BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Zakat
Menurut etimologi syari’at istilah, zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan Allah SWT, untuk
dikeluarkan dan diberikan kepada orang–orang yang berhak menerimanya. Dalam Al – Quran, Allah SWT telah menyebutkan tentang zakat dan shalat sebanyak 82
ayat Al- Zuhayly, 2008, dimana kata zakat disebut sebanyak 30 kali dalam Al – Qur’an, 27 kali dalam satu ayat bersama shalat, 1 kali dalam konteks shalat, 8 kata
dalam surat yang diturunkan di Mekah, dan 22 kali dalam surat yang diturunkan di Madinah Nurhayati dan Wasilah, 2009.
Ditinjau dari segi bahasa kata zakat merupakan kata dasar dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik, sedangkan dari segi istilah fiqih, zakat
berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT diserahkan kepada orang yang berhak menerimanya, disamping berarti mengeluarkan
sejumlah harta tertentu itu sendiri Qardawi, 1995. Menurut Al-zuhaily, empat Madzhab memberikan defenisi berbeda-beda
mengenai makna zakat, yaitu sebagai berikut: 1.
Mazhab Syafi’i Zakat ialah sebuah ungkapan untuk mengeluarkan harta atau tubuh sesuai
dengan cara yang khusus. 2.
Mazhab Maliki Zakat ialah mengeluarkan sebagian yang khusus dari harta
yang khusus pula yang telah mencapai nishab kepada orang-orang yang berhak
Universitas Sumatera Utara
menerimanya. Manakala kepemilikan itu penuh dan sudah mencapai haul setahun selain barang tambang dan pertanian.
3. Mazhab Hanafi
Zakat ialah menjadikan sebagian harta yang khusus dari
harta yang khusus sebagai milik orang yang khusus sesuai
ketentuan syari’
at. 4.
Mazhab Hambali
Zakat ialah hak yang wajib dikeluarkan dari harta yang khusus untuk
kelompok yang khusus pula. Meskipun para ulama mengemukakannya agak berbeda antara satu dan
lainnya, akan tetapi pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada
pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya Ambara, 2009. Jadi zakat adalah salah satu kewajiban umat Islam yang telah ditetapkan
dalam Al-Qur’an. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang selalu disebutkan sejajar dengan shalat. Inilah yang menunjukkan betapa pentingnya zakat sebagai
salah satu rukun Islam. Al-ba’ly,2006 Allah SWT berfirman :
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamumembersihkan dan menyucikan mereka, dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu menjadi ketentraman bagi jiwa mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” QS. At
– Taubah 9: 103 Pada ayat diatas disebutkan bahwa tujuan seorang muslim menunaikan
ibadah zakat untuk membersihkan dan menyucikan harta mereka. Artinya, dengan
Universitas Sumatera Utara
berzakat jiwa seorang muslim menjadi bersih dan suci. Kebersihan jiwa dan keberkahan pada harta akan membuat manusia bahagia dunia akhirat.
Dalam ayat yang lain Allah berfirman, “Dan sesuatu riba tambahanyang kamu berikan agar dia bertambah
pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah, maka yang berbuat demikian itulah orang- orang yang melipat gandakan pahalanya.“QS. Ar-Ruum 30:
39 Ayat tersebut menjelaskan bahwa ibadah zakat tidak mengurangi harta
pemiliknya tapi justru melipatgandakan harta tersebut maupun pahala orang yang menunaikan zakat.
Zakat dan shalat dalam Al-Qur’an dan hadits merupakanlambang keseluruhan dari semua ajaran Islam. Hal tersebutmenunjukkan bahwa betapa
eratnya hubungan antara keduanya.Keislaman seseorang tidak akan sempurna kecuali dengan kedua haltersebut Al –Zuhaily,2008. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa orang yang dekatdengan Tuhan berimplikasi pula pada kedekatannya dengan manusia,begitu pula sebaliknya Muflih, 2006.
Melaksanakan shalat merupakan lambang baiknya hubunganseseorang dengan Tuhannya, sedang zakat adalah lambang harmonisnya hubungan antara
sesama manusia. Sehingga tidak mengherankan jika shalat dan zakat yang disyari’atkan Allah merupakan pilar-pilar berdirinya bangunan Islam. Jika
keduanyahancur maka Islam pun sulit untuk tetap bertahan.
Di dalam sejarah Islam pernah terjadi, bahwa Abu Bakarpernah memerangi orang yang tidak mau
Universitas Sumatera Utara
menunaikan zakat. Beliau mengatakan dengan tegas: “Demi Allah akan aku perangi orang yang membedakan antara shalat dan zakat”. Ambara,2009.
Selain ayat ayat yang terdapat dalam Al – Qur’an, juga terdapat hadist yang menjelaskan tentang zakat sebagaimana diriwiyatkan oleh H.R Ahmadsebagai
berikut: “Dari Anas bin Malik sesungguhnya ia berkata: bahwa telah datang
seorang laki – laki dari suku Tamim menghadap Nabi saw. Katanya: Ya Rasulullah, saya ini punya harta banyak, punya kaum kerabat dan
kawan kawan yang dating bertamu. Tolonglah katakan apa yang harus saya perbuat dan bagaimana caranya saya mengeluarkan nafkah.
Maka Nabi saw nenjawab: Anda keluarkan zakat dari harta tersebut, karena sesungguhnya zakat itu pencuci yang akan membersihkan anda,
yaitu menghubungkan silaturrahmi dengan keluargamu, dan mengakui hak peminta – minta, tetangga dan orang – orang miskin. Laki – laki itu
berkata: ya Rasulullah bagiku itu sangat sedikit. Nabi bersabda: Maka berilah kepada kaum kerabat, orang – orang miskin dan ibnu al –
sabil,” HR. Ahmad.
Berdasarkan Hadits di atas, dapat dikatakan bahwa zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mempunyai kelebihan harta. Zakat tidak
bersifat sukarela atau hanya pemberian dari orang – orang kaya kepada orang miskin fakir, tetapi merupakan hak mereka dengan ukuran dan ketentuan tertentu.
Asnaini, 2008
Universitas Sumatera Utara
2.2 Syarat Wajib Zakat