Cat Minyak Alat dan Bahan Seni Rupa Dua Dimensi

158 Kegiatan Pembelajaran 4 adalah tahan terhadap perubahan cuaca sehingga karya lukisan yang menggunakan cat minyak dapat bertahan berabad-abad. Dalam perkembangan penggunaannya, cat minyak dapat ditorehkan langsung dari tubenya ke atas kanvas guna keperluan ekspresi yang ingin diungkapkan oleh pelukisnya. Kelemahan cat minyak adalah baunya yang sangat kuat dan menyebabkan udara dalam ruangan menjadi pengap. Oleh karena itu, untuk menjaga kesehatan diperlukan ruang khusus untuk bekerja dengan ventilasi yang dapat mengatur sirkulasi udara dengan baik. Selain itu kelemahan cat minyak ketika telah menjadi lukisan adalah tidak tahan terhadap kelembaban. Untuk menghindarinya, apabila lukisan digantung di tembok harus ada celah antara tembok dan lukisan. Maksudnya adalah untuk memberikan sirkulasi udara di belakang lukisan, sehingga lukisan terhindar dari kelembaban. Ada beberapa tanda terjadinya kerusakan pada lukisan cat minyak yaitu retak, keriput, kering, berjamur. Cat lukisan dapat retak jika kualitas cat minyak kurang baik, perubahan cuaca yang ekstrim, tidak stabilnya percampuran pigmen dan minyak. Keriput dapat disebabkan karena kesalah dalam percampuran warna, atau ada unsur lain yang tercampur seperti air. Warna lukisan dapat kering disebabkan oleh tidak ratanya cat dasar pada kanvas, sehingga bagian yang tipis dapat menyerap minyak pada cat yang digunakan. Lukisan dapat berjamur jika menempel pada diding lembab dalam waktu yang lama. 159 Seni Budaya Seni Rupa SMP KK A Gambar 90. Goresan-goresan cat minyak Sumber Buku Koleksi Presiden Sukarno Gambar 91. Dullah, Tentara Pendudukan Sumber: Koleksi Presiden Soekarno 160 Kegiatan Pembelajaran 4

2. Media Campuran Seni Rupa Dua Dimesional

Media campuran sering disebut mixed media. Maksud dari istilah ini adalah menujukan kepada penggunaan kombinasi lebih dari satu bahan seni rupa dua dimensional, misalnya cat air dikombinasi dengan pastel, pensil dikombinasi dengan pastel dan seterusnya. Penggunaan media campuran tujuannya tidak lain untuk mendapatkan efek-efek artistik yang tidak didapatkan dalam penggunaan media tunggal. Media campuran sangat menantang karena menggabungkan sifat media yang berbeda, seperti cat minyak dengan cat akrilik, cat minyak menggunakan minyak sebagai medium pengencernya, sedang cat akrilik menggunakan air; dua medium ini sangat kontras. Namun jika dari sifat kontras tersebut dapat dikendalikan efeknya, maka akan mendapatkan karya yang artistik dan unik. Hal yang penting untuk dipertimbangkan adalah prosedurnya, medium yang mana didahulukan, karena hal ini menentukan efek yang ditimbulkannya. Misalnya, cat akrilik lebih dahulu diterapkan karena sifatnya cepat kering dan dapat digunakan membuat efek tekstur. Setelah kering diterapkan cat minyak, kemudian sebelum kering disapu dengan lap maka dapat menimbulkan efek tekstur yang menarik sesuai dengan pembentukan awalnya berupa tonjolan-tonjolan warna akrilik yang tebal. Media akrilik sangat fleksibel karena dapat dikombinasi dengan berbagai media seperti pastel, pensil, tinta, arang, atau untuk mendapatkan efek tekstur yang unik dapat dicampur dengan serbuk gergaji, pasir dan material lainnya. Penggunaan cat air juga dapat dicampur dengan media lain seperti pastel,akrilik, pensil hitam, pensil warna, atau media kering lainnya. Prosedurnya dapat bolak-balik, masksudnya dapat cat air lebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan media lainnya. Misalnya, untuk membuat efek tekstur terlebih dahulu digunakan pastel minyak, selanjutnya diterapkan cat air. Oleh karena pastel mengandung minyak, maka ketika cat air dikuaskan warna pastel tidak hilang oleh warna cat air dengan demikian tekstur dapat tercipta oleh goresan-goresan pastel. Selain dengan pastel minyak, cat air dapat dikombinasi dengan pensil, tinta, akrilik dan cat minyak. Jadi pada 161 Seni Budaya Seni Rupa SMP KK A dasarnya seluruh material untuk seni rupa dua dimensi dapat dicampur atau dikombinasi penggunaanya dalam menciptakan karya seni rupa. Gambar 92. Goresan-goresan campuran pensil dan pastel Sumber: AAK Suryahadi

3. Bahan dan Alat Seni Rupa Tiga Dimensional

Pada bab sebelumnya telah disinggung sedikit mengenai seni rupa tiga dimensional. Pada bab ini akan dibahas lebih jauh tentang alat, bahan seni rupa tiga dimensional dengan tujuan agar setiap siswa memahami potensinya dan dapat mengembangkan kepekaan estetik sebagai dasar untuk membuat karya tiga dimensional selanjutnya. Oleh sebab itu di dalam 162 Kegiatan Pembelajaran 4 latihan penekanannya bukan membuat karya seni rupa yang sesungguhmya, tetapi sifatnya lebih kepada eksplorasi terhadap unsur seni rupa terutama unsur wujud dan sifat bahan yang digunakan. Dalam pembahasan alat dan bahan seni rupa tiga dimen-sional ini karena penekanannya bukan membuat karya seni tiga dimensi yang sesungguhnya, dan kecenderungannya lebih kepada pemahaman karakter unsur seni rupa tiga dimensional melalui eksplorasi terhadap kualitas bahan untuk mendapatkan kualitas artistiknya. Seni rupa dua dimensional hanya terdiri dari dimensi panjang dan lebar, sedangkan seni rupa tiga dimensional ditambah dengan ketebalan. Kalau kita cermati sebenarnya kita hidup berada di dalam ruang. Apa yang ada di sekitar kita bukan gambar pipih yang hanya memiliki panjang dan lebar, tetapi ruang yang memiliki kedalaman dan wujud yang memiliki panjang, lebar dan ketebalan atau volume. Oleh karena itu, untuk membuat karya seni rupa tiga dimensional, seorang perupa harus mampu berimajinasi tentang ujud dari setiap arah dan sisi benda yang akan dibuat. Sebelum melaksanakan praktek untuk membuat karya seni rupa tiga dimensional perlu mengenal terlebih dahulu karakter beberapa bahan dan alat yang digunakan. Untuk eksplorasi wujud tiga dimensional ada beberapa jenis bahan dan alat. Bahan-bahan tersebut dikategorikan menjadi tiga, yakni : bahan lunak, bahan liat, dan bahan keras. Semua bahan itu memiliki ka-rakternya masing-masing dan harus diketahui oleh perupa dan kriyawan. Namun pada praktek ini, dan mengingat beberapa keterbatasan, tidak semua bahan sempat digunakan. a Bahan Lunak Kertas, karton, gabus dan styrofoam termasuk bahan lunak. Bahan-bahan ini relatif mudah didapat dan dibentuk dengan menggunakan alat yang sederhana seperti pisau, silet dan gunting. Bahkan tanpa alatpun, kertas dapat dilipat langsung dengan tangan tanpa bantuan alat yang lain. Latihan dengan bahan lunak ini lebih banyak menggunakan bahan karton. Jenis karton cukup banyak, namun untuk latihan dengan teknik potong dan toreh gunakanlah karton yang kaku agar bentuk yang dibuat tidak mudah melengkung. Untuk teknik melipat, karton tebal dan kaku tidak baik digunakan karena sulit dilipat. Walaupun dapat digunakan tetapi hasilnya