Arang Alat dan Bahan Seni Rupa Dua Dimensi

130 Kegiatan Pembelajaran 4 rupa dua dimensional dan jika ditekuni secara mendalam dapat menghasilkan karya yang berkualitas baik. Perhatikan gambar 89, pelukisnya memanfaatkan efek tekstur kasar dalam menggambarkan pohon dan gunung, sebaliknya pada gambar 91 a dan b, goresan arang dibuat halus mengikuti tekstur obyek yang digambar, yaitu bunga anggrek dan kulit manusia. Jadi menggambar dengan arang dengan hitam putih dapat menghasilkan gambar yang baik. Gambar 58. Kathe Kolowitz, Self-Potrait Sumber: Paul Zelanski Pelukis kenamaan zaman Renaissance seperti Leonardo da Vinci gambar 92, Rembrant dan Durrer, sangat mahir menggunakan arang untuk melukis. Seharusnya para pemula banyak menggunakan arang untuk melatih keterampilan dasar dalam membuat bentuk dan ilusi tiga dimensional pada kertas. Perhatikan gambar 91 a dan b, pelukisnya sangat mahir dalam memanipulasi arang dalam membuat ilusi volume tiga dimensi terhadap obyek yang digambar. Perhatikan gambar 91 a tone atau gelap terang yang membentuk plastisitas helai bunga dibuat dengan cermat, diberi latar belakang gelap, sehingga obyek bunga menonjol. Pada gambar 91b, tone gelap terang juga dapat membentuk ilusi volume pada manusia yang digambar dengan menonjolkan plastisitas kepala dan lengan yang kekar. 131 Seni Budaya Seni Rupa SMP KK A Gambar 59. a Bunga anggrek sumber: Richard McDaniel, b Laki-laki tertidur sumber: Burne Hogsrth Gambar 60. Leonardo da Vinci,The Virgin and the Child and with St. Anne and St. John the Baptist sumber; Paul Zelanski a B 132 Kegiatan Pembelajaran 4 Latihan menggambar dengan arang bermanfaat untuk melatih keterampilan sehingga akan mempermudah penggunaan bahan menggambar yang lain. Menggunakan bahan arang merupakan dasar pemahaman tentang pembentukan plastisitas yang dihasilkan dengan kecekatan teknik membuat tone gelap terang khususnya pada kegiatan gambar dan melukis realis. Pada kedua jenis seni rupa ini, tone gelap terang menjadi salah satu unsur seni rupa yang penting dalam mendapatkan ilusi tiga dimensi pada bidang datar. Untuk itu perlu melakukan latihan yang intens agar dapat menguasainya dengan baik.

h. Pensil

Selain arang, pensil juga merupakan alat sederhana dalam pembuatan karya seni rupa dua dimensional. Menurut sejarahnya, pensil mulai berkembang pada abad ke-16 ketika diketemukan bahan grafit secara kebetulan dibawah pohon tumbang karena badai di desa Barrowdale, Cumberland, Inggris. Grafit merupakan benda menyerupai batu hitam mengkilap tetapi dapat menghasilkan tanda hitam yang awalnya dinamakan plumbago dalam bahasa Latin. Grafit kemudian digunakan untuk berbagai keperluan terutama sebagai bahan menulis dan menggambar dengan cara ditajamkan dan dibungkus dengan benang agar mudah dipegang. Pada perkembangannya di akhir abad ke 18, Nicolas Jacques Conte diminta oleh Napoleon untuk mengem-bangkan pensil. Ia mencampur serbuk grafit dengan tanah liat untuk membuatnya keras. Semakin banyak campuran tanah liat semakin keras pensil yang dihasilkan dan tanda yang dihasilkan semakin tipis warna hitamnya. Jadi dengan perbandingan campuran grafit dan pensil, gelap terang tanda yang dihasilkan oleh pensil menjadi bervariasi. Campuran grafit dan tanah liat dibakar dan dimasukkan ke dalam tabung kecil terbuat dari kayu sebagaimana halnya pensil yang kita ketahui saat ini. Derajat kekerasannya ditentukan oleh jumlah kandungan grafitnya sehingga untuk kepentingan penggunaannya pensil dibuat dalam variasi dengan sistim 133 Seni Budaya Seni Rupa SMP KK A bertingkat. Untuk dapat mengenalinya, pensil dengan kode H menunjukkan bahwa pensil itu keras hard sedangkan dengan kode B adalah pensil lebih lunak dan hitam black. Pensil 3H lebih keras dibanding pensil 2H, begitupula pensil 3B lebih hitam hasil goresannya dibanding pensil 1B. Untuk keperluan berkarya seni rupa dianjurkan menggunakan pensil hitam yang lunak B. Penggunaannya dalam praktek, biasanya pensil keras H digunakan untuk sketsa awal kemudian dilanjutkan penye-lesaiannya dengan pensil B dalam berbagai variasi kepekatan. Namun perlu diperhatikan karena pensil H sangat keras jika digunakan sering membuat kertas gambar ’luka’ dan bekasnya sulit dihilangkan. Selain pensil H ada jenis pensil HB yang merupakan pensil dengan kekerasan yang sedang. Pensil ini baik untuk memulai pekerjaan awal berupa sketsa karena tidak merusak kertas dan hasil goresannya tidak terlalu tipis atau gelap. Pensil yang terlalu lunak dan pekat kurang baik untuk sketsa awal karena agak sulit dihapus. Menghapus sket atau goresan sebaiknya menggunakan penghapus karet yang selunak mungkin agar kertas tidak luka waktu digosok. Upayakan jangan terlalu sering menghapus agar kertas tetap terjaga kondisinya. Pada waktu menghapus jaga tekanan penghapus pada kertas, begitu pula jaga kebersihan penghapus, karena apabila penghapus sudah terlalu sering digunakan warna hitam pensil akan melekat pada penghapus dan dapat membuat kotor kertas gambar. Oleh karenanya, bersihkan penghapus karet dengan menggsokkannya pada kertas yang tidak terpakai dan gunakan alas kertas ketika tangan menggambar dan menyentuh bagian yang tidak sedang dikerjakan tetapi sudah ada goresan pensilnya. Upaya ini adalah untuk tetap menjaga kebersihan gambar. 134 Kegiatan Pembelajaran 4 Gambar 61. Aneka Pensil