Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan

Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan 35 Standar Pelayanan Pendidikan pada semua bentuk, jenis, dan jenjang pendidikan. 3 Sebagai acuan dasar pengawasan dan penilaian pendidikan, yang relevan dan konsisten dengan sistem perencanaan, dan pelaksanaan prgram pendidikan pada tingkat pemerintah pusat, pemerintah daerah, propinsi dan kabupaten dan pada tingkat satuan pendidikan. 4 Memberikan pedoman kepada seluruh warga bangsa dan khususnya yang berkiprah dalam pengelolaan pendidikan bagaimana merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memantau, mengawasi, mengendalikan, dan menilai program pendidikan secara efisien, efektif, baik dan benar. 5 Menciptakan terwujudnya koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan amanah pendidikan bagi semua rakyat education for all baik secara vertikal maupun horizontal antara seluruh unsur kelembagaan yang bertugas, berwewenang dan bertanggungjawab dalam pendidikan mulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Propinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten Kota, dan Satuan Pendidikan dalam pengelolaan pendidikan baik pada tingkat nasional, daerah, lokal, dan individual. Ditinjau dari segi manajemen organisasi, terdapat empat hal yang perlu ditata kembali, yaitu: pengaturan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab, serta pola hubungan organisasi, pengaturan versus pengelolaan, dan hubungan organisasi fungsional. Pergeseran wewenang sebagai dampak dari desentralisasi pemerintahan seharusnya diikuti dengan pergeseran paradigma dalam seluruh aspek manajemen pendidikan di daerah yang semula dikelola secara sentralistik sekarang harus lebih didesentralisasikan. Untuk itu, dari aspek manajemen pendidikan ada beberapa hal yang perlu memperoleh perhatian, yaitu menyangkut permasalahan: manajemen organisasi, kurikulum, sumber daya manusia pendidikan, sarana dan prasarana, kesiswaan, hubungan publik public relation, pembiayaan pendidikan, dan manajemen berbasis sekolah. Dari keseluruhan permasalahan pendidikan baik tingkat makro maupun mikro pendidikan memang sangat diperlukan adanya Standar Pengelolaan Pendidikan yang efektif dan efisien. Berikut PP Nomor 19 Tahun 2005 Bab VIII tentang Standar Pengelolaan Pendidikan. Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, dituangkan dalam Pasal 49 sebagai berikut. 1 Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas 2 Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi menerapkan otonomi perguruan tinggi dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini memberikan kebebasan dan mendorong kemandirian dalam pengelolaan akademik, operasional, personalia, keuangan, dan area fungsional kepengelolaan lainnya yang diatur oleh masing-masing perguruan tinggi. Selanjutnya dalam pasal 50, disebutkan sebagai berikut. 1 Setiap satuan pendidikan dipimpin oleh seorang kepala satuan sebagai penanggung jawab pengelolaan pendidikan. 36 2 Dalam melaksanakan tugasnya kepala satuan pendidikan SMPMTs SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala satuan pendidikan. 3 Pada satuan pendidikan SMAMASMALB, SMKMAK, atau bentuk lain yang sederajat kepala satuan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya dibantu minimal oleh tiga wakil kepala satuan pendidikan yang masing-masing secara berturut-turut membidangi akademik, sarana dan prasarana, serta kesiswaan. Mengenai pengambilan keputusan pada satuan pendidikan, dituangkan dalam pasal 51. 1 Pengambilan keputusan pada satuan pendidikan dasar dan menengah di bidang akademik dilakukan oleh rapat Dewan Pendidik yang dipimpin oleh kepala satuan pendidikan. 2 Pengambilan keputusan pada satuan pendidikan dasar dan menengah di bidang non-akademik dilakukan oleh komite sekolahmadrasah yang dihadiri oleh kepala satuan pendidikan. 3 Rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu satuan pendidikan. Selanjutnya setiap satuan pendidikan juga harus memiliki pedoman-pedoman. Secara rinci hal ini termaktub dalam pasal 52. 1 Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang mengatur tentang: a kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus; b kalender pendidikanakademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan; c struktur organisasi satuan pendidikan; d pembagian tugas di antara pendidik; e pembagian tugas di antara tenaga kependidikan; f peraturan akademik; g tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana; h kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat; i biaya operasional satuan pendidikan. 2 Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat 1 butir a, b, d, e, f, dan h diputuskan oleh rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan. 3 Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat 1 butir c dan i diputuskan oleh komite sekolahmadrasah dan ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan. 4 Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat 1 butir g ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan setelah mempertimbangkan masukan dari rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah. 5 Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat 1 butir e ditetapkan oleh pimpinan satuan pendidikan. Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan 37 6 Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat 1 untuk pendidikan tinggi diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Sekolah juga diwajibkan membuat rencana kerja tahunan, sebagaimana bunyi pasal 53 berikut ini: 1 Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 empat tahun. 2 Rencana kerja tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: a Kalender pendidikanakademik yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur; b Jadwal penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk tahun ajaran berikutnya; c Mata pelajaran atau mata kuliah yang ditawarkan pada semester gasal, semester genap, dan semester pendek bila ada; d Penugasan pendidik pada mata pelajaran atau mata kuliah dan kegiatan lainnya; e Buku teks pelajaran yang dipakai pada masing-masing mata pelajaran; f Jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran; g Pengadaan, penggunaan, dan persediaan minimal bahan habis pakai; h Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan yang meliputi sekurang-kurangnya jenis, durasi, peserta, dan penyelenggara program; i Jadwal rapat Dewan Pendidik, rapat konsultasi satuan pendidikan dengan orang tuawali peserta didik, dan rapat satuan pendidikan dengan komite sekolahmadrasah, untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah; j Jadwal rapat Dewan Dosen dan rapat Senat Akademik untuk jenjang pendidikan tinggi; k Rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan untuk masa kerja satu tahun; l Jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja satuan pendidikan untuk satu tahun terakhir. 3 Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 2 harus disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite SekolahMadrasah. 4 Untuk jenjang pendidikan tinggi, rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 2 harus disetujui oleh lembaga berwenang sebagaimana diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Mengenai prinsip-prinsip pengelolaan satuan pendidikan, dijelaskan dalam pasal 54: 1 Pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan secara mandiri, efisien, efektif, dan akuntabel. 2 Pelaksanaan pengelolaan satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tidak sesuai dengan rencana kerja tahunan 38 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 harus mendapat persetujuan dari rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah 3 Pelaksanaan pengelolaan satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan tinggi yang tidak sesuai dengan rencana kerja tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 harus mendapat persetujuan dari lembaga berwenang sebagaimana diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 4 Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada rapat dewan pendidik dan komite sekolahmadrasah. 5 Pelaksanaan pengelolaan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi dipertanggungjawabkan oleh kepala satuan pendidikan kepada lembaga berwenang sebagaimana diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya pengawasan, pemantauan dan supervisi terhadap satuan pendidikan diatur dalam pasal 55, 56 dan 57: Pengawasan satuan pendidikan meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan; pemantauan dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas satuan pendidikan; dan Supervisi yang meliputi supervisi manajerial dan akademik dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala satuan pendidikan. Setiap pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan serta pengawas atau penilik pendidikan diharuskan membuat laporan kinerja. Hal ini tertuang dalam pasal 58: 1 Pelaporan dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, dan pengawas atau penilik satuan pendidikan. 2 Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, laporan oleh pendidik ditujukan kepada pimpinan satuan pendidikan dan orang tuawali peserta didik, berisi hasil evaluasi dan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester. 3 Laporan oleh tenaga kependidikan ditujukan kepada pimpinan satuan pendidikan, berisi pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester. 4 Untuk pendidikan dasar dan menengah, laporan oleh pimpinan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditujukan kepada komite sekolahmadrasah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, yang berisi hasil evaluasi dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester. 5 Untuk pendidikan dasar, menengah, dan non formal laporan oleh pengawas atau penilik satuan pendidikan ditujukan kepada BupatiWalikota melalui Dinas KabupatenKota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan dan satuan pendidikan yang bersangkutan. Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan 39 6 Untuk pendidikan dasar dan menengah keagamaan, laporan oleh pengawas satuan pendidikan ditujukan kepada Kantor Departemen Agama KabupatenKota dan satuan pendidikan yang bersangkutan. 7 Untuk jenjang pendidikan tinggi, laporan oleh kepala satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditujukan kepada Menteri, berisi hasil evaluasi dan dilakukan sekurang-kurangnya setiap akhir semester. 8 Setiap pihak yang menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sampai dengan ayat 7 wajib menindak lanjuti laporan tersebut untuk meningkatkan mutu satuan pendidikan, termasuk memberikan sanksi atas pelanggaran yang ditemukannya.

d. Standar Pembiayaan Pendidikan

Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan yang sesuai standar nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya operasional pendidikan meliputi: gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagaianya. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Mengacu pada pasal-pasal dan ayat dalam Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan pembiayaan pendidikan dapat disimpulkan bahwa meskipun biaya pendidikan itu terdiri dari biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal, namun standar pembiayaan pendidikan difokuskan pada biaya operasi pendidikan yang merupakan bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan agar dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan yang sesuai standar nasuional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan.

2. Pengolahan Hasil Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan

Pengolahan data dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat dan mudah diproses lebih lanjut. Analisis data dilakukan untuk lebih memaknai data yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang objektif. Pengolahan data dan analisis data merupakan salah satu tahapan yang sangat penting dalam penilaian untuk memperoleh informasi yang akurat dalam rangka pengambilan keputusan yang valid. Kualitas informasi hasil penelitian salah satunya sangat ditentukan oleh instrumen dan proses pengambilan data itu sendiri. 40 Berikut beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengolahan hasil pemantauan pelaksanaan pemenuhan SNP. a. Data yang dihimpun dengan menggunakan instrumen dan catatan disusun dalam struktur yang sistematis. b. Bandingkan setiap pencapaian yang sekolah wujudkan dengan target yang sekolah harapkan. c. Hitung berapa nilai maksimal yang seharusnya sekolah dapat, dan berapa yang senyatanya sekolah peroleh, selisih antara nilai ideal dengan nilai yang diperoleh sama dengan besarnya masalah yang sekolah miliki. d. Kelompokan nilai yang sudah melebihi standar, memenuhi standar, dan belum memenuhi standar berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. e. Pengawas dengan pihak yang disupervisi menganalisis pencapaian kualifikasi melebihi standar, memenuhi standar, dan belum memenuhi standar. Berikut contoh pengolahan hasil pemantauan pelaksanaan pemenuhan Standar Pembiayaan: Contoh Kasus: Seorang pengawas sekolah telah melaksanakan pemantauan pelaksanaan pemenuhan Standar Nasional Pendidikan di SMP Negeri Maharani 09 Kota Jakarta. Berdasarkan hasil wawancara dan pemeriksaan dokumen-dokumen yang terkait dihasilkan instrumen yang telah terisi seperti dibawah ini. Berikut cara mengolah hasil berdasarkan contoh instrumen tersebut. a. Jumlahkan setiap skor dan tuliskan pada baris total skor. Pada contoh instrumen pemantauan pelaksanaan pemenuhan Standar Pembiayaan tersebut dapat kita hasilkan bahwa jumlah skor 0 = 0, jumlah skor 1 = 1, jumlah skor 2 = 10, jumlah skor 3 = 12 dan jumlah skor 4 = 4 b. Jumlahkan setiap total skor. Pada contoh ini dihasilkan jumlah total skor adalah 27. Angka tersebut merupakan hasil akumulasi setiap total skor yaitu 1+4+18+4. c. Menghitung jumlah skor maksimal Untuk mendapatkan jumlah skor maksimal dari instrumen tersebut adalah dengan menghitung jumlah indikator yang terdapat dalam instrumen kemudian dikalikan dengan skor maksimal 4. Pada contoh instrumen tersebut terdapat 10 indikator maka nilai maksimum skor adalah 10 X 4 = 40. d. Menghitung nilai pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Untuk menghitung nilai pemenuhan saudara menggunakan rumus berikut. Berdasarkan perhitungan menurut rumus di atas maka akan kita hasilkan nilai pemenuhan Standar Pembiayaan sebesar 67.5 Nilai = Jumlah Skor Skor Maksimum x Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan 41 Nilai = x = , e. Menentukan kriteria pemenuhan Standar Nasional Pendidikan. Kriteria pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Merujuk pada skala sebagai berikut: Tabel 4. Kriteria Penilaian Pemenuhan SNP Nilai Kriteria 86 – 100 Sangat Baik 71 – 85 Baik 56 – 70 Cukup Kurang dari 56 Kurang Berdasarkan hasil perhitungan nilai sebesar 67.5 maka pemenuhan Standar Pembiayaan termasuk dalam kriteria CUKUP. INSTRUMEN PEMANTAUAN PELAKSANAAN PEMENUHAN STANDAR PEMBIAYAAN Petunjuk pengisian. 1. Berilah tanda checklist pada kolom skor pada setiap indikator sesuai dengan tingkat capaian masing masing indikator sesuai dengan kriteria berikut ini.  Skor 4: Terealisasi 96 - 100  Skor 3: Terealisasi 91 - 95  Skor 2: Terealisasi 86 - 90  Skor 1: Terealisasi 81 – 85  Skor 0: Terealisasi kurang dari 81 2. Isilah total skor pada masing-masing kolom skor. 3. Isilah Nilai dengan rumus sebagai berikut. Nilai = Jumlah total skor x 100 Skor Maksimum 4. Isilah Kriteria dengan menggunakan seperti pada tabel 4. INSTRUMEN PEMANTAUAN PELAKSANAAN PEMENUHAN STANDAR PEMBIAYAAN Sekolah : SMP Negeri Maharani 09 Nama Kepala Sekolah : Drs. Sueb Mahfudin, M.Pd Alamat Sekolah : Jl. Mampang Prapatan Kota Jakarta 42 No Indikator Skor 1 2 3 4 1 Sekolah menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah RKA-SM dengan melibatkan stakeholders V 2 Sekolah memiliki catatan tahunan berupa dokumen investasi sarana dan prasarana secara menyeluruh V 3 Sekolah membelanjakan biaya untuk pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan RKA-SM V 4 Sekolah memiliki modal kerja sebesar yang tertuang dalam RKA-SM membiayai seluruh kebutuhan pendidikan V 5 Sekolah membayar gaji, honor kegiatan-kegiatan sekolah, insentif, dan tunjangan lain bagi guru pada tahun berjalan V 6 Sekolah membayar gaji, honor kegiatan-kegiatan sekolah berjalan.insentif, dan tunjangan lain bagi tenaga kependidikan pada tahun V 7 Sekolah membelanjakan biaya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran satu tahun terakhir V 8 Sekolah membelanjakan dana untuk kegiatan kesiswaan selama satu tahun terakhir V 9 Sekolah membelanjakan biaya pengadaan alat tulis untuk kegiatan pembelajaran selama satu tahun terakhir V 10 Sekolah membelanjakan dana pengadaan bahan habis pakai untuk kegiatan pembelajaran selama satu tahun terakhir V ---------------------------------- Pengawas ---------------------------------------- Evaluasi Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan Standar Pembiayaan Berdasarkan nilai hasil pemantauan pelaksanaan pemenuhan standar pembiayaan didapatkan nilai sebesar 67.5 , hal tersebut menunjukan bahwa penilaian terhadap standar pembiayaan di SMP Negeri Maharani 09 Kota Jakarta berada pada kriteria CUKUP. Kesenjangan nilai antara kondisi nyata dengan kondisi yang diharapkan sebesar 32.5 . Berdasarkan data pada instrumen pemantauan pelaksanaan pemenuhan standar pembiayaan terlihat bahwa indikator nomor 2 SekolahMadrasah memiliki catatan tahunan berupa dokumen investasi sarana dan prasarana secara menyeluruh mendapat skor 4. Sedangkan beberapa indikator yang mendapat skor 3 adalah indikator nomor 1 SekolahMadrasah menyusun Rencana Kerja dan Anggaran SekolahMadras ah RKA-SM dengan melibatkan stakeholders, indikator nomor 4 SekolahMadrasah memiliki modal kerja sebesar yang tertuang dalam RKA-SM membiayai seluruh kebutuhan pendidikan, indikator nomor 5 SekolahMadrasah membayar gaji, honor kegiatan-kegiatan sekolahmadrasah, insentif, dan tunjangan lain bagi guru pada tahun berjalan, indikator nomor 7 SekolahMadrasah membelanjakan biaya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pembelajaran satu tahun terakhir, indikator nomor 8 SekolahMadrasah membelanjakan dana untuk kegiatan kesiswaan selama satu tahun terakhir, dan indikator nomor 10 SekolahMadrasah membelanjakan dana pengadaan bahan Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan 43 habis pakai untuk kegiatan pembelajaran selama satu tahun terakhir. Indikator nomor 3 SekolahMadrasah membelanjakan biaya untuk pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan RKA-SM, indikator nomor 9 SekolahMadrasah membelanjakan biaya pengadaan alat tulis untuk kegiatan pembelajaran selama satu tahun terakhir mendapat skor 2. Berdasarkan data hasil pemantauan pelaksanaan pemenuhan standar pembiayaan masih terdapat satu indikator yang mendapat skor 1 yaitu indikator nomor 6 SekolahMadrasah membayar gaji, honor kegiatan-kegiatan sekolah madrasah, berjalan insentif, dan tunjangan lain bagi tenaga kependidikan pada tahun.

3. Penyusunan Laporan Evaluasi Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan

a. Evaluasi. Chelimsky Ida, 2011 menyatakan bahwa evaluasi program merupakan penilaian terhadap efektivitas, implementasi, dan desain program. Demikian pula halnya, Brinkerhoff Ida, 2011 menyebutkan di antara aspek atau dimensi evaluasi program meliputi hasil impacts or outcomes, dan implementasi atau proses, serta tujuan dan rencana. Dengan demikian, implementasi program merupakan salah satu aspek dari evaluasi program. Evaluasi proses memiliki beberapa karakteristik. Pertama, evaluasi proses termasuk dalam evaluasi formatif, yakni evaluasi yang dilakukan ketika proses sedang berjalan. Kedua, evaluasi proses dapat berdiri sendiri atau dikembangkan secara kombinasi dengan jenis evaluasi lainnya. Pada umumnya evaluasi proses digabungkan dengan evaluasi hasil effective evaluation. Ketiga, evaluasi proses selalu bersifat retrospektif, yakni melihat apa yang sudah terjadi untuk memberikan petunjuk pada masa mendatang. Evaluasi hasil bertujuan untuk menilai hasil outcome dan membantu mempromosikan dan mendokumentasikan keberhasilan. Evaluasi proses bertujuan untuk menilai implementasi dan membantu membimbing pelaksanaan serta menginterpretasikan hasil. Evaluasi proses merupakan salah satu langkah untuk membantu memperoleh interpretasi hasil dari program yang dilaksanakan. b. Tujuan Evaluasi Hasil Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan SNP. Secara umum tujuan evaluasi hasil pelaksanaan program pemantauan pelaksanaan pemenuhan SNP pada hakekatnya untuk mendapatkan informasi dan menarik pelajaran dari pengalaman mengenai pengelolaan program pemenuhan SNP, keluaran, manfaat, dan dampak dari program pemenuhan yang telah dilaksanakan, maupun yang sudah berfungsi, sebagai umpan balik bagi pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian program selanjutnya. Secara khusus tujuan evaluasi hasil pelaksanaan pematauan SNP, adalah untuk: 1 memperoleh informasi mengenai efektivitas pelaksanaan pematauan SNP yang 44 dapat digunakan sebagai dasar pengembangan kemampuan profesional pengawas dalam melaksanakan tugas-tugas pengawasannya, dan 2 mendiskripsikan prestasi kerja pengawas secara pribadi maupun kolektif dalam siklus semesteran dan tahunan sehingga dapat diperoleh gambaran umum prestasi kerja pengawas pada tingkat satuan pendidikan, tingkat kabupatenkotaprovinsi sebagai dasar untuk menentukan kualitas program pengawasan. c. Manfaat Evaluasi Hasil Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan SNP. Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan dilakukan untuk mengukur tingkat ketercapaian program pengawasan, khususnya program pemantauan pelaksanaan pemantauan SNP. Informasi yang diperoleh dari evaluasi hasil pelaksanaan pemenuhan SNP sangat bermanfaat untuk pengambilan keputusan sebagai bahan rekomendasi dan penyempurnaan program sekolah dalam memenuhi SNP dan juga program pemantauan yang disusun dan dilakukan oleh pengawas. Dengan demikian, evaluasi program bersifat berorientasi pada pengambilan keputusan decision oriented, atau dilakukan dalam rangka pengambilan keputusan. Dalam konteks evaluasi program pamantauan SNP, manfaat dari evaluasi hasil pemantauan pelaksanaan pemenuhan SNP pada hakekatnya dapat digunakan untuk: 1 mengidentifikasi keberhasilan atau kegagalan pemenuhan SNP di sekolah binaan. 2 menunjukan kekuatan atau potensi yag dapat ditingkatkan. 3 membantu melihat konteks dan implikasi yang lebih luas. 4 memberikan informasi dalam membuat perencanaan, pengambilan keputusan, penyusunan rekomendasi, dan tindak lanjut. d. Penyusunan Laporan Evaluasi Hasil Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan SNP. Setelah melakukan evaluasi hasil pemantauan pelaksanaan pemenuhan SNP, pengawas sekolah mempunyai tanggung jawab untuk menyusun laporan evaluasi hasil pemantauan pelaksanaan pemenuhan SNP tersebut. Laporan evaluasi pemantauan pelaksanaan pemenuhan SNP berisi minimal 1 data hasil pemantauan; 2 hasil analisis, 3 kesimpulan, dan 4 tindak lanjut. e. Contoh Cara Pengisiian Laporan Evaluasi Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan SNP. Berikut contoh sederhana cara mengisi format aspek-aspek laporan evaluasi pemantauan pelaksanaan pemenuhan SNP. Tabel 5. Rambu-rambu Pengisian Laporan Evaluasi Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan SNP Data Hasil Pemantauan Hasil Analisis Kesimpulan Tindak Lanjut Rekomendasi 1. Diisi dengan deskripsi data hasil pemantauan sekolah binaan 1. Diisi dengan deskripsi data hasil analisis pengolahan 1. Diisi dengan deskripsi argiumentatif hasil 1. Diisi dengan deskripsi rekomendasi tindak lanjut