pada Lampiran 3 dan Lampiran 4 ditunjukkan Tabel FMEA kemungkinan kerusakan yang terjadi pada mesin vakum dan mesin sealing.

5.2.2.6. Logic Tree Analysis LTA

Logic Tree Analysis LTA bertujuan untuk memberikan prioritas pada setiap mode kerusakan dan melakukan peninjauan terhadap fungsi dan kegagalan fungsi. Prioritas suatu mode kerusakan dapat diketahui dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan dalam LTA ini. LTA mengandung informasi mengenai nomor dan nama kegagalan fungsi, nomor dan mode kerusakan, analisis kekritisan dan keterangan tambahan yang dibutuhkan. Analisis kekritisan menempatkan setiap mode kerusakan ke dalam satu dari empat kategori. Empat hal yang penting dalam analisis kekritisan yaitu sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Evident, yaitu apakah operator mengetahui dalam kondisi normal, telah terjadi gangguan dalam sistem? b. Safety, yaitu apakah mode kerusakan ini menyebabkan masalah keselamatan? c. Outage, yaitu apakah mode kerusakan ini mengakibatkan mesin berhenti? d. Category, yaitu pengkategorian yang diperoleh setelah menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diajukan. Pada bagian ini komponen terbagi dalam 4 kategori, yakni: 1. Kategori A Safety problem 2. Kategori B Outage problem 3. Kategori C Economic problem 4. Kategori D Hidden failure Pada Gambar 5.7. ditunjukkan contoh flowchart penyusunan Logic Tree Analysis LTA dan pada Lampiran 5 dan Lampiran 6 akan ditunjukkan penguraian dari Logic Tree Analysis LTA komponen yang menyebabkan kegagalan sistem.

5.2.2.7. Pemilihan Tindakan